A. Pengertian tradisi islam nusantara
Tradisi adalah adat kebiasaan turun
temurun yang masih dijalankan dalam masyarakat. Tradisi islam di nusantara
merupakan akulturasi antara ajaran islam dan adat yang ada di nusantara.
B. Fungsi tradisi islam
Fungsi tradisi islam adalah Sebagai
alat atau media dakwah islam maka para wali tertarik dengan islam. Agar orang
lain tertarik dengan agama islam maka para wali menggunakan beberapa media
seperti wayang, kasidah dan lain sebagainya.
C. Kesenian dan
adat nusantara
1.
Wayang
Merupakan hasil karya seorang ulama yang terkenal yaitu sunan kalijaga. Fungi dari wayang
adalah untuk wahana dakwah islam. Wayang mengandung nilai filosofi, religious.
Dan pendidikan. Cerita pewayangan yang diciptakannya berjudul jamus kalimasada,
wahyu tohjali, wahyu purboningrat dan
babat alas wonowarto. Ia juga
menciptakan peralatan pewayangan seperti
gamelan dan gending-gending jawa.
2.kasidah.
Kasidah berasal dari bahasa arab “kasidah” yang artinya puisi yang
lebih dari 14 bait. Kasidah biasanya di iringi dengan rebana. Rebana berasal
dari rabbana yang berarti wahai tuhan kami.kasidah biasanya dibawakan oleh10-20
orang. Kasidah mulai populer tahun 1960-an,dan mulai berkembang secara luas
pada tahun 1970- an. Berap grup kasidah yang bermunculan di indonesia nasidaria, nidaria dan el-hawa.
3.
Hadrah
Hadrah adalah suatu kesenian dalam bentuk seni tari dan nyanyian
yang bernapaskan islam. Lagu yang digunakan,lagu yang berisi ajaran islam,
sedangkan musiknya menggunakan rebana dan ganjring. Hadra biasa dipantaskan
dalam acara syukuran.selain kesenian -syair yang dilantunkan dalam hadrah juga
berisi nasihat-nasihat atau piwulang-wulang luhur.
4.
Sekaten
Adalah perayaan maulid nabi muhamad saw yang diadakan di Yogyakarta
dan Surakarta. Kata sekaten berasal dari bahasa arab yaitu syahadatain (2
kalimat syahadat). Sekaten mulai dikenalkan oleh raden patah pada abad XVI.
Perayaan sekaten dilakukan setiap tahun sekali, yang lebih dikenal dengan
istilah muludan.
5. Adat melayu
Ketika ada bayi laki-laki lahir maka segera di
azankan, sedang bila perempuan segera di
iqomahkan. Beberapa hari setelah kelahiran, diadakan acara aqiqah sesuai ajaran
islam. Ketika bayi berusia 3 bulan diadakan acara upacara yang disebut
“mengayun budak”. Pada usia 6 bulan diadakan upacara “turun tanah”.
Setelah berusia 7 tahun dan telah tamat baca
al-quran maka segera di khitan, yang ditandai dengan upacara “berkhatam ngaji”.
6. Adat minang
Menurut adat minang, anak laki-laki yang sudah mneginjak usia
baligh, harus segera di khitan dan belajar mengaji. Upacara khitan, adalah
sebagai tanda bahwa anak laki-laki itu sudah dewasa, sekaligus untuk
mengislamkan dirinya. Sedangkan bagi anak perempuan akan diadakan upacara
“merias rambut” yang dilaksanakan ketika dia sudah mendapat haid pertamanya.
7.
Adat bugis
Dibugis ada jenis tarian “tari pergauulan”. Tari itu dapat di
mainkan kelompok atau tunggal. Bila kelompok maka harus ada kelompok laki-laki
dan kelompok perempuan. Kelompok penari laki-laki disebut “pakarena
burakne” sedang kelompok penari
perempuan disebut “pakarena baine”. Keduanya menggambarkan kehalusan
putra/puteri bugis.
8.
Adat madura
Kesenian Madura adalah sandur. Sandur di timur berarti nyanyian
ritual, meniru suara gamelan dengan mulut, dan tata cara bersenandung menghibur
diri. Di Madura barat (bangkalan), sanndur disebut slabadan, atau sandur
Madura.
Sandur dimainkan oleh laki-laki. Tema ceritanya tentang konflik rumah tangga. Sandur hampir
mirip dengan kesenian jawa (ketoprak, ludruk, teater daerah).
9.
Adat sunda
Sunda memiliki adat yang diantaranya setelah kelahiran hingga
menjelang dewasa. di Sunda, bila lahir bayi laki-laki maka segera di
adzan dan di iqomahkan. Sedang bila lahir bayi perempuan cukup di iqomahkan
saja. Kelahiran bayi ditandai dengan penyembelihan akikah. Kedewasaan anak
laki-laki ditandai dengan upacara khitanan/sunatan yang dilakukan saat berusia
7-8 tahun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar