E-GOVERNMENT
Nama
|
:
|
Siti Sahati
|
NIM
|
:
|
6661160041
|
Semester/Kelas
|
:
|
III/ C
|
Mata Kuliah
|
:
|
E-Government
|
Dosen
Pengampu
|
:
|
Anis Fuad
|
QUIS
1.
Bagaimana jika seseorang itu tidak bisa menggunakan teknologi dan informasi tersebut?
Jawaban
:
Istilah
untuk orang yang tidak bisa menggunakan teknologi informasi dan tidak mengikuti
segala perkembangannya disebut dengan GAPTEK (Gagap Teknologi). Tidak semua
bisa dengan mudah dalam menggunakan teknologi informasi karena pada dasarnya sebagian
orang masih ada yang GAPTEK khususnya
untuk mereka yang terlahir di generasi yang berbeda seperti sekarang.
Dalam
hal ini, sebagaian orang yang GAPTEK akan merasa tertekan dengan segala
perubahan yang terjadi karena perkembangan teknologi. Banyak permasalahan yang
akan muncul karena hal tersebut, sebagai contoh mereka akan tertinggal dalam
segala aspek, tidak bisa mengetahui perkembangan informasi terkini, meraka juga
akan kesulitan dalam hal pencarian pekerjaan. Orang yang GAPTEK juga akan
mengalami yang namanya cultural lag serta akan terancam eksistensinya
dibandingkan dengan orang-orang yang menguasai teknologi.
Salah
satu cara untuk mengatasi kegaptekan seseorang ialah dengan terus mendorongnya
untuk mengetahui segala pengetahuan yang sudah ada dan teruslah bantu agar
tetap belajar dari kekurangan pengetahuan dan informasi yang dia miliki
tersebut. Dengan kemauan yang kuat untuk
mengetahui mengenai teknologi informasi, maka sedikit demi sedikit akan menghilangkan
kegaptekannya.
Sumber : Ngafifi, Muhammad. (2014). Jurnal Kemajuan Teknologi
dan Pola Hidup Manusia Dalam Perspektif Sosial Budaya.
2.
Bagaimana pemerintah mengukur persiapan dari e-readiness?
Jawaban
:
E-readiness
adalah suatu pengindikasian bagaimana suatu negara (Pemerintah dan Masyakat)
mampu untuk menyerap kemajuan teknologi informasi dan komunikasi dengan baik. Dalam
segi pengukuran persiapan e-readiness dapat dilihat dari beberapa hal, yakni :
a.
Menurut
IBM (Internasional Bussiness Machiness)
· Orang dan organisasi online
· Konten lokal yang relevan
· Penerimaan TIK dalam kehidupan sehari-hari dan,
· Penerimaan TIK di lingkungan pekerjaan
Namun sebuah Guide menjelaskan bahwa pengukuran e-readiness juga
terdapat kategori yakni :
· Jaringan akses
· Jaringan belajar
· Jaringan masyarakat (yang diukur dalam jaringan masyarakat adalah People
and Organizations online, locally relevant content, ICTs in everyday life, ICTs
in workplace)
· Jaringan ekonomi
· Jaringan kebijakan
Sumber : Muqhita, Dalies & Handayaningsih, Sri. (2013). E-Readiness
Pembuatan Model Sistem M-Government (Studi Kasus Pemerintah Kota Yogyakarta).
3.
Apa kekurangan dan kelebihan dari e-readiness. Sertakan dengan
contoh!
Jawaban
:
a.
Kelebihan
· Mudah diakses dimana saja dan kapan saja
· Tersedia secara online dan offline
· Lebih mudah dibawa kemana saja
· Berita terbaru mudah diakses
· Menghemat waktu dan biaya
· Mudah untuk dibagikan kepada sesama teman/pengguna
b.
Kekurangan
·
Menghilangkan
minat masyarakat untuk membaca dengan buku/koran/media cetak
·
Munculnya
berita Hoax yang mudah disebarkan
·
Kurangnya
pengawasan dari pemerintah dalam segi penyaringan informasi yang beredar
·
Tidak
semua masyarakat bisa menggunakan teknologi/digital
·
Sumber
daya manusia yang kurang
4.
Apa yang dimaksud dengan budaya organisasi elektronik?
Jawaban
:
Yang
dimaksud dengan budaya organisasi elektronik adalah sebuah kebiasaan yang
muncul karena penggunaan elektronik. Dengan adanya sistem e-government maka
akan memunculkan budaya organisasi yang membuat karyawan akan lebih semangat
dan giat dalam bekerja. Hal ini disebabkan karena apa yang mereka
lakukan/kerjakan menjadi lebih mudah dengan memanfaatkan sistem teknologi. Jadi
budaya organisasi adalah budaya yang muncul karena organisasi tersebut dalam
hal penyelesaian pekerjaannya memanfaatkan sistem elektronik government.
5.
Budaya apa yang tercipta dari budaya organisasi elektronik?
Jawaban
:
Dalam hal ini,
budaya yang tercipta dari budaya organisasi elektronik dalam egovernment
adalah :
·
Konsep
manajerial yang lebih memanfaatkan teknologi informasi
·
Sistem
Kepemimpinan yang menggunakan E-Leadership
·
Pengelolaan
karyawan berbasis digital
·
Budaya
adhocracy (Berkarakteristik pada pihak luar, diferensiasi, fleksibel dan
kebebasan untuk memilih)
6.
Bagaimana perkembangan e-readness di indonesia?
Jawaban
:
Perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi mendorong perubahan media informasi dan
interaksi dalam pemerintahan menjadi lebih maju. Begitu pula dengan perkembangan
e-readiness di indonesia, sejauh ini sudah berjalan dengan baik meskipun memang
dalam pelaksanaannya ditemukan beberapa hambatan. Seperti contohnya Yogyakarta
yang sudah melaksanakan sistem e-readiness. Dari segi kesiapan masyarakatnya
pun sudah memenuhi kriteria. Walaupun memang di Yogyakarta itu masih kekurangan
dalam hal peralatan yang diperlukan.
Masyarakat
saat ini sudah terbiasa dengan penggunaan e-readiness. Seperti ketika mereka
membaca berita, sudah jarang yang menggunakan koran/media cetak lainnya karena
sekarang mereka beralih membaca berita dengan menggunakan gadget/digital yang
mereka miliki. Namun masih ada juga sebagian orang yang masih belum paham dalam
menggunakan teknologi.
7.
Bagaimana cara agar budaya organisasi e-readness mendukung
pemerintah?
Jawaban
:
Budaya
organisasi e-readiness di indonesia sudah digunakan sejak lama oleh pemerintah
indonesia sendiri. Salah satu contohnya ialah dengan penyampaian informasi
pemerintah kepada masyarakat dengan memanfaatkan aplikasi seperti TANGERANG
LIVE.
Dengan
memanfaatkan e-readness dalam pemerintahan, maka segala urusan/pekerjaan akan
lebih mudah diselesiakan tanpa membutuhkan banyak waktu. Tentunya keberadaan
e-readiness sangatlah menguntungkan masyarakat terutama pemerintah. Pemerintah
tidak harus lagi secara langsung menyampaikan informasi/berita kepada
masyarakat dengan cara menemuinya secara langsung, tapi saat ini hanya perlu
memposting di aplikasi/website pemerintah maka beritanya akan tersebar ke
masyarakat.
8.
Apa kelebihan dan kekurangan dari budaya organisasi elektronik?
Jawaban
:
a.
Kelebihan
·
Menghemat
biaya, waktu, dan tenaga
·
Komitmen
organisasi menjadi lebih kuat
·
Konsistensi
dan perilaku pegawai/anggota semakin meningkat
·
Semangat
kerja meningkat
b.
Kekurangan
·
Mengilangkan
budaya asli/tradisional masyarakat
·
Merenggangkan
hubungan yang sudah ada karena terlalu sibuk dengan kesibukannya sendiri
·
Pengawasan
dari pemerintah yang masih kurang
9.
Jelaskan yang dimaksud dengan “Technical Knowladge”!
Jawaban
:
Knowladge
merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan manusia teutama dalam
organisasi/lembaga. Dalam kehidupannya manusia sangat membutuhkan knowladge
untuk bisa membuat sebuah keputusan yang tepat. Ketika seseorang tidak memiliki
knowladge dalam organisasi maka dia tidak akan bisa bertahan didalam organisasi
tersebut.
Yang
dimaksud dengan Technical Knowladge adalah sebuah hasil dari pengelolaan
informasi dan data yang sudah ada didalam infrastrukur e-government bisa
dipergunakan dan dijadikan sebagai sebuah sumber ilmu pengetahuan yang sangat
berharga bagi mereka yang membutuhkannya. Techincal knowladge ini merupakan
sebuah pembekalan untuk bisa menerapkan sistem e-government yang baik.
Sumber: Setiadi, Farisya., Rubhasy,Albaar., & Hasibuan, Zainal.
(2011). Model Government Knowledge Management System Untuk Mewujudkan
Transparansi Dan Partisipasi Publik Pada Instansi Pemerintah.
10.
Bagaimana membentuk sinergitas budaya organisasi dengan
e-government dalam meningkatkan kinerja organisasi?
Jawaban
:
Seperti
yang sudah kita ketahui bahwa keberadaan e-government sangatlah bermanfaat bagi
berbagai pihak, baik itu masyarakat ataupun pemerintah. E-government ini
sangatlah membantu dalam hal pembentukan sinergitas budaya organisasi
elektronik. Karena dalam sebuah organisasi sekarang ini kebanyakan sudah banyak
yang menggunakan perangkat elektronik/digital dalam penyelesaian segala
urusannya. Hal ini tentu sangat lah menguntungkan.
Kerjasama
yang dilakukanpun akan menyebar luas tidak terbatas dengan jarak dan waktu.
Karena ketika kita ingin menjalin hubungan/relasi dengan organisasi ada diluar
daerah kita hanya perlu memanfaatkan sistem teknologi yang ada seperti
melakukan panggilan telepon/video call atau bahkan mengirimkan surel/surat
online dengan menggunakan Hp ataupun laptop. Dengan begitu kita bisa
merundingkan hal-hal yang memang perlu didiskusikan untuk mendapatkan hasil
yang diinginkan bersama. Hal tersebut tentunya sangat berguna sekali serta
sangat menghemat tenaga, biaya dan waktu yang digunakan.
Karena
kemudahan yang muncul tersebut, maka kinerja dari pegawai/karyawan organisasi
tersebut akan semakin meningkat. Akan sedikit keluhan yang yang dirasakan
pegawai dengan begitu organisasi tersebut akan berjalan dengan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar