Senin, 15 April 2019

Quis E-Government


E-GOVERNMENT

Nama
:
Siti Sahati
NIM
:
6661160041
Semester/Kelas
:
III/ C
Mata Kuliah
:
E-Government
Dosen Pengampu
:
Anis Fuad

QUIS 
1.        Bagaimana jika seseorang itu tidak bisa  menggunakan teknologi dan informasi tersebut?
Jawaban :
Istilah untuk orang yang tidak bisa menggunakan teknologi informasi dan tidak mengikuti segala perkembangannya disebut dengan GAPTEK (Gagap Teknologi). Tidak semua bisa dengan mudah dalam menggunakan teknologi informasi karena pada dasarnya sebagian orang  masih ada yang GAPTEK khususnya untuk mereka yang terlahir di generasi yang berbeda seperti sekarang.
Dalam hal ini, sebagaian orang yang GAPTEK akan merasa tertekan dengan segala perubahan yang terjadi karena perkembangan teknologi. Banyak permasalahan yang akan muncul karena hal tersebut, sebagai contoh mereka akan tertinggal dalam segala aspek, tidak bisa mengetahui perkembangan informasi terkini, meraka juga akan kesulitan dalam hal pencarian pekerjaan. Orang yang GAPTEK juga akan mengalami yang namanya cultural lag serta akan terancam eksistensinya dibandingkan dengan orang-orang yang menguasai teknologi.
Salah satu cara untuk mengatasi kegaptekan seseorang ialah dengan terus mendorongnya untuk mengetahui segala pengetahuan yang sudah ada dan teruslah bantu agar tetap belajar dari kekurangan pengetahuan dan informasi yang dia miliki tersebut.  Dengan kemauan yang kuat untuk mengetahui mengenai teknologi informasi, maka sedikit  demi sedikit akan menghilangkan kegaptekannya.
Sumber : Ngafifi, Muhammad. (2014). Jurnal Kemajuan Teknologi dan Pola Hidup Manusia Dalam Perspektif Sosial Budaya.

2.        Bagaimana pemerintah mengukur persiapan dari e-readiness?
Jawaban :
E-readiness adalah suatu pengindikasian bagaimana suatu negara (Pemerintah dan Masyakat) mampu untuk menyerap kemajuan teknologi informasi dan komunikasi dengan baik. Dalam segi pengukuran persiapan e-readiness dapat dilihat dari beberapa hal, yakni :
a.    Menurut IBM (Internasional Bussiness Machiness)
·      Orang dan organisasi online
·      Konten lokal yang relevan
·      Penerimaan TIK dalam kehidupan sehari-hari dan,
·      Penerimaan TIK di lingkungan pekerjaan
Namun sebuah Guide menjelaskan bahwa pengukuran e-readiness juga terdapat  kategori yakni :
·      Jaringan akses
·      Jaringan belajar
·      Jaringan masyarakat (yang diukur dalam jaringan masyarakat adalah People and Organizations online, locally relevant content, ICTs in everyday life, ICTs in workplace)
·      Jaringan ekonomi
·      Jaringan kebijakan
Sumber : Muqhita, Dalies & Handayaningsih, Sri. (2013). E-Readiness Pembuatan Model Sistem M-Government (Studi Kasus Pemerintah Kota Yogyakarta).

3.        Apa kekurangan dan kelebihan dari e-readiness. Sertakan dengan contoh!
Jawaban :
a.    Kelebihan
·      Mudah diakses dimana saja dan kapan saja
·      Tersedia secara online dan offline
·      Lebih mudah dibawa kemana saja
·      Berita terbaru mudah diakses
·      Menghemat waktu dan biaya
·      Mudah untuk dibagikan kepada sesama teman/pengguna

b.    Kekurangan
·         Menghilangkan minat masyarakat untuk membaca dengan buku/koran/media cetak
·         Munculnya berita Hoax yang mudah disebarkan
·         Kurangnya pengawasan dari pemerintah dalam segi penyaringan informasi yang beredar
·         Tidak semua masyarakat bisa menggunakan teknologi/digital
·         Sumber daya manusia yang kurang

4.        Apa yang dimaksud dengan budaya organisasi elektronik?
Jawaban :
Yang dimaksud dengan budaya organisasi elektronik adalah sebuah kebiasaan yang muncul karena penggunaan elektronik. Dengan adanya sistem e-government maka akan memunculkan budaya organisasi yang membuat karyawan akan lebih semangat dan giat dalam bekerja. Hal ini disebabkan karena apa yang mereka lakukan/kerjakan menjadi lebih mudah dengan memanfaatkan sistem teknologi. Jadi budaya organisasi adalah budaya yang muncul karena organisasi tersebut dalam hal penyelesaian pekerjaannya memanfaatkan sistem elektronik government.

5.        Budaya apa yang tercipta dari budaya organisasi elektronik?
Jawaban :
Dalam hal ini, budaya yang tercipta dari budaya organisasi elektronik dalam egovernment adalah  :
·         Konsep manajerial yang lebih memanfaatkan teknologi informasi
·         Sistem Kepemimpinan yang menggunakan E-Leadership
·         Pengelolaan karyawan berbasis digital
·         Budaya adhocracy (Berkarakteristik pada pihak luar, diferensiasi, fleksibel dan kebebasan untuk memilih)

6.        Bagaimana perkembangan e-readness di indonesia?
Jawaban :
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi mendorong perubahan media informasi dan interaksi dalam pemerintahan menjadi lebih maju. Begitu pula dengan perkembangan e-readiness di indonesia, sejauh ini sudah berjalan dengan baik meskipun memang dalam pelaksanaannya ditemukan beberapa hambatan. Seperti contohnya Yogyakarta yang sudah melaksanakan sistem e-readiness. Dari segi kesiapan masyarakatnya pun sudah memenuhi kriteria. Walaupun memang di Yogyakarta itu masih kekurangan dalam hal peralatan yang diperlukan.
Masyarakat saat ini sudah terbiasa dengan penggunaan e-readiness. Seperti ketika mereka membaca berita, sudah jarang yang menggunakan koran/media cetak lainnya karena sekarang mereka beralih membaca berita dengan menggunakan gadget/digital yang mereka miliki. Namun masih ada juga sebagian orang yang masih belum paham dalam menggunakan teknologi.

7.        Bagaimana cara agar budaya organisasi e-readness mendukung pemerintah?
Jawaban :
Budaya organisasi e-readiness di indonesia sudah digunakan sejak lama oleh pemerintah indonesia sendiri. Salah satu contohnya ialah dengan penyampaian informasi pemerintah kepada masyarakat dengan memanfaatkan aplikasi seperti TANGERANG LIVE.
Dengan memanfaatkan e-readness dalam pemerintahan, maka segala urusan/pekerjaan akan lebih mudah diselesiakan tanpa membutuhkan banyak waktu. Tentunya keberadaan e-readiness sangatlah menguntungkan masyarakat terutama pemerintah. Pemerintah tidak harus lagi secara langsung menyampaikan informasi/berita kepada masyarakat dengan cara menemuinya secara langsung, tapi saat ini hanya perlu memposting di aplikasi/website pemerintah maka beritanya akan tersebar ke masyarakat.

8.        Apa kelebihan dan kekurangan dari budaya organisasi elektronik?
Jawaban :
a.    Kelebihan
·         Menghemat biaya, waktu, dan tenaga
·         Komitmen organisasi menjadi lebih kuat
·         Konsistensi dan perilaku pegawai/anggota semakin meningkat
·         Semangat kerja meningkat
b.    Kekurangan
·         Mengilangkan budaya asli/tradisional masyarakat
·         Merenggangkan hubungan yang sudah ada karena terlalu sibuk dengan kesibukannya sendiri
·         Pengawasan dari pemerintah yang masih kurang

9.        Jelaskan yang dimaksud dengan “Technical Knowladge”!
Jawaban :
Knowladge merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan manusia teutama dalam organisasi/lembaga. Dalam kehidupannya manusia sangat membutuhkan knowladge untuk bisa membuat sebuah keputusan yang tepat. Ketika seseorang tidak memiliki knowladge dalam organisasi maka dia tidak akan bisa bertahan didalam organisasi tersebut.
Yang dimaksud dengan Technical Knowladge adalah sebuah hasil dari pengelolaan informasi dan data yang sudah ada didalam infrastrukur e-government bisa dipergunakan dan dijadikan sebagai sebuah sumber ilmu pengetahuan yang sangat berharga bagi mereka yang membutuhkannya. Techincal knowladge ini merupakan sebuah pembekalan untuk bisa menerapkan sistem e-government yang baik.
Sumber: Setiadi, Farisya., Rubhasy,Albaar., & Hasibuan, Zainal. (2011). Model Government Knowledge Management System Untuk Mewujudkan Transparansi Dan Partisipasi Publik Pada Instansi Pemerintah.

10.    Bagaimana membentuk sinergitas budaya organisasi dengan e-government dalam meningkatkan kinerja organisasi?
Jawaban :
Seperti yang sudah kita ketahui bahwa keberadaan e-government sangatlah bermanfaat bagi berbagai pihak, baik itu masyarakat ataupun pemerintah. E-government ini sangatlah membantu dalam hal pembentukan sinergitas budaya organisasi elektronik. Karena dalam sebuah organisasi sekarang ini kebanyakan sudah banyak yang menggunakan perangkat elektronik/digital dalam penyelesaian segala urusannya. Hal ini tentu sangat lah menguntungkan.
Kerjasama yang dilakukanpun akan menyebar luas tidak terbatas dengan jarak dan waktu. Karena ketika kita ingin menjalin hubungan/relasi dengan organisasi ada diluar daerah kita hanya perlu memanfaatkan sistem teknologi yang ada seperti melakukan panggilan telepon/video call atau bahkan mengirimkan surel/surat online dengan menggunakan Hp ataupun laptop. Dengan begitu kita bisa merundingkan hal-hal yang memang perlu didiskusikan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan bersama. Hal tersebut tentunya sangat berguna sekali serta sangat menghemat tenaga, biaya dan waktu yang digunakan.
Karena kemudahan yang muncul tersebut, maka kinerja dari pegawai/karyawan organisasi tersebut akan semakin meningkat. Akan sedikit keluhan yang yang dirasakan pegawai dengan begitu organisasi tersebut akan berjalan dengan baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar