Senin, 23 Maret 2015

Tradisi Islam Nusantara



A. Pengertian tradisi islam nusantara
Tradisi adalah adat kebiasaan turun temurun yang masih dijalankan dalam masyarakat. Tradisi islam di nusantara merupakan akulturasi antara ajaran islam dan adat yang ada di nusantara.

B. Fungsi tradisi islam
Fungsi tradisi islam adalah Sebagai alat atau media dakwah islam maka para wali tertarik dengan islam. Agar orang lain tertarik dengan agama islam maka para wali menggunakan beberapa media seperti wayang, kasidah dan lain sebagainya.

C. Kesenian dan adat nusantara

1. Wayang
Merupakan hasil karya seorang ulama yang terkenal  yaitu sunan kalijaga. Fungi dari wayang adalah untuk wahana dakwah islam. Wayang mengandung nilai filosofi, religious. Dan pendidikan. Cerita pewayangan yang diciptakannya berjudul jamus kalimasada, wahyu  tohjali, wahyu purboningrat dan babat alas wonowarto. Ia  juga menciptakan peralatan  pewayangan seperti gamelan dan  gending-gending jawa.

2.kasidah.
Kasidah berasal dari bahasa arab “kasidah” yang artinya puisi yang lebih dari 14 bait. Kasidah biasanya di iringi dengan rebana. Rebana berasal dari rabbana yang berarti wahai tuhan kami.kasidah biasanya dibawakan oleh10-20 orang. Kasidah mulai populer tahun 1960-an,dan mulai berkembang secara luas pada tahun 1970- an. Berap grup kasidah yang bermunculan   di indonesia nasidaria, nidaria dan  el-hawa.

3. Hadrah
Hadrah adalah suatu kesenian dalam bentuk seni tari dan nyanyian yang bernapaskan islam. Lagu yang digunakan,lagu yang berisi ajaran islam, sedangkan musiknya menggunakan rebana dan ganjring. Hadra biasa dipantaskan dalam acara syukuran.selain kesenian -syair yang dilantunkan dalam hadrah juga berisi nasihat-nasihat atau piwulang-wulang luhur.

4. Sekaten
Adalah perayaan maulid nabi muhamad saw yang diadakan di Yogyakarta dan Surakarta. Kata sekaten berasal dari bahasa arab yaitu syahadatain (2 kalimat syahadat). Sekaten mulai dikenalkan oleh raden patah pada abad XVI. Perayaan sekaten dilakukan setiap tahun sekali, yang lebih dikenal dengan istilah muludan.

5.  Adat melayu
Ketika ada bayi laki-laki lahir maka segera di azankan, sedang bila perempuan  segera di iqomahkan. Beberapa hari setelah kelahiran, diadakan acara aqiqah sesuai ajaran islam. Ketika bayi berusia 3 bulan diadakan acara upacara yang disebut “mengayun budak”. Pada usia 6 bulan diadakan upacara “turun tanah”.
Setelah berusia 7 tahun dan telah tamat baca al-quran maka segera di khitan, yang ditandai dengan upacara “berkhatam ngaji”.

6.  Adat minang
Menurut adat minang, anak laki-laki yang sudah mneginjak usia baligh, harus segera di khitan dan belajar mengaji. Upacara khitan, adalah sebagai tanda bahwa anak laki-laki itu sudah dewasa, sekaligus untuk mengislamkan dirinya. Sedangkan bagi anak perempuan akan diadakan upacara “merias rambut” yang dilaksanakan ketika dia sudah mendapat haid pertamanya.

7. Adat bugis
Dibugis ada jenis tarian “tari pergauulan”. Tari itu dapat di mainkan kelompok atau tunggal. Bila kelompok maka harus ada kelompok laki-laki dan kelompok perempuan. Kelompok penari laki-laki disebut “pakarena burakne”  sedang kelompok penari perempuan disebut “pakarena baine”. Keduanya menggambarkan kehalusan putra/puteri bugis.

8. Adat madura
Kesenian Madura adalah sandur. Sandur di timur berarti nyanyian ritual, meniru suara gamelan dengan mulut, dan tata cara bersenandung menghibur diri. Di Madura barat (bangkalan), sanndur disebut slabadan, atau sandur Madura.
Sandur dimainkan oleh laki-laki. Tema ceritanya  tentang konflik rumah tangga. Sandur hampir mirip dengan kesenian jawa (ketoprak, ludruk, teater daerah).

9. Adat sunda
Sunda memiliki adat yang diantaranya setelah kelahiran hingga menjelang dewasa. di  Sunda,  bila lahir bayi laki-laki maka segera di adzan dan di iqomahkan. Sedang bila lahir bayi perempuan cukup di iqomahkan saja. Kelahiran bayi ditandai dengan penyembelihan akikah. Kedewasaan anak laki-laki ditandai dengan upacara khitanan/sunatan yang dilakukan saat berusia 7-8 tahun.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar