Kamis, 04 April 2019

Demografi


PENGERTIAN DASAR DEMOGRAFI
Kata demografi berasal dari bahasa Yunani yang berarti : “Demos” adalah rakyat atau penduduk “Grafein” adalah menulis. Jadi Demografi adalah tulisan-tulisan atau karangan-karangan mengenai rakyat atau penduduk.
Donald J. Bogue di dalam bukunya ‘Principles of Demography’ memberikan definisi Demografi sebagai berikut : “Demografi adalah ilmu yang mempelajari secara statistik dan matematik tentang besar, komposisi dan distribusi penduduk dan perubahan-perubahannya sepanjang masa melalui bekerjanya 5 komponen demografi yaitu Kelahiran (Fertilitas), Kematian (Mortalitas), Perkawinan, Migrasi dan Mobilitas Sosial”
Johan Suszmilch (1762) : …… mempelajari hukum Illahi dalam perubahan-perubahan pada umat manusia yang tampak dari kelahiran, kematian dan pertumbuhannya.
Philip M. Hauser & Dudley Duncan : demografi mempelajari tentang jumlah, persebaran teritorial dan komposisi penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan tersebut.
Studi Kependudukan (Population Studies) lebih luas dari kajian demografi, karena didalam memahami struktur dan proses kependudukan disuatu wilayah faktor-faktor non demografis ikut dilibatkan misalnya, dalam memahami trend fertilitas disuatu daerah tidak hanya cukup diketahui trend pasangan usia subur saja tetapi juga faktor sosial budaya yang ada didaerah tersebut.

TUJUAN MEMPELAJARI STUDI KEPENDUDUKAN
1.    Mempelajari kuantitas dan distribusi penduduk dalam suatu daerah tertentu
2.    Menjelaskan pertumbuhan masa lampau, penurunannya dan persebarannya dengan sebaik-baiknya dan dengan data yang tersedia
3.    Mengembangkan hubungan sebab akibat antara perkembangan penduduk dengan bermacam-macam aspek organisasi sosial.
4.    Mencoba meramalkan pertumbuhan penduduk di masa yang akan datang dan kemungkinan-kemungkinan konsekuensinya.
Pengelompokan penduduk sangat berguna untuk berbagai maksud dan tujuan seperti :
1.    Untuk mengetahui ‘Human Resources’ yang ada baik menurut umur maupun jenis kelamin
2.    Untuk mengambil suatu kebijaksanaan yang berhubungan dengan kependudukan
3.    Untuk membandingkan keadaan suatu penduduk dengan penduduk lainnya
4.    Melalu penggambaran piramida penduduk dapat diketahui ‘proses demografi’ yang telah terjadi pada penduduk tersebut.

KOMPOSISI PENDUDUK
Pengelompokan penduduk berdasarkan ciri-ciri tertentu dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a.    Biologis, meliputi umur, dan jenis kelamin
b.    Sosial, antara lain meliputi tingkat pendidikan, status perkawinan dsb.
c.    Ekonomi, meliputi penduduk yang aktif secara ekonomi, lapangan pekerjaan, jenis pekerjaan, tingkat pendapatan, dsb.
d.    Geografis, berdasarkan tempat tinggal, daerah perkotaan, pedesaan, propinsi, kabupaten, dsb.
e.    Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin
f.     Pengelompokan penduduk berdasarkan ciri-ciri sosial
g.    Penduduk berdasarkan ciri-ciri ekonomi
h.    Komposisi penduduk Indonesia berdasarkan tempat tinggalnya
RASIO JENIS KELAMIN (SEX RATIO)
Perbandingan banyaknya penduduk laki-laki dengan banyaknya penduduk perempuan pada suatu daerah dan waktu tertentu. Biasanya dinyatakan dalam banyaknya penduduk laki-laki per 100 perempuan.
Rumus :
   Jumlah penduduk laki-laki
‘Sex Ratio’ = ——————————————    x   k
        Jumlah penduduk perempuan
Pada tahun 1971 rasio jenis kelamin penduduk Indonesia 97, ini berarti tiap 100 perempuan terdapat 97 laki-laki yaitu:
Jumlah penduduk laki-laki       = 58.338.664
Jumlah penduduk perempuan = 60.029.206
58.338.664
Sehingga Sex Ratio = —————— x 100 = 97,2 dibulatkan menjadi 97
60.029.206
Besar kecilnya Rasio Jenis kelamin di suatu daerah dipengaruhi oleh :
1.    ‘Sex Ratio at Birth’. Di beberapa negara umumnya berkisar antara 103-105  bagi laki-laki per 100 bayi perempuan.
2.    Pola mortalitas antara penduduk laki-laki dan perempuan. Jika kematian laki-laki lebih besar daripada jumlah kematian perempuan maka rasio jenis kelamin semakin kecil.
3.    Pola migrasi antara pendduk laki-laki dan penduduk perempuan
4.    Jika disuatu daerah Sex Ratio > 100 berarti di daerah tersebut lebih banyak penduduk laki-laki. Sedangkan jika Sex Ratio < 100 berarti lebih banyak perempuan.

ANGKA BEBAN TANGGUNGAN (DEPENDENCY RATIO)
Angka yang menyatakan perbandingan antara banyaknya orang yang tidak produktif (umur di bawah 15 tahun dan 65 tahun ke atas) dengan banyaknya orang yang termasuk usia produktif (umur 15-64 tahun). Rumus :
                          P0-14 + P65+
                        ——————   x   k
                           P15-64
Secara kasar angka ini dapat digunakan sebagai indikator ekonomi dari suatu negara apakah tergolong maju atau bukan. Angka beban tanggungan penduduk Indonesia tahun 1971 adalah 87, ini berarti bahwa tiap 100 orang yang produktif harus menanggung 87 orang yang tidak produktif.


PERSEBARAN PENDUDUK
Secara garis besarnya persebaran penduduk dapat digolongkan menurut :
1.    Geografis
Indonesia yang terdiri dari beberapa kepulauan besar dan kecil, penduduknya tersebar secara tidak merata. Terdapa 922 pulau berpenghuni dan 12.675 pulau tanpa penghuni. Pulau yang terpadatpenduduknya adalah pulau Jawa, lebih dari separuh (64%) penduduk Indonesia bertempat tingal di pulau tersebut, padahal luasnya hanya 6,6% dari luas wilayah Indonesia. Sedangkan daerah Kalimantan yang luasnya 27,2% hanya dihuni oleh 4,4% dari seluruh penduduk Indonesia. Persebaran penduduk yang belum merata ini tentu saja menimbulkan masalah sosial ekonomi yang serius bagi pemerintah.
2.    Administratif dan Politif
Secara administratif dan politis penduduk Indonesia tersebar di 32 propinsi; kemudian ditiap-tiap propinsi secara administratif dibagi dalam kabupaten, Kecamatan dan Kelurahan.
Piramida Penduduk
Komposisi umur dan jenis kelamin suatu penduduk secara grafik dapat digambarkan dalam bentuk piramida penduduk. Cara penggambaran piramida penduduk
1.    Sumbu vertikal untuk distribusi umur
2.    Sumbu horizontal untuk jumlah penduduk dapat absolut maupun persentase
3.    Dasar piramida dimulai untuk umur muda (0-4) tahun semakin ke atas untuk umur yang lebih tua.
4.    Puncak piramida untuk umur tua sering dibuat dengan sistem ‘open end interval’ artinya, misal untuk umur 75, 76, 77, 78 dan seterusnya cukup dituliskan 75+
5.    Bagian sebelah kiri untuk penduduk laki-laki dan bagian sebelah kanan untuk penduduk perempuan.
6.    Besarnya balok diagram untuk masing-masing kelompok umur harus sama.

PIRAMIDA PENDUDUK
Grafik proporsi penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin seperti di atas mengandung informasi setidak-tidaknya 3 aspek, yaitu: Aspek demografi, yaitu menggambarkan trend fertilitas dengan memperhatikan penduduk usia 0–4 tahun. Aspek Sosial, yaitu dapat menggambarkan tingkat kesejahteraan dengan memperhatikan angka harapan hidup pada penduduk usia 65+. Aspek ekonomi,  dengan memperhatikan dependency ratio (beban ketergantungan penduduk belum dan tidak berusia produktif (0–14 tahun dan 65+) terhadap penduduk usia produktif (15-64 tahun).

Penjelasan:
1.    Grafik penduduk usia 0-4 tahun, sebagai dasar analisis yaitu angka fertilitas. Perlu diperhatikan bahwa populasi sebanyak itu segera memasuki usia sekolah, sehingga harus mempersiapkan sarana pendidikan.
2.    Penduduk usia 10 - 14 tahun, segera memasuki usia kerja yaitu 15-19 tahun, sehingga lapangan kerja harus dipersiapkan. Sementara itu, penduduk usia 60-64 segera memasuki usia 65+ (usia lansia/non produktif). Sehingga kesempatan kerja yang ahrus dipersiapkan adalah sebanyak selisih antara penduduk usia 10-14 tahun dengan 60-64 tahun. Jika lapangan kerja tidak terpenuhi, akan muncul masalah sosial.
Masih banyak informasi yang dapat digali dari gambaran Piramida penduduk tersebut. Dengan demikian, informasi melalui piramida penduduk dapat dipakai untuk masukan utama pada perencanaan pembangunan yang berkaitan dengan bidang kependudukan.
Komposisi umur penduduk biasanya digambarkan dalam piramida penduduk yang dapat mencerminkan apakah negara tersebut mempunyai ciri penduduk tua atau muda . Komposisi umur penduduk biasanya digambarkan dalam piramida penduduk yang dapat mencerminkan apakah negara tersebut mempunyai ciri penduduk tua atau muda

Tiga Ciri Penduduk (The Three General Population)
1.    Expansive : sebagian besar penduduk berada dalam kelompok umur termuda. Contoh  : Indonesia.
2.    Constrictive : sebagian kecil penduduk berada dalam kelompok umur muda. Contoh : Amerika Serikat.
3.    Stationary : Banyaknya penduduk dalam tiap kelompok umur hampir sama banyaknya, dan mengecil pada usia tua kecuali pada kelompok umur tertentu. Contoh : Swedia.

SUMBER DATA PENDUDUK
Dalam proses pengumpulan data, maka sumber data penduduk dapat dikelompokkan atas tiga pe ngelompokan besar yaitu :
1.    Sensus
“Sensus penduduk adalah keseluruhan proses pengumpulan (collecting), menghimpun dan menyusun (compling)dan menerbitkan data-data demografi, ekonomi dan sosial yang menyangkut semua orang pada waktu tertentu di suatu negara atau suatu wilayah tertentu”
Melihat definisi di atas, ada beberapa ketentuan yang membedakan sensus dari kegiatan pengumpulan data yang lain. Ada karakteristik tertentu yang harus dipenuhi. Pertama, semua orang. Artinya semua orang atau penduduk (yang hidup) dalam wilayah yang dicacah haruslah tercakup. Kedua, waktu tertentu. Artinya, sensus harus dilaksanakan secara serentak. Ketiga, suatu wilayah tertentu. Artinya, ruang lingkup sensus haruslah meliputi batas wilayah tertentu. Misalnya, Sensus Penduduk Indonesia artinya harus mencakup seluruh wilayah Indonesia yang batas-batasnya adalah batas negara Indonesia.
2.    Survai (Sample)
Dalam hal tahapan kerja dan keterangan apa yang dikumpulkan, pada dasarnya survai tidak berbeda dengan sensus. Hal yang membedakan survai dengan sensus yang terpenting adalah cakupan penduduk yang dicacah. Bila sensus mencacah seluruh penduduk, maka survai hanya mencacah sebagian penduduk saja.

3.    Registrasi
 Registrasi merupakan kumpulan keterangan mengenai terjadinya peristiwa-peristiwa lahir dan mati serta segala kejadian penting yang merubah status sipil seseorang sejak dia lahir sampai mati. Kejadian-kejadian yang dimaksud adalah perkawinan, perceraian, pengangkatan anak (adopsi) dan perpindahan (migrasi). Karena mencatat peristiwa-peristiwa penting yang berhubungan dengan kehidupan maka disebut juga registrasi vital dan hasilnya disebut statistik vital.

FERTILITAS (KELAHIRAN)
Fertilitas sebagai istilah demografi diartikan sebagai hasil reproduksi yang nyata dari seorang wanita atau sekelompok wanita. Dengan kata lain fertilitas ini menyangkut banyaknya bayi yang lahir hidup.
1.    Lahir hidup: (Live birth) menurut UN & WHO, adalah suatu kelahiran seorang bayi tanpa memperhitungkan lamanya di dalam kandungan, dimana si-bayi menunjukkan tanda-tanda kehidupan, misal: bernafas, ada denyut jantungnya atau denyut tali pusat atau gerakan-gerakan otot.
2.    Lahir mati: (Still birth) adalah kelahiran seorang bayi dari kandungan yang berumur paling sedikit 28 minggu, tanpa menunjukkan tanda-tanda kehidupan.
3.    Abortus: kematian bayi dalam kandungan dengan umur kehamilan kurang dari 28 minggu.
 Ada 2 macam abortus: disengaja (induced) dan tidak disengaja (spontaneous). Induced abortion dapat :
a.    berdasar alasan medis, misal: karena mempunyai penyakit jantung yang berat sehingga membayahakan jiwa si ibu.
b.    tidak berdasarkan alasan medis.
4.    Masa Reproduksi (Childbearing age)
Masa Dimana Wanita Mampu Melahirkan, Yang Disebut Juga Usia Subur (15-49 Tahun).
·       Ukuran Dasar Fertilitas
1)   Crude Birth Rate (CBR) atau Angka Kelahiran Kasar adalah angka yang menunjukkan jumlah kelahiran per 1000 penduduk. 
CBR = B/P x 1000
Note:
B = jumlah kelahiran dalam tahun tertentu
P = total penduduk di pertengahan tahun
1000 = angka konstanta

Contoh:

Diketahui dari sensus Jakarta 2010, jumlah penduduk 25 juta jiwa di pertengahan tahun dan jumlah bayi yang lahir hidup dalam setahun adalah 500.000 jiwa. Berapa CBR nya?

Jawab :
CBR = 500.000/25.000.000 x 1.000 
         = 20 bayi per 1.000 perempuan

Kebaikannya : Perhitungan ini sederhana, karena hanya memerlukan keterangan tentang jumlah anak yang dilahirkan dan jumlah penduduk pada pertengahan tahun.
Kelemahannya : Tidak memisahkan penduduk laki-laki dan penduduk perempuan yang masih kanak-kanak dan yang berumur 50 tahun ke atas. Jadi angka yang dihasilkan sangat kasar.

2)   Angka Kematian KAsar (Crude Death Birth/CDR) adalah Angka kematian kasar adalah angka yang menunjukkan total kemarian per 1.000 penduduk.
CBR = D/P X 1.000 
Note:
B = jumlah kematian  dalam tahun tertentu
P = total penduduk di pertengahan tahun
1000 = angka konstanta

Contoh :
Diketahui dari sensus Jakarta 2010, jumlah penduduk 20 juta jiwa di pertengahan tahun dan jumlah bayi yang meninggal dalam setahun adalah 500.000 jiwa. Berapa CBR nya?


Jawab :
CBR = 500.000/20.000.000 x 1.000 

         = 25 bayi per 1.000 penduduk

3)   General Fertility Rate (GFR) atau Angka Kelahiran Umum
Yaitu banyaknya kelahiran tiap seribu wanita yang berumur 15 – 49 atau 15 – 44 tahun.
Kebaikannya :  Ukuran ini lebih cermat dari pada CBR karena hanya memasukkan wanita yang berumur 15-49 tahun atau sebagai penduduk yang ”exposed to risk”
Kelemahannya :  Ukuran ini tidak membedakan risiko melahirkan dari berbagai kelompok umur, sehingga wanita yang berumur 40 tahun dianggap mempunyai risiko melahirkan yang sama besarnya dengan wanita yang berumur 25 tahun.
4)   Age Specific Fertility Rate (ASFR) atau Angka Kelahiran
Menurut Kelompok Umur Yaitu banyaknya kelahiran tiap seribu wanita  pada kelompok umur tertentu. 
5)    Total Fertility Rate (TFR) atau angka Kelahiran Total

Tidak ada komentar:

Posting Komentar