PEMBANGUNAN
MASYARAKAT PESISIR
Model Pembangunan Masyarakat
Pembangunan
masyarakat itu identik dengan perubahan sosial artinya bahwa perubahan sosial
terjadi untuk pembangunan masyarakat. Dan pembangunan masyarakat mendorong
terjadinya perubahan sosial.
Pembangunan
(development) itu mengandung 3 unsur penting yaitu ‘to take growth’
(pertumbuhan), harus ada intervensi (campur tangan manusia), harus ada
perencana pembangunan (planner, implementator, evaluator, benefianris),
improving (memperbaiki) dengan tujuan untuk lebih baik, to change (perubahan).
Hal yang harus
dipahami dalam pembangunan masyarakat :
1. Locality
resources based (harus memperhatikan sumber daya lokal). Contohnya : SDM, SDA
yang ada diwilayah, sistem sosial.
2. Community
organization (organisasi masyarakat) yang dibentuk oleh masyarakat. Contohnya;
organisasi pemuda, ibu-ibu pkk, organisasi keagamaan, organisasi koperasi,
karang taruna dan lain-lain.
3.
Participation
(partisipasi dan pemberdayaan). Contohnya; penyuluhan tentang koperasi .
Pengertian Model
Menurut Todaro P.M (1986) bahwa ada 3 komponen dasar suatu model
yakni seperangkat variabel, suatu hubungan fundamental dan sejumlah koefisien
yang strategik. Jadi model adalah simplikasi atau penyederhanaan.
Pembangunan Masyarakat
Dasar dari pembangunan masyarakat menurut Jim Ifi (1995) ;
a.
Perspektif
keadilan sosial
b.
Pendekatan
yang tidak merugikan. Contoh; pembangunan masyarakat tanpa harus merusak alam.
c. Pemberdayaan
(memberikan kemampuan untuk menjadi lebih berdaya seperti pelatihan pada
masyarakat)
d.
Kebutuhan
(kebutuhan itu sifatnya terbatas, sangat beda dengan keinginan)
e.
Hak
kebenaran. Contohnya hak asasi manusia.
Sangatlah tidak dibolehkan untuk melanggar hak dalam pembangunan masyarakat.
Model Konseptual Pembangunan Masyarakat
Partisipasi Dalam Pembangunan Masyarakat
1.
Pendahuluan
· Kata partisipasi sudah menjadi terminologi umum dan sangat populer
semenjak periode ketiga pembangunan 5 tahun kita
· Masyarakat yang sudah
terlanjur dininabobokan proyek, terasa amat berat untuk bangkrut
menentukan kemandirian masa silamnya.
· Konsekuensinya, dukungan partisipasi dengan program swadaya dan
swadana tetap tidak memadai, sementara sumber dana utama pembiayaan pemerintah
makin menurun.
· Reformasi politik yang terjadi setelah krisis moneter semakin
menciptakan suasana yang mendorong masyarakat untuk ikut terlibat dalam
penyelenggaraan pemerintahan
· Mulai bangkit kesadaran masyarakat akan hak dan kewajiban mereka
sebagai warga negara. Mereka lantas merasa perlu ikut menentukan penggunaan
dana yang berasal dari mereka
· Inilah barangkali hakekat partisipasi yang sesungguhnya “yaitu
partisipasi yang tidak sekedar dilihat sebagai “kewajiban” tanpa sekaligus
“hak” masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan”
2.
Pengertian Partisipasi
· Mubyarto (1984:35) mendefinisikan pastisipasi sebagai kesediaan
untuk membantu berhasilnya setiap program sesuai kemampuan setiap orang tanpa
berarti mengorbankan diri sendiri.
· Slamet M, (2003:8) memaknai partisipasi masyarakat dalam
pembangunan sebagai ikut sertanya masyarakat dalam pembangunan, ikut dalam
kegiatan-kegiatan pembangunan dan ikut serta memanfaatkan dan menikmati
hasil-hasil pembangunan.
Asngari Ps, (2005) meresumekan pengertian atau makna partisipasi
atas enam poin :
a)
Keterlibatan
dalam pengambilan keputusan
b)
Keterlibatan
dalam pengawasan
c)
Keterlibatan
dimana masyarakat mendapatkan manfaat dan penghargaan
d)
Partisipasi
sebagai proses pemberdayaan (empowerment)
e)
Partisipasi
bermakna kerja kemitraan (partnership)
f) Partisipasi
sebagai akibat dari pengaruh stakeholder menyangkut pengambilan keputusan,
pengawasan dan penggunaan resource yang bermanfaat bagi mereka.
3.
Bentuk dan Derajat Partisipasi
Derajat partisipasi :
a.
Tingkatan
derajat partisipasi tersebut terurai dalam tulisan Asngari Ps (2005)
disederhanakan sebagai berikut :
· Manipulasi
Pada tahap ini partisipasi tidak
lebih dari upaya indoktrinitasi. Jadi sesungguhnya disini tidak ada pastisipasi
(non-participation)
· Informasi
Stakeholder diberikan informasi
menyangkut hak dan kewajiban, tanggung jawab dan lain-lain (komunikasi satu
arah)
· Consultation
Telah terjadi komunikasi dan arah
dimana stakeholder sudah dapat mengekspresikan saran-saran dan perhatian, namun
belum menjamin diterimanya input tersebut.
· Consensus Building
Para stakeholder berinteraksi untuk menciptakan
posisi negosiasi.
· Decision Making
Interaksi stakeholder tersebut
diarahkan hingga proses pengambilan keputusan.
· Risk Sharing
Stakeholder telah mengambil bagian
untuk ikut menanggung resiko dari kegagalan pembangunan.
· Partnership
Telah terbangun kerja sama yang
saling menguntungkan dikalangan stakeholders pembangunan
· Self-Management
Para stakeholders telah sampai pada
tahap dimana segala urusan pembangunan harus dikerjakan secara baik.
4.
Partisipasi Pembangunan Masyarakat
Dalam
pembangunan masyarakat terkandung 3 hal yang amat kental mensyaratkan
pentingnya partisipasi yaitu :
· Adanya suatu kegiatan yang dilakukan oleh seluruh anggota
masyarakat
· Kegiatan tersebut mempunyai tujuan yaitu menciptakan tingkat
kehidupan yang lebih baik, jika dibandingkan dengan keadaan sebelumnya.
· Kegiatan tersebut sangat diperlukan adanya peran serta dalam
pembangunan masyarakat.
5.
Beberapa Pendekatan
· Pendekatan secara teknis yang ideal bisa di implementasikan melalui
praktek perencanaan partisipatif sehingga wacana “bottom up approach” yang
harus terus menjadi diskursus bisa diterapkan.
· Kegagalan dalam pembangunan masyarakat disebabkan : Pertama,
membiarkan pemerintah memonopoli kedaulatan dalam segala aspek termasuk
menentukan arah masa depan pembangunan. Kedua, dalam hal tertentu pemerintah
mempercayakan sekelompok orang pintar (akademisi) atau konsultan ahli atau NGO,
mereka merancang konsep dibalik meja komputer dan atau turun kelapangan secara
bisu dalam yang diistilahkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar