Senin, 19 Maret 2018

Contoh Penellitian Kuantitatif Tentang Analisis Perbandingan Kepuasan Pelanggan Terhadap Pelayanan Jasa Pengiriman Paket


ANALISIS PERBANDINGAN KEPUASAN
PELANGGAN TERHADAP PELAYANAN JASA PENGIRIMAN PAKET
DI PT POS INDONESIA (PERSERO) DAN JNE KOTA SERANG


Oleh :
Lidia Amalia         (6661160039)
Mila Puspitasari    (6661160040)
Siti Sahati             (6661160041)


KELAS IV B
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2018



BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Industri jasa telah mendominasi perekonomian hampir semua negara industri, dan bahkan mampu menciptakan lapangan keja dan meningkatkan PDB. Dalam satu dasa warsa terakhir persaingan yang terjadi di sektor jasa sangat tajam. Untuk itu, perusahaan jasa mulai berlomba-lomba mempunyai perbedaan khusus dalam kualitas pelayanan. Komitmen akan kualitas pelayanan yang berorientasi pada pelanggan merupakan persyaratan utama dalam menunjang keberhasilan bisnis, terutama bisnis jasa. Produk industri jasa mempunyai sifat tidak bertahan lama dan akan langsung habis begitu jasa itu diterima pelanggan. Kualitas jasa sangat tergantung dari siapa dan bagaimana jasa tersebut diberikan. Pelanggan jasa dalam hal ini terlibat langsung dalam proses produksi jasa itu sendiri.
Di era globalisasi ini, tidak dapat dipungkiri bahwa jasa pengiriman barang sangat dibutuhkan, baik itu individu ataupun oleh organisasi/perusahaan. Pengiriman barang (bahan baku, bahan setengah jadi, ataupun barang jadi) yang tidak tepat waktu dapat menyebabkan terlambatnya penyampaian barang. Inilah yang menyebabkan konsumen kurang puas dalam pelayanan jasa pengiriman paket. Hal ini mengakibatkan tingginya permintaan masyarakat akan jasa sarana pengiriman barang/paket tersebut, dengan demikian pemasaran jasa pengiriman barang/paket juga mengalami peningkatan. Seiring dengan peningkatan kebutuhn masyarakat akan berbagai bentuk pengiriman barang yang berbobot ringan hingga berat maka jenis pengiriman barang paket yang ditawarkan semakin bertambah.
Dalam mengevaluasi kepuasan dan ketidakpuasan terhadap suatu perusahaan tertentu, faktor penentu yang digunakan bisa berupa kombinasi dari dimensi kualitas jasa. Kualitas jasa akan mempengaruhi tingkat kepuasan konsumen, semakin baik kualitas jasa maka konsumen akan semakin puas. Sebaliknya semakin buruk kualitas jasa yang diberikan maka konsumen semakin tidak puas. Penilaian tersebut berdasarkan pada berbagai penelitian yang telah dilakukan, terutama yang berhubungan dengan kecenderungan berperilaku (behavior intention). Dengan demikian kualitas jasa berpengaruh terhadap sikap dan perilaku konsumen Sikap konsumen yang ditampilkan dari bentuk kepuasan dan ketidakpuasan, semata-mataanya didasari pada perbedaan antara harapan konsumen dengan kinerja jasa. Salah satu langkah untuk menjaga kepercayaan konsumen yaitu dengan meningkatkan kualitas pelayanan dan kualitas produk agar kepuasan konsumen meningkat. Apabila layanan yang diberikan kepada konsumen baik, dan produk jasa yang disajikan berkualitas maka kepuasan konsumen akan meningkat.
Pelayanan jasa pengiriman paket pada PT. POS Indonesia dan JNE masih belum dikatakan baik karena banyaknya permasalahan di kedua perusahaan tersebut. Seperti perbedaan tarif, perbedaan waktu pengiriman paket perbedaan custumer service, perbedaan service area.
Keluhan-keluhan ini terjadi karena berbagai alasan mulai dari paket yang terlambat, pengiriman paket rusak, pengiriman hilang di tengah perjalanan sampai keluhan ketidakpuasan pelanggan terhadap perusahaan tersebut. Berikut data jenis pengaduan terhadap pelayanan jasa pengiriman paket.

Tabel 1.1
Pengaduan terhadap pelayanan jasa paket di PT. POS Indonesia

Sumber : Laporan kinerja PT. POS Indonesia (Persero) Kota Serang 2017


Tabel 1.2
Pengaduan terhadap pelayanan jasa paket di JNE

Sumber : JNE Tahun 2017

Pada label 1.1 dan 1.2 secara keseluruhan jumlah keluhan dari berbagai masalah nya pada PT Pos Indonesia berumlah 169 dengan keluhan tertinggi pada masalah keterlambatan sekitar 68. Sedangkan JNE Berjumlah 132 dengan keluhan tertinggi pada masalah salah salur mencapai 30. Tenhinya menjadi pertanyaan mengapa bisa sampai begitu banyaknya keluhan yang diterima.
Selain itu dewasa ini konsumen atau pelanggan menjadi lebih selekim terhadap preferensi produk atau jasa yang akan digunakan atau dikonsumsi. Hal ini disebabkan oleh perkembangan teknologi yang menyebabkan konsumen memiliki informasi yang sangat lengkap tentang produk atau jasa yang akan digunakannya, dan juga dipengaruhi oleh semakin meningkatnya tingkat intelegensi konsumen (sebagai dampak perkembangan di dalam hal pendidikan) sehingga konsumen memiliki pengetahuan yang cukup dan tidak akan mudah terprovokasi. Selain itu bisnis jasa dalam hal ini yang bergerak dalam bidang pengiriman barang adalah bisnis yang langsung bisa dapat dirasakan oleh penggunanya atau pelanggan, sehingga bila pelanggan merasa tidak puas dengan pelayanan yang diberikan mereka akan berpindah ke perusahaan lain akibat dari ketidakpuasannya. Satu-satunya cara untuk meningkatkan kualitas jasa yaitu dengan memahami apa yang diharapkan konsumen agar konsumen itu sendiri merasa puas dan sebagai langkah untuk menjalin loyalitas dari konsumen. Bisnis pengiriman barang mempunyai para pesaing dari perusahaan pengiriman barang sejenis yang ada di kota Serang. Maka dari itu perusahaan bersaing dalam memberikan pelayanan yang memiliki ciri khas yang berbeda dengan kualitas terbaik yang dimiliki oleh perusahaan. Perusahaan yang bergerak dalam bidang pengiriman barang di Sekitar Banten diantaranya :
Tabel 1.3
Data Pesaing Perusahaan Pengiriman Barang di Banten

Setelah peneliti melakukan observasi dan wawancara awal. Peneliti menemukan beberapa masalah mengenai kepuasan pelanggan terhadap pelayanan jasa pengiriman paket pada PT. POS Indonesia (Persero) dan JNE Kota Serang, sebagai berikut:
1.         Pada PT Pos Indonesia (PERSERO)
a.    Kurang cepat dalam melayani pelanggan.
b.    Kurangnya kepercayaan masyarakat pada jasa pengiriman barang paket karena masih sering dijumpai keluhan-keluhan, paling bayak yaitu pada keterlambatan waktu pengiriman
c.    Kurangnya fasilitas dan layanan yang diberikan oleh PT.Pos Indonesia
2.    Pada JNE
a.    Semakin banyaknya persaingan dibidang jasa pengiriman barang yang yang dilakukan oleh sejumlah perusahaan.
b.    Kurangnya kepercayaan masyarakat pada jasa pengiriman barangpaket karena masih sering dijumpai keluhan-keluhan. Keluhan terbanyak ada pada masalah kesalahan penyaluran barang/salah salur.
c.    Kurangnya perhatian yang dilakukan oleh petugas pelayanan paket
Dari permasalahan yang ada jelas bahwa tingkat kepuasan pelanggan terhadap perlayanan jasa pengiriman paket di PT.POS Indonesia (Persero) dan JNE Kota Serang masih kurang memuaskan. Sehingga peneliti tertarik untuk mengkaji permasalahan ini lebih dalam. maka judul penelitian yang dipilih oleh penulis adalah "Analisis Perbandingan Kepuasan Pelanggan Terhadap pelayanan Jasa Pengiriman Paket di PT Pos Indonesia (Persero) dan JNE Kota Serang".
1.2.  Identifikasi Masalah
Dalam bagian ini peneliti Akan menuliskan berbagai identifikasi masalah yang ada pada objek yang akan diteliti. Penelitian ini perlu adanya identifikasi permasalahan-permasalahan yang ada pada alokasi penelitian, dari hasil studi pendahuluan peneliti mengidentifikasi masalah-masalah penelitian diantaranya:

Pada PT Pos Indonesia (PERSERO)
a.       Kurang cepat dalam melayani pelanggan.
b.      Kurangnya kepercayaan masyarakat pada jasa pengiriman barang paket karena masih sering dijumpai keluhan-keluhan, paling bayak yaitu pada keterlambatan waktu pengiriman
c.       Kurangnya fasilitas dan layanan yang diberikan oleh PT.Pos Indonesia

Pada JNE
a.       Semakin banyaknya persaingan dibidang jasa pengiriman barang yang dilakukan oleh sejumlah perusahaan.
b.      Kurangnya kepercayaan masyarakat pada jasa pengiriman barangpaket karena masih sering dijumpai keluhan-keluhan. Keluhan terbanyak ada pada masalah kesalahan penyaluran barang/salah salur.
c.       Kurangnya perhatian yang dilakukan oleh petugas pelayanan paket



1.3.  Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1. Maksud Penelitian
Maksud dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk menganalisis perbandingan kepuasan pelanggan terhadap pelayanan jasa pengiriman paket di PT Pos Indonesia (Persero) dan JNE Kota Serang.

1.3.2. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah diatas, maka penelitian ini mempunyai tujuan untuk mencoba mengkaji Bagaimana Analisis Perbandingan Kepuasan Pelanggan Terhadap Pelayanan Jasa Pengiriman Paket di PT.POS Indonesia (Persero) dan JNE Kota Serang :
1.    Untuk mengetahui seberapa besar tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan jasa pengiriman paket di PT Pos Indonesia (Persero) Kota Serang.
2.    Untuk mengetahui seberapa besar tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan jasa pengiriman paket di JNE Kota Serang
3.    Untuk mengetahui faktor apa yang membedakan kepuasan pelanggan terhadap pelayanan jasa pengiriman paket di PT.Pos Indonesia (Persero) dan JNE kota Serang.

1.4.  Manfaat Penelitian
Manfaat Praktis
Adapun manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah hasil pemikiran ini semoga dapat menjadi bahan pemikiran dalam membangun sumber daya manusia terutama yang berkaitan dengan masalah kepuasan pelanggan terhadap pelayanan jasa pengiriman paket di PT Pos Indonesia dan JNE Kota Serang.




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.1    Landasan Teori
Mengkaji berbagai teori yang relevan dengan permasalahan dan variabel penelitian, kemudian menyusunnya secara teratur dan rapi yang digunakan untuk merumuskan hipotesis. Dengan mengkaji berbagai teori, maka kita akan memiliki konsep penelitian yang jelas, dapat menyusun pertanyaan yang rinci untuk penyelidikan. Hasil penting lainnya dari landasan teori adalah didapatnya kerangka konseptual menurut kita, yang didalamnya terdapat gambar konstruk dari variabel yang akan diukur. Selain itu dalam landasan teori akan diturunkan dalam bentuk kisi-kisi instrumen.
Landasan teori mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan merujuk ke sumber aslinya. Untuk meningkatkan kualitas teori, pembahasannya perlu dikaitkan dengan hasil-hasil penelitian yang relevan.
2.1.1        Konsep Kepuasan Pelanggan
Dalam konteks kualitas pelayanan baik berupa produk atau jasa dan kepuasan pelanggan, bahwa ekspektasi pelanggan memainkan peran penting sebagai standar pembanding dalam mengevaluasi kualitas ataupun kepuasan. Dalam hal ini, kinerja aktual sebuah layanan (produk ataupun jasa) setelah pelanggan merasakan kualitas pelayanan dengan membandingkan dengan ekspetasi pra-pelayanan untuk menentukan kualitas pelayanannya baik atau buruk. Kendati demikian konseptualisasi dan oprasionalisasi ekspetasi pelanggan masih ramai diperdebatkan, terutama menyangkut karakteristik standar ekspektasi spesifik, jumlah standar yang digunakan dan sumber ekspetasi. Setiap pelanggan mungkin saja memililki beberapa ekspetasi pra- pelayanan yang berbeda. Selain itu, konsumen yang berbeda pula menerapkan tipe ekspetasi yang berbeda dengan situasi yang berbeda. Definisi ekspektasi atau kepuasan pelanggan yang dijumpai dalam literature kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan (Santos & Boote dalam Tjiptono,2010:86-87).


Definisi definisi tersebut dikelompokan dalam 8 tipe :
1.    ldeal expectation, yaitu tingkat kinerja optimum atau terbaik yang diharapkan dapat diterima pelanggan. Sumber standar ideal identik dengan kesempurnaan, yakni standar sempuma yang membentuk ekspektasi terbesar konsumen. Tipe ini adalah standar ekspektasi yang paling sulit dipenuhi.
2.         Normative expectation, yaitu tingkat kinerja yang dianggap pelanggan seharusnya mereka dapatkan dari produk atau jasa yang dirasakan. Ekspektasi normative lebih rendah dibandingkan ekspektasi ideal, karena biasanya ekspetasi normative oleh produsen atau penyedia jasa.
3.    Predicted expectation, yaitu tingkat kinerja yang diantisipasi atau diperkirakan pelanggan akan diterimanya, berdasarkan informasi yang diketahuinya. Tipe ekspektasi ini juga bisa didefinisikan sebagai tingkat kineria yang bakal atau mungkin terjadi pada interaksi berikutnya antara pelanggan dengan perusahaan.
4.    Desire expectation, tingkat kinerja yang diinginkan pelanggan dapat diberikan produk atau jasa tertentu. Tipe ekspektasi ini merupakan perpaduan antara apa yang diyakini pelanggan dapat dan seharusnya diterima.
5.    Deserved expectation, yaitu evakluasi subjektif pelanggan terhadap investasi produk atau jasa. Tipe ekspektasi ini berkenaan dengan apa yang dinilai sudah selayaknya didapatkan pelanggan.
6.    Adequate expecuarion. yaitu tingkat kineria terendah yang bisa diterima atau ditolelir pelanggan
7.    Introable expectation, yaitu serangkaian ekpektasi menyangkut tingkat kinerja yang tidak bakal ditolerir atau tidak diterima pelanggan. Standar ini terbentuk sebagai hasil komunikasi pengalaman pribadi yang tidak memuaskan, dimana pelanggan berharap bahwa memori buruk tersebut tidak akan pernah terulang lagi.
8.    Worst imaginable expectation, yaitu skenario terburuk mengenai kinerja produk atau jasa yang diketahui atau terbentuk melalui kontak dengan media. Melalui eksposur media (misalnya, liputan berita dan surat pembaca). Pelanggan mungkin saja mengetahui pengalaman- pengalaman buruk orang lain yang berkenaan dengan kinerja produk atau jasa.


Berikut ini beberapa pengertian kepuasan menurut para ahli mengenai kepuasan pelanggan, diantaranya adalah
1.    Evaluasi purnabeli keseluruhan yang membandingkan persepsi terhadap kinerja produk atau jasa dengan ekspektasi pra-pembeli (Fornell dalam Tjiptono 2010:159) perbedaan antara
2.    Respon pelanggan terhadap evaluasi persepsi atas harapan awal sebelum pembelian (atau standar kineria lainnya) dan kinerja aktual produk sebagaimana dipersepsikan setelah memakai produk atau jasa yang bersangkutan (Tse 7 Wilton dalam tjiptono 2010:169)
3.    Perasaan yang timbul setelah mengevaluasi pengalaman pemakaian produk atau jasa (Cadotte, Woodruff, Jenkins dalam Tiiptono,2010:169)
4.    Tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang ia persepsikan dibandingkan dengan harapannya 9Kotler dalam Tjiptono,2010:169)
5.    Ukuran kinejaproduk total sebuah organisasi dibandingkan serangkaian keperluan pelanggan. Kepuasan pelanggan bukanlah konsep absolute, melainkan relative atau tergantung pada apa yang diharapkan pelanggan (Hill, Brierly, & Mac Dougall dalam Tjiptono, 2010:169)
Dewasa ini produk apapun tidak terlepas dari unsur jasa atau layanan, baik itu jasa sebagai produk inti maupun jasa sebagai pelengkap. Produk inti umumnya sangat bervariasi antara tipe bisnis yang satu dengan tipe yang lain, tetapi layanan pelengkapnya memiliki kesamaan. Layanan pelengkap dalam diklarifikasikan menjadi 8 kelompok (Lovelock dalam ijiptono,1997:127), yaitu :
1.    Information. Proses pelayanan yang berkualitas dimulai dari suplemen informasi dari produk dan diperlukan customcr.
2.    Consulation. Setelah memperoleh informasi yang diinginkan, biasanya customer akan membuat suatu keputusan, yaitu membeli atau tidak membeli.
3.    Undertaking, Keyakinan yang diperoleh customer melalui konsultasi akan menggiring pada tindakan untuk memesan produk yang diinginkan. Penilaian pembeli pada titik ini adalah ditekankan pada kualitas pelayanan yang mengacu pada kemudahan aplikasi maupun administrasi pemesanan yang berbeli-belit, fleksibel, biaya murah dan sebagainya.
4.    Hospital, pelanggan yang berurusan secara langsung ke tempat-tempat transaksi akan memberikan penilaian terhadap sikap ramah dan sopan dari karyawan ruang tunggu, yang nyaman, kafe untuk makan dan minum, hingga tersedianya wc atau toilet yang bersih.
5.    Creataking. Latar belakang pelanggan yang beragam akan menuntut pelayanan yang berbeda-beda pula.
6.    Exception. Beberapa pelanggan kadang-kadang menginginkan pengecualian kualitas pelayanan.
7.    Billing. Titik rawan ketujuh pada administrasi pembayaran. Penjual harus memperhatikan hal-hal yang terkait dengan administrasi pembayaran, baik mekanisme pembayaran atau pengisisan formulir.
8.    Payment. Pada ujung pelayanan, harus disediakan fasilitas pembayaran berdasarkan pada keinginan pelanggan.
Pada prinsipnya, ada tiga kunci memberikan pelayanan yang unggul yaitu:
1.    Kemampuan memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan
2.    Pengembangan database yang lebih akurat daripada pesaing mencakup data kebutuhan dan keinginan setiap segmen pelanggan dan perubahan kondisi persaingan).
3.    Pemanfaatan informasi informasi yang diperoleh dari riset pasar dalam suatu kerangka strategik. Kerangka ini diwujudkan dalam pengembangan relationship marketing. Relationship marketing tersebut yakni, berfokus pada customer retenion, orientasi pada manfaat produk atau jasa, jangka waktu panjang, layanan pelanggan sangat diperhatikan dan ditekankan, komitmen terhadap pelanggan sangat tinggi, kualitas merupakan perhatian semua orang.
Menurut Tjiptono, untuk mewujudkan dan mempertahankan kepuasan pelanggan, organisasi jasa harus melakukan empat hal, yaitu
1.    Mengidentifikasikan siapa pelanggannya;
2.    Memahami tingkat harapan pelanggan atas kualitas;
3.    Memahami strategi kualitas layanan pelanggan;
4.    Memahami siklus pengukuran dan umpan balik dari kepuasan pelanggan

Menurut Tjiptono, masalah strategi juga merupakan unsur kepuasan pelanggan yang sangat penting, terutama karena menentukan pelatihan. perilaku, dan penyampaian layanan spesifik strategi kualitas jasa atau layanan harus mencakup empat hal berikut:
1.    Atribut layanan pelanggan
Penyampaian layanan atau jasa harus tepat waktu, akurat, dengan perhatian dan keramahan. Semua ini penting karena jasa tidak berwujud fisik bersifat tidak tahan lama, sangat variatif (variable), dan tidak terpisahkan antara produksi dan konsumsi.
2.    Pendekatan untuk penyempurnaan kualitas jasa
Penyempurnaan kualitas jasa merupakan aspek penting dalam rangka menciptakan kepuasan pelanggan yang disebabkan oleh faktor biaya, waktu menerapkan program, dan pengaruh layanan pelanggan. Ketiga faktor ini merupakan inti pemahanan dan penerapan suatu sistem yang responsive terhadap pelanggan dan organisasi untuk pencapaian kepuasan optimum
3.    Sistem umpan balik untuk kualitas layanan pelanggan
Umpan balik sangat dibutuhkan untuk evaluasi dan perbaikan berkesinambungan, Untuk itu, perusahaan perlu mengembangkan sistem yang responsife terhadap kebutuhan, keinginan dan harapan pelanggan
4.    Implementasi
Manajemen sebagai bagian dari implementasi, maka manajemen harus menentukan cakupan kualitas jasa dan tingkat layanan pelanggan sebagai bagian kebijakan dari organisasi.

Menurut Rangkuti (2006:30, faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan yaitu sebagai berikut:
1.    Nilai
Didefinisikan sebagai pengkajian secara menyeluruh manfaat dari seluruh produk yang didasarkan pada persepsi pelanggan atas apa yang diterima oleh pelanggan dan yang telah diberikan oleh produk atau jasa tersebut yang dibutuhkan pelanggan adalah pelayanan serta manfaat dari produk atau jasa tersebut.


2.    Daya Saing
Diartikan bahwa suatu produk atau jasa harus memiliki daya saing agar dapat menarik pelanggan. Agar dapat bersaing, suatu produk atau jasa harus memiliki keunikan dibandingkan dengan produk atau jasa lain yang sejenis.
3.    Persepsi Pelanggan
Persepsi didefinisikan sebagai proses dimana individu memilih, mengorganisasikan, serta mengartikan stimulus yang diterima melalui alat inderanya menjadi suatu makna. Persepsi pelanggan di pengaruhi oleh beberapa factor, antara lain sebagai berikut:
a.    Harga biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh suatu produk atau jasa
b.   Cara kepercayaan masyarakat lerhadap penyediaan layanan
c.    Tahap pelayanan, proses pelayanan.
d.   Momen pelayanan, kondisi fisik dimana pelayan diberikan dan proses pelayanan
Salah satu kunci utama memuaskan pelanggan adalah memahami dan mengelola ekspetasi pelanggan tak jarang pelanggan tidak memahami apa yang bisa diharapkan atau bahkan keliru mempersepsikan aspek-aspek yang dapat diharapkan dari sebuah jasa alau layanan (Tjiptono, 2010:199). Ekspektasi pelanggan dibentuk dan didasarkan pada sejumlah faktor. Seperti pengalaman berbelanja di masa lalu, opini teman atau kerabat, serta informasi dan janji-janji perusahaan dan para pesaingnya (Koetir dalam Tiiptono,2010:199). Faktor-faktor ini berpotensi menyebabkan ekspetasi seorang pelanggan menjadi kompleks dan sulit dipenuhi.

2.1.1.1  Faktor pendukung kepuasan pelanggan
Menurut Irawan (2003:35) ada beberapa faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan, yaitu meliputi
1.    Produk, pelanggan merasa puas jika setelah membeli dan menggunakan produk tersebut ternyata kualitas produknya baik.
2.    Harga, Untuk pelanggan yang sensitive biasanya harga murah adalah sumber kepuasan yang penting karena mereka akan mendapatkan value for money yang tinggi.
3.    Kualitas pelayanan, kualitas pelayanan sangat bergantung pada tiga hal, yaitu sistem, teknologi, dan manusia. Sistem dimana ada perencanaan yang matang dan baik didalam membuat suatu kepuasan pelanggan. Teknologi merupakan dimana kecanggihan dapat memudahkan pelayanan dan mempermudah konsumen dalam memperlakukan aktivitasnya. Dan manusia merupakan Faktor yang paling utama yang mana manusia memegang kontribusi kesuksesan 70% karena segala aktivitasnya dilakukan oleh kendali manusia, baik itu pembuatan sistem maupun pengadaan teknologi itu sendiri
4.    Emosional, Faktor Emotional relative karena seorang pelanggan akan merasa puas bila produk yang dibelinya itu baik walaupun murah, karena mereka akan merasa bangga, percaya diri dan mereka akan menerima apa adanya terhadap ada yang diberinya
5.    Kemudahan, Untuk mendapatkan produk atau jasa tersebut pelanggan akan semakin puas apabila relative mudah, nyaman, dan efisien dalam mendapatkan produk atau pelayanan.
Selain itu dalam konteks Consumer Behavioer dalam irawan (2003:3-5. Kepuasan lebih banyak didefinisikan dari perspektif pengalaman konsumen setelah menggunakan produk atau jasa. Salah satu definisinya, seperti yang dikemukakan Richard Oliver "Kepuasan adalah respon pemenuhan dari konsumen. Kepuasan adalah hasil penilaian dari konsumen bahwa produk atau pelayanan telah memberikan tingkat kenikmatan dimana tingkat pemenuhan ini bisa lebih atau kurang." Dari hal ini terlihat bahwa yang penting adalah persepsi dan bukan aktual, suatu produk mempunyai potensi untuk memenuhi harapan pelanggan tetapi ternyata hasil dari persepsi pelanggan tidak sama dengan yang diinginkan oleh produsen. Ini bisa terjadi karena adanya gap dalam komunikasi. Kedua, kepuasan pelanggan sangat bergantung pada harapan pelanggan. Oleh karena itu, strategi kepuasan pelanggan haruslah di dahului dengan pengetahuan yang detail dan ak terhadap harapan pelanggan. Harapan pelanggan kadang-kadang dapat di control oleh perusahaan, yang lebih sering, produsen tidak mapu mengontrol harapan mereka. Inilah yang membuat kepuasan pelanggan menjadi dinamis. Yang perlu dicatat, kepuasan pelanggan adalah hasil akumulasi dari pelanggan dalam menggunakan produk dan jasa. oleh karena itu, setiap transaksi atau pengalaman baru, akan memberikan pengaruh terhadap kepuasan pelanggan. Dengan demikian, kepuasan pelanggan mempunyai dimensi waktu karena hasil akumulasi. Karena itu, siapa pun yang terlibat dalam urusan kepuasan pelanggan, ia telah melibatkan diri dalam urusan jangka panjang, upaya memuaskan pelanggan adalah pengalaman panjang yaitu tidak mengenal batas akhir.
2.1.2        Tujuan Pengukuran Kepuasan Pelanggan
Menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor Kep/25/M.PAN25/2004 ada beberapa tujuan pengukuran kepuasan pelanggan, diantaranya:
1.    Untuk mengetahui perkembangan kinerja unit pelayanan di lingkungan instansi pemerintah yang dilaksanakan oleh instansi yang bersangkutan secara periodik.
2.    Bagi unit pelayanan di instansi pemerintah, hasil pengukuran dapat digunakan sebagai bahan untuk menetapkan kebijakan dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan publik selanjutnya.
3.    Bagi masyarakat, dapat digunakan sebagai gambaran kinerja pelayanan unit yang bersangkutan.
2.1.3        Pelayanan
Pelayanan yang menjadi fokus studi ilmu administrasi di Indonesia masih menjadi persoalan yang perlu memperoleh perhatian dan penyelesaian yang komprehensif. Hipotesis seperti ini secara kualitatif misalnya dapat dengan mudah dibuktikan dimana berbagai tuntutan pelayanan publik sebagai tanda ketidakpuasan mereka. Harus diakui bahwa pelayanan yang diberikan oleh pemerintah kepada rakyat terus mengalami pembaruan, baik dari sisi paradigma maupun format pelayanan seiring dengan meningkatnya tuntutan masyarakat dan perubahan didalam pemerintahan itu sendiri. Pembaruan pelayanan yang dilihat dari kedua sisi tersebut berjumlah belumlah memuaskan, bahkan masyarakat masih diposisikan sebagai pihak yang tidak berdaya dan termarginalisasikan dalam kerangka pelayanan. Karenanya birokrasi publik berkewajiban dan bertanggung jawab untuk memberikan layanan baik dan professional.
Pelayanan publik (Public service) oleh birokrasi publik adalah salah satu perwujudan dari fungsi aparatur Negara sebagai abdi masyarakat disamping sebagai abdi negara. Pelayanan publik (Public service) oleh birokrasi publik dimaksudkan untuk mensejahterakan masyarakat (warga negara dari suatu negara kesejahteraan. Pelayanan umum oleh Lembaga Administrasi Negara (2005) diartikan sebagai segala bentuk kegiatan pelayanan umum yang dilakukan oleh Instansi Pemerintah di Pusat di daerah dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara/Daerah dalam bentuk barang dan jasa baik dalam rangka supaya kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pelayanan publik dengan demikian dapat diartikan sebagai pemberian layanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan.
Masyarakat setiap waktu selalu menuntut pelayanan publik yang berkualitas dan birokrat, meskipun tuntulan tersebut sering tidak sesuai dengan harapan karena secara empiris pelayanan publik yang terjadi selama ini masih bercirikan berbelit-belit, mahal dan melelahkan. Kecendrungan seperti itu terjadi karena masyarakat masih diposisikan sebagai pihak yang "melayani" bukan yang dilayani. oleh karena itu, pada dasarnya dibutuhkan reformasi pelayanan publik dengan mengembalikan dan mendudukkan pelayanan dan yang dilayani ke pengertian yang sesungguhnya. Pelayanan yang seharusnya ditujukan kepada masyarakat umum kadang dibalik menjadi pelayanan masyarakat terhadap negara, meskipun negara berdiri sesungguhnya adalah untuk kepentingan masyarakat yang mendirikannya. Artinya, hirokrat sesungguhnya haruslah memberikan pelayanan terbaiknya kepada masyarakat.
Dalam kondisi masyarakat seperti digambarkan diatas, birokrasi publik harus dapat memberikan layanan publik yang lebih professional, efektif, sederhana, transparan, terbuka, tepat waktu, responsive dan adaptif serta sekaligus dapat membangun kualitas manusia dalam arti meningkatkan kapasitas individu dan masyarakat untuk secara aktif menentukan masa depannya sendiri. Arah pembangunan manusia tadi adalah memberdayakan kapasitas manusia dalam arti menciptakan kondisi yang memungkinkan setiap anggota masyarakat mengembangkan kemampuan dan kreatifitasnya untuk mengatur dan menentukan masa depannya sendiri.
Sementara itu Valerie A.Zeithaml, A. Parasuraman dan Leorard L. Berry dalam Agus Dwiyanto (2005:148) menjelaskan 5 dimensi pengukuran kualitas pelayanan (SERQUAL) yang didasarkan pada indikator-indikator:
1.    Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan dalam memberikan pelayanan dengan segera dan memuaskan serta sesuai dengan yang telah dijanjikan.
2.    Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan petugas untuk membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap.
3.    Assurance Gaminan), yaitu mencakup kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para petugas, bebas dari bahaya, resiko ataupun keraguan
4.    Emphaty (memahami kebutuhan), yaitu meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik dan perhatian dengan tulus terhadap kebutuhan pelanggan.
5.    Tangible (bukti langsung), yaitu meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, dan sarana komunikasi.
Aparat pelayanan hendaknya memahami variabel-variabel pelayanan prima seperti yang terdapat dalam agenda prilaku pelayanan prima sektor publik SESPANAS Lemabaga Administrasi Negara, variable-variabel itu antara lain:
1.    Pemerintah yang bertugas melayani
2.    Masyarakat yang dilayani pemerintah
3.    Kebijakan yang dijadikan landasan pelayanan publik;
4.    Peralatan atau sarana pelayanan yang canggih;
5.    Sumber daya yang tersedia untuk diracik dalam bentuk kegiatan pelayanan
6.    Kualitas pelayanan yang memuaskan masyarakat sesuai dengan standar dan asas pelayanan masyarakat
7.    Manajemen dan kepemimpinan serta organisasi pelayanan masyarakat
8.    Perilaku pejabat yang terlibat dalam pelayanan publik, apakah masing- masing telah menjalankan fungsi mereka.
2.2.  Penelitian Terdahulu
1.    Peneliian pertama diambil dari skripsi yang berudul Analisis perbandingan kepuasan konsumen terhadap pelayanan pada minimarket Indomaret dengan Alfamart di komplek Pesona Anggrek Bekasi". Penelitian yang dilakukan oleh Dwi Listianingrum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah perbandingan konsumen Indomaret dan Alfamart di komplek Pesona Anggrek Bekasi dan untuk mengetahui faktor-faktor apa yang membedakan kepuasan konsumen Indomaret dan Alfamart di komplek Pesona Anggrek Bekasi. Dalam penelitian ini digunakan data primer yang diperoleh dengan menggunakan kuisioner. Data dianalisis dengan menggunakan compare means independent simples t test, chi square, statistic deskriptif dengan program SPSS versi 15.0. hasil penelitian ini menunjukan bahwa kualitas pelayanan dari minimarket Indomaret dengan Alfamaret dinilai baik oleh sebagian besar pelanggannya. Sedangkan hasil uji perbandingan kualitas pelayanan antara minimarket Indomaret dengan Alfamaret berdasarkan dimensi kehandalan, keresponsifan, assurance, empaty dan tangible serta kualitas pelayanan keseluruhan ada perbedaan signifikan. Berdasarkan diagram kartesius importance performance analysis of service quality dimension dari minimarket Indomaret dengan Alfamart, bahwa dimensi keresponsifan, merupakan dimensi yang dianggap penting oleh para pelanggan minimarket Indomaret dengan Alfamart, tetapi performance dari dimensi keresponsifan belum sesuai dengan yang diharapkan, baik oleh para pelanggan minimarket indomaret maupun alfamart. Hal tersebut mengindikasi perlu adanya perbaikan kualitas pelayanan, utamanya dalam dimensi keresponsifan.
2.    Penelitian terdahulu yang kedua adalah penelitian yang dilakukan oleh Christina Dewi Wulandari dengan judul "Analisis perbandingan kualitas layanan antara Bank Pemerintah dan Bank Swasta". Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat perbedaan antara kualitas layanan yang diterima oleh nasabah dan ekspetasi nasabah pada Bank BUMN dengan Bank swasta, disamping itu untuk mengetahui apakah ada perbedaan kualitas layanan yang diterima oleh nasabah, harapan nasabah serta kesenjangan (gap) antara Bank BUMN dengan Bank Swasta. Alat analisis yang digunakan adalah dengan melakukan uji independent sample t-test serta uji paired sample t-test. Disamping itu penulis juga ingin mengetahui apakah ada pengaruh faktor individu, kesan dan alasan pemilihan suatu Bank terhadap ekspetasi nasabah akan kualitas layanan pada kedua jenis Bank tersebut. Alat analisis yang digunakan adalah analisis varian (ANOVA) Hasilnya memperlihatkan bahwa ekspektasi atau perkiraan nasabah mengenai kualitas layanan perbankan yang baik rupanya tidak ada perbedaan signifikan antara kedua jenis bank tersebut. Pandangan pandangan yang basabah miliki mengenai kualitas layanan yang diberikan oleh suatu bank, meskipun demikian menampilkan beberapa perbedaan yang signifikan. Menurut nasabah, bank swasta dinilai unggul dalam dimensi tampilan fisik (tangible), sedangkan empat dimensi lainnya yaitu (assurance) dan kemampuan memahami kebutuhan nasabah empan) dipegang oleh Bank Pemerintah. Secara keseluruhan, kualitas layanan yang diberikan oleh kedua jenis bank tersebut ternyata belum dapat memuaskan nasabah, namun bila dilakukan perbandingan antara keduanya ternyata kualitas layanan yang diberikan oleh bank pemerintah menurut persepsi nasabah lebih baik dibandingkan dengan kualitas layanan yang diberikan oleh bank swasta. Hal ini ditunjukan dengan rata-rata skor kesenjangan (gap) bank pemerintah menunjukan angka sebesar -1.02 sedangkan bank swasta sebesar -1.29.

2.3.  Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir menggambarkan alur pikiran peneliti sebagai kelanjutan dan kajian teori untuk memberikan penjelasan kepada pembaca mengapa ia mempunyai anggapan seperti yang dinyatakan dalam hipotesis. Biasanya untuk memperjelas maksud peneliti, kerangka berpikir dapat dilengkapi dengan sebuah bagan yang menunjukan alur piker peneliti serta kaitan antar variabel yang diteliti. Bagan tersebut disebut juga dengan nama paradigma atau model penelitian. Kerangka pemikiran merupakan alur berfikir peneliti dalam peneliti, untuk mengetahui bagaimana alur berfikir peneliti dalam menjelaskan permasalahan penelitian maka dibuatlah kerangka berfikir sebagai berikut:
Kerangka Berpikir

Dalam penelitian ini yang menjadi fokus penelitian adalah “Analisis Perbandingan Kepuasan Pelanggan Terhadap  Pelayanan Jasa Pengiriman Paket di PT. POS Indonesia (Persero) dan JNE Kota Serang”. Sehingga peneliti mendeskripsikan tingkat kepuasan pelanggan di PT POS Indonesia (Persero) dan JNE Kota Serang tersebut dengan apa senyatanya yang terjadi dilapangan dan peneliti menggambarkan kondisi riil yang terjadi di lapangan dengan konsep yang telah dirancang oleh pemerintah. Sehingga peneliti banyak memperoleh data dan informasi mengenai apa yang sebenarnya teriadi dalam pelayanan yang diberikan oleh para birokrat kepada masyarakat. Untuk mengetahui tercapainya pelayanan yang prima dalam hal pelayanan publik, maka perlu dilakukan penelitian tentang kualitas pelayanan publik yang dimana untuk memenuhi kepentingan masyarakat dengan mengutamakan kepuasan masyarakat.

2.4.  Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penclitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat portanyaan. Hipotesis memberikan hasil dari refleksi peneliti be kajian pustaka dan landasan toori yang akan digunakan sebagai dasar argumentasi. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan hipotesis komparatif yaitu merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah komparatif Pada rumusan ini variabelnya sama tetapi lokus dan sampelnya berbeda. Dimana penulis memiliki hipotesis bahwa:
Ha: Terdapat perbedaan antara kepuasan pelanggan terhadap pelayanan jasa pengiriman paket di PT POS Indonesia dan JNE di Kota Serang.
Selanjutnya hipotesis tersebut diuji secara statistik sehingga bentuknya menjadi
1.    Ho : Tidak terdapat perbedaan antara kepuasan pelanggan terhadap pelayanan jasa pengiriman paket di PT POS Indonesia dan JNE di Kota Serang.
2.    Ha : Terdapat perbedaan antara kepuasan pelanggan terhadap pelayanan jasa pengiriman paket di PT POS Indonesia  dan JNE di Kota Serang.



BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1.  Metode Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penclitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Rasional berarti kegiatan peneltian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia. Sistematis artinya proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis (Sugiyono,2010:2)
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif yang bersifat komparatif. Penelitian ini bersifat komparatif karena penelitian ini bersifat membandingkan. Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan persamaan dan perbedaan dua atau lebih fakta-fakta dan objek yang diteliti berdasarkan kerangka pemikiran tertentu. Pada penelitian ini variabelnya masih mandiri letapi untuk sampel yang lebih dari satu atau dalam waktu yang berbeda. Penelitian komparatif adalah sejenis penelitian deskriptif yang ingin mencari jawaban secara mendasar tentang sebab-akibat dengan menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya ataupun munculnya suatu fenomena tertentu. Jadi penelitian komparatif adalah jenis penelitian yang digunakan untuk membandingkan anura dua kelompok atau lebih dari suatu variabel tertentu. Adapun pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan penelitian kuantitatif dan menggunakan instrumen penelitian berupa kuisioner.
3.2.  Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di dua lokasi yaitu:
1.    Kantor PT POS Indonesia Kota Serang merupakan bagian dari kewilayahan PT POS Indonesia. PT POS Indonesia Kota Serang di Jl.Veteran 3 Kota Serang, Kode Pos 42112, Telp. 0254-200419
2.     Kantor perwakilan JNE di Jl.Ahmad Yani Cipete Serang Sumur Pecung 42118.



3.3.  Variabel Penelitian
3.3.1.      Definisi Konsep
Kepuasan pelanggan yaitu respon pelanggan terhadap evaluasi persepsi atas perbedaan antara harapan awal sebelum pembelian (atau standar kinerja lainnya dan kinerja aktual produk sebagaimana di setelah memakai produk atau jasa yang bersangkutan (Tse 7 Wilton dalam Ijiptono, 2010:169)
Pelayanan publik yaitu segala bentuk kegiatan pelayanan umum yang dilakukan oleh Instansi Pemerintah di Pusat. di daerah dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara Daerah dalam bentuk barang dan jasa baik dalam rangka suapaya kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka elaksanaan ketentuan peraturan penundang-undangan. Pelayanan publik dengan demikian dapat diartikan sebagai pemberian layanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan.
3.3.2.      Definisi operasional
Menurut Sugiyono (2007:32) mengemukakan bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditctapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.
Dengan demikian variabel dalam penelitian ini dapat dibuat definisi operasional sebagai berikut:

Variabel
Indikator
Sub Indikator

Dimension of SERVQUAL (Service Quaity) menurut Zeithaml, Parasuraman dan Berry
Reability
1.    Memberikan informasi secara pasti mengenai waktu pelaksanaan pelayanan
2.    Memberikan layanan secara tepat sesuai yang dijanjikan
3.    Ketepatan waktu pelayanan
4.    Kemampuan petugas untuk menghindari kesalahan dalam pelayanan
Responsiveness
1.    Memberikan pelayanan dengan segera
2.    Tidak menunda pelayanan
3.    Selalu siap untuk membantu pengguna layanan



Assurance
1.    Mampu menciptakan  rasa kepercayaan bagi pengguna layanan
2.    Mampu menciptakan rasa aman bagi pengguna layanan
3.    Bersikap sopan kepada pengguna layanan
Emphaty
1.    Memahami kebutuhan spesifik pengguna layanan
2.    Memberikan perhatian yang tulus terhadap pengguna layanan
Tangibles
1.      Penampilan fisik gedung/kantor yang baik
2.      Berpenampilan rapi
3.      Sarana komunikasi yang baik
3.4.  Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kuantitatif, peneliti menggunakan instrumen untuk mengumpulkan data. Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti. Jumlah instrumen yang akan digunakan untuk penelitian akan tergantung pada jumlah variabel yang diteliti (Sugiyono,2007:105).
Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Bila dilihat dari sumber datanya maka dalam penelitian ini pengumpulan data menggunakan dua surnber yaitu:
1.    Sumber data primer
Data Primer adalah data yang diperoleh penulis melalui observasi atau pengamatan langsung dari perusahaan, baik itu melalui observasi. Kuesioner dan wawancara secara langsung dengan pimpinan dan staf perusahaan sesuai dengan kebutuhan dalam penelitian ini.
2.    Sumber data sekunder
Data Sekunder adalah data yang diperoleh tidak langsung, yaitu data tersebut diperoleh penulis dari dokumen-dokumen perusahaan dan buku- buku literatur yang memberikan informasi tentang kepuasan pelanggan,
Dalam hal ini digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Indikator variabel yang disusun melalui item-item instrumen dalam bentuk pertanyaan yang diberi jawaban disetiap item instrumennya. Jawaban setiap item diberi skor, seperti berikut:
Tabel 3.2
Skor dalam penelitian
Jawaban Variabel
Skor
Sangat puas
4
Puas
3
Tidak puas
2
Sangat tidak puas
1

Skor dalam skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atas sekelompok tentang fenomena social. Dengan skala Likert, maka variabel yang diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item- item instrumen yang dapat berupa pernyataan ataupun pertanyaan. Pertanyaan- pertanyaan tersebut yang nantinya akan dijawab oleh responden Sugiyono, 2007: 107.

3.5.  Populasi dan Sampel Penelitian
3.5.1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang merdiri atas subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2008:57). Adapun data jumlah pelanggan pada JNE Kota Serang Tahun 2017 yaitu :

Tabel 3.3
Jumlah pelanggan PT POS dan JNE 2017
Bulan
Tahun 2017
PT. POS
JNE
Januari
65
45
Februari
45
46
Maret
34
54
April
23
44
Mei
57
45
Juni
53
76
Juli
21
65
Agustus
46
55
September
56
57
Oktober
67
78
November
68
65
Desember
63
34
Jumlah
598
664
Sumber : PT POS dan JNE

3.5.2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh suatu populasi yang akan dijadikan sebagai data penelitian yang diambil dengan teknik tertentu. Penarikinsan sampel perlu dilakukan bila ukuran populasi yang akan diteliti Lerlalu besar. Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah pelanggan di PT POS Indonesia dan JNE kota Serang yang telah menggunakan jasa pelayanan paket lebih dari satu kali
Teknik pengambilan sampel adalah dengan menggunakan Non Probabiliy Sampling, yaitu semua elemen dalam populasi tidak memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Hal ini dilakukan karena mengingat keterbatasan waktu yang ada. Metode pengambilan sampelnya menggunakan Accidental sampling, Teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa yang kebetulan bertemu dengan peneliti dapat dijadikan sampel jika dipandang cocok.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam teknik pengambilan sampel adalah sebagai berikut:
1.    Dari data jumlah pelanggan pengguna pelayanan jasa paket di PT POS Indonesia dan JNE selama tahun 2017, yaitu sejumlah 1.262 pelanggan.
2.    Penyebaran kuesioner dilakukan dengan cara mendatangi orang yang hendak mengirim paket dan sudah pernah mengirim lebih dari 1 kali. Hal ini dilakukan karena diharapkan hasil yang didapatkan dari kuesioner tersebut valid.

Sedangkan penentuan jumlah sampel menggunakan rumusan Taro Yamane, sebagai berikut:
Dimana :
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah populasi
d2 = Presisi yang ditetapkan
Karena itu penelitian ini mengambil sampel sebanyak 176 pelanggan dari pelanggan dua perusahaan yaitu PT POS Indonesia dan JNE.

3.6.  Teknik Pengelolaan dan Analisis Data
3.6.1. Teknik Pengolahan data
Apabila pengumpulan data sudah dilakukan pada tahap sebelumnya, maka data yang sudah terkumpul harus diolah dan dianalisis. Pengolahan data dilakukan melalui beberapa proses yaitu sebagai berikut:
1.      Editing. Hal ini berarti bahwa semua data yang diperoleh diteliti tentang kelengkapan dan kejelasan jawaban dari butir-butir pertanyaan yang telah dibuat.
2.      Coding dan scoring. Menupakan usaha mengklasifikasikan atau mengelompokkan jawaban responden berdasarkan macamnya dengan cara memberikan kode terhadap jawaban responden dalam kuisioner sesuai dengan kategori masing-masing, kemudian diberikan skor dengan menggunakan skala likert.
3.      Tabulating. Hal ini berarti menunjuk kepada kegiatan mengorganisasikan data ke dalam susunan-susunan tertentu berupa tabel-tabel dalam rangka penginterpretasian data sesuai dengan analisis yang dibutuhkan.
Setelah data diolah, maka tahap selanjutnya adalah analisis data. Analisis data merupakan upaya peneliti untuk menyederhanakan dan menyajikan data dengan mengelompokkan dalam suatu bentuk yang berarti, sehingga dapat mudah dipahami dan diinterpretasi oleh pembaca atau penguji. Dalam metode analisis yang digunakan oleh peneliti dengan metode kuantitatif Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data dari setiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan
3.6.2.    Analisis data
Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain telah terkumpul. Menurut sugiyono (2007:169), kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dari jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.
3.6.2.1.    Uji Validitas Instrumen
Validitas merupakan ukuran yang benar-benar mengukur apa yang diukur. Validitas berfungsi untuk menunjukan tingkat kesalahan suatu instrumen Instrumen yang sahih memiliki tingkat validitas. Instrumen dikatakan sahih apabila mampu mengukur variabel-variabel yang akan diukur dalam penelitian serta mampu menunjukan tingkat kesesesuaian antar konsep dan hasil pengukuran. Rumus uji validitas adalah sebagai berikut:
Keterangan
r = Koefisien Korelasi Product Moment
∑X = Jumlah skor dalam sebaran X
∑Y = Jumlah skor dalam sebaran Y
XY = Jumlah skor dalam sebaran XY
∑X2 = Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran X 
∑Y2 = Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran Y
n = Jumlah sampel
Menurut Sugiyono dalam buku yang berjudul Metode Penelitian Administrasi (2007:214), pedoman untuk dapat memberikan interpretasi terhadap tercapainya hipotesis terhadap interval koefisien korelasi yakni sebagai berikut:
0,00-0,199 Sangat tidak tercapai/ Sangat rendah
0,20-0,399 Kurang tercapai rendah
0,40-0,599 Sedang
0,60-0,799 Tercapai
0,80-1,000 Sangat tercapai sangat kuat
3.6.2.2.    Uji Reliabilitas Instrumen
Uji reliabilitas merupakan persyaratan pokok kedua dari instrumen pengumpulan data. Peneliti melakukan uji reliabilitas guna untuk mengukur dari sebuah instrument, dimana uji reliabilitas terhadap instrument yang dinayatakan valid, sedangkan instrumen yang dinyatakan tidak valid maka tidak bisa dilakukan uji reliabilitas. Dikatakan reliable jika nilai a>r tabel. Dalam pengukuran reliabilitas dapat menggunakan rumus Alpha Cronbach dengan bantuan SPSS 16.0
Pengujian reliabilitas instrument dilakukan dengan internal konsistensi dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach yaitu perhitungan yang dilakukan dengan menghitung rata-rata interkorelasi diantara butir-butir pertanyaan dalam kuisioner, variabel dikatakan reliable jika nilai alpha nya lebih dari 0,30. Dengan dilakukan uji reliabilitas maka akan menghasilkan suatu instrument yang benar-benar akurat dan tepat. Apabila koefisien reliabilitas instrument yang dihasilkan lebih besar berarti instrument tersebut memiliki reliabilitas yang cukup baik.


Pengujian reliabilitas kuisioner pada penelitian ini menggunakan koreksi Sperman Brown dengan bantuan perangkat lunak Statistic Program For Social science (SPSS) Versi 16.0
Keterangan :
R1 = Reliabilitas internal Seluruh instrumen
rAB = Korelasi Product Moment Pearson antara itm ganjil dan genap

3.6.2.3.    Uji Perbedaan Tingkat Kepuasan Pelayanan
a.      Uji normalitas
Uji normalitas dimaksud untuk mengambil apakah nilai residual yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas data menggunakan Kolmogorov Smirnov Test, engan membanding Asympototic Significance dengan a = 0,05. Dasar penarikan kesimpulan adalah data dikatakan berdistribusi normal apabila nilai Asympototic significance nya>0,05
b.    Uji Analisis Independent t-tes
Uji ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rata-rata antara dua kelompok sampel yang tidak berhubungan. Jika ada perbedaan, rata-rata manakah yang lebih tinggi. Data yang digunakan biasanya berskala interval atau rasio. Pengujian independent t-test pada penelitian ini menggunakan bantuan perangkat lunak Statistic Program For Social science (SPSS) Versi 16.0



Tidak ada komentar:

Posting Komentar