BAB I
DINAMIKA BIOSFER
A. Pengertian Biosfer
Biosfer merupakan sistem kehidupan paling besar karena terdiri atas
gabungan ekosistem yang ada di planet bumi. Secara etimologi kata biosfer terdiri atas dua kata, yaitu bio
yang berarti hidup dan sphere yang berarti lapisan. Jadi, biosfer adalah
lapisan tempat tinggal makhluk hidup. Biosfer meliputi lapisan litosfer,
hidrosfer, dan atmosfer.
Setiap makhluk hidup memiliki tempat masing-masing dilapisan biosfer untuk
tetap hidup sesuai dengan caranya. Tempat itu disebut habitat.
Contohnya, habitat ikan mas adalah air tawar. Namun, ada fauna tertentu yang
habitatnya lebih dari satu tempat, contohnya burung pipit. Burung pipit mencari
makanan disawah, sedangkan tempat untuk bertelur dan berkembang biak adalah
pepohonan.
Manusia dan tumbuhan pun memiliki tempat untuk mempertahankan kehidupannya
dengan kondisi tertentu di permukaan bumi yang disebut dengan istilah adaptasi.
Gambar 1.1
Lingkungan biosfer
Dalam rangka pengelolaan sumber daya hayati perlu dibuat konsep cagar
biosfer. Cagar biosfer tersebut merupakan tempat yang bisa digunakan untuk
menilai perubahan-perubahan yang dibuat manusia dan arah perubahan lingkungan,
yaitu melalui penelitian jangka panjang. Cagar biosfer merupakan bagian dari
suaka alam atau taman nasional. Pembuatan cagar biosfer ini bertujuan untuk :
1. Melestariakan keanekaragaman komunitas hayati dalam ekosistem alam untuk
menjaga keanekaragaman genetika agar proses evolusinya dapat berjalan terus.
2. Menyediakan daerah penelitian ekologi dan lingkungan, baik didalam maupun
diluar cagar biosfer.
3. Menyediakan sarana dan prasarana untuk pendidikan dan latihan.
B. Persebaran Flora Dan Fauna Di Dunia
Persebaran flora dan fauna dipelajari dalam biogeografi. Didalam
pembahasannya biogeografi menggunakan 2 pendekatan, yaitu biogeografi
sejarah dan biogeografi ekologi.
biogeografi sejarah adalah studi tentang persebaran flora dan fauna dengan
sudut pandang perkembangan dan evolusi kelompok organisme, iklim, migrasi,
gerakan bumi pada masa lalu, serta hubungan ekologi masa lalu dengan masa
sekarang. biogeografi ekologi adalah studi tentang persebaran flora dan
fauna dengan sudut pandang interaksi antarorganisme, interaksi antarorganisme
dengan lingkungan, dan pengaruh interaksinya.
Gambar 1.2
Tingkatan kehidupan yang kompleks
1)
Faktor Yang
Mempengaruhi Persebaran Flora Dan Fauna
a. Penyebab persebaran
1) Tekanan populasi, yaitu semakin banyak populasi menyebabkan persediaan
bahan makanan tidak mencukupi bagi keturunannya. Oleh karena itu, suatu spesies
hewan harus bermigrasi untuk mencari makanan ditempat lain.
2) Perubahan habitat menyebabkan tidak cocoknya suatu spesies hewan untuk
terus berada di daerah yang ditempati.
b. Sarana
persebaran
1) Udara, yaitu melalui kekuatan terbang, atau karena embusan angin, misalnya
oleh angin puyuh atau badai.
2) Air, yaitu melalui kekuatan berenang atau dibawa oleh arus air atau
benda-benda yang terapung.
3) Lahan, yaitu karena adanya gerakan suatu spesies di daratan.
4) Pengangkutan manusia, baik secara sengaja maupun tidak.
c. Hambatan
(barier) persebaran
persebaran flora dan fauna terhambat oleh adanya berbagai fenomena geosfer,
antara lain gerakan lempeng, perubahan permukaan laut, munculnya pegunungan,
dan perubahan pola aliran (drainase). Namun pada umumnya faktor yang
menjadi penghambat persebaran adalah sebagi berikut :
1)
Hambatan
iklim
Unsur iklim yang dapat menjadi penghambat dalam proses persebaran antara
lain kondisi temperatur, kelembapan udara, dan curah hujan.
2)
Hambatan
edafik (tanah)
Kondisi tanah sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman karena
tanaman memerlukan unsur hara, udara dan air yang cukup untuk dapat menjamin
kehidupannya. Adapun bagi hewan, kondisi tanah berpengaruh terhadap kemampuan hewan
dalam menggali tanah.
3)
Hambatan
geografis
Kondisi geografis yang dapat menjadi penghambat bagi persebaran flora dan
fauna terutama berhubungan dengan bentang alam antara lain samudra, padang
pasir, sungai dan pegunungan.
4)
Hambatan
biologis
Faktor yang merupakan hambatan biologis dalam persebaran flora dan fauna
antara lain habitat yang tidak sesuai lagi dan tidak cocok untuk kelangsungan
hidup, tidak ada persediaan makanan, dan karena adanya predator sehingga hewan
dapat bermigrasi ke tempat lain yang dapat menjamin kelangsungan hidupnya.
2)
Persebaran
Flora Di Dunia
Persebaran tumbuhan di muka bumi didasarkan atas letak geografis dan
fisiologis atau dikenal dengan sebutan pendekatan ekologi yang meliputi
distribusi tumbuhan dilihat dari pengaruh kondisi lingkungan, terutama iklim
yang disebabkan oleh perbedaan letak lintang (astronomis), dan pengaruh
ketinggian dari permukaan laut.
Sistem bioma merupakan salah satu cara mempelajari persebaran berbagai
jenis tumbuhan. Sistem ini menekankan pada dinamika komunitas yang berhubungan
dengan iklim dan faktor lingkungan lainnya.
a. Bioma Gurun
Daerah gurun
dicirikan oleh Curah hujan sangat rendah (kurang dari 250 mm per tahun) dan
Intensitas panas matahari yang tinggi. Didaerah ini umumnya Terdiri atas batu
atau pasir dengan tumbuhan yang jarang. Daerah gurun yang paling luas terpusat
didaerah sekitar 20
LU, yaitu mulai dari pantai atlantik di afrika
hingga ke asia tengah. Sepanjang daerah itu terdapat kompleks gurun sahara,
gurun arab, dan gurun gobi yang luasnya mencapai 10 juta km2.
Daerah gurun
memiliki ciri-ciri khusus, antara lain tingkat evavorasi yang lebih
tinggi daripada curah hujan dan air tanah yang cenderung asin. Air tanah itu
menjadi asin karena larutan garam dalam tanah tidak berpindah, baik melalui
pencucian oleh air maupun oleh drainase.
Tumbuhan yang
mampu hidup di gurun pada umumnya mempunyai daun yang kecil seperti duridan
mempunyai akar yang panjang. Vegetasi yang dapat hidup didaerah gurun adalah
kaktus, semak-semak akasia, dan pohon-pohon tamar (kurma).
Hewan yang
terdapat didaerah gurun antara lain belalang dan berbagai hewan jenis pengerat,
contohnya hamster dan gerbil.
b. Bioma Padang Rumput (Stepa)
Bioma padang rumput terbentang dari
daerah tropika sampai ke daerah subtropika yang curah hujannya tidak cukup
untuk perkembangan hutan. Didaerah tersebut pada umumnya mempunyai curah hujan
yang tidak teratur, yaitu antara 250 mm – 500 mm pertahun. Umumnya tanah
didaerah padang rumput tidak mampu menyimpan air karena tingkat porositasnya
rendah dan sistem penyaluran air kurang baik. Keadaan ini menyebabkan
rumput-rumput dapat tumbuh subur. Beberapa jenis rumput mempunyai ketinggian
hingga 3,5 m dan sering bercampur dengan pohon yang khas, misalnya akasia.
Didaerah padang rumput juga terdapat
berbagai jenis hewan, antara lain rusa, antelop, kerbau, kanguru, ular, singa,
harimau, dan berbagai hewan pengerat. Daerah padang rumput ini dapat dijumpai
antara lain di Afrika, Amerika Selatan, Amerika Serikat Bagian Barat,
Argentina, dan Australia.
c. Bioma Savana (Sabana)
Sabana adalah suatu padang rumput
yang diselingi oleh pohon-pohon yang tumbuhnya menyebar. Pohonn yang biasa
tumbuh didaerah ini adalah pohon jenis palem. Selain itu, ada juga yang
diselingi oleh pohon-pohon jenis akasia, misalnya bioma sabana di benua afrika
bagian utara.
Bioma ini termasuk salah
satu sistem biotik terbesar dibumi, menempati daerah yang luas di benua afrika,
amerika selatan, dan autralia. Namun, pada umumnya bioma ini terbentuk di
daerah tropika ataupun subtropika. Daerah terbentuknya sabana bercirikan
tempratur udara panas sepanjang tahun dan hujan yang terjadi secara musiman.
Hujan merupakan faktor
terpenting dalam pembentukan sabana. Sabana akan berubah menjadi semak dan
belukar apabila terbentuk mengarah kedaerah yang intensitas curah hujannya
makin rendah. Dan sabana akan berubah menjadi hutan basah apabila terbentuk
mengarah ke daerah yang intensitas curah hujannya makin tinggi.
Hewan yang hidup di
daerah ini adalah hewan jenis perumput (kuda dan zebra) dan jenis karnivora
(singa, macan tutul, anjing hutan).
d. Bioma Hutan Basah (Hutan Hujan Tropis)
Hutan basah
terdapat di daerah tropika meliputi Amerika Selatan, Semenanjung Amerika
Tengah, Afrika, Madagaskar, Australia Bagian Utara, Indonesia dan Malaysia. Di
daerah ini terdapat berbagai jenis tumbuhan. Tumbuhan tersebut dapat hidup
karena sepanjang tahun hutan ini mendapat sinar matahari yang cukup, curah
hujan diatas 2000 mm pertahun, dan keadaan alamnya memungkinkan tumbuhnya
berbagai jenis tanaman.
Adapun pohon-pohon
utamanya memiliki ketinggian antara 20-40 m, cabang pohonya berdaun lebar dan
lebat, serta selalu hijau. Hewan yang hidup di daerah ini umumnya adalah hewan
yang hidup di pohon dan berbagai jenis primata. Diantara primata hutan hujan tropis
dalam jumlah yang besar adalah avenon, monyet, gorila, dan simpanse)
terdapat di Afrika, sedangkan orang utan dan gibbon terdapat di Asia.
e. Bioma Hutan Gugur (Deciduous)
Terdapat di daerah beriklim sedang,
antara lain amerika serikat bagian timur, di ujung selatan benua amerika,
kepulauan inggris, dan australia. Curah hujannya merata, yaitu antara 750-1000
mm pertahun. Pohon-pohonnya juga tidak terlalu rapat dan jumlahnya relatif
sedikit. Daerah ini memiliki 4 musim, yaitu :
a.
Musim panas
Saat musim ini, pohon yang tinggi
tumbuh dengan daun lebat membentuk tudung, tetapi cahaya matahari masih dapat
menembus tudung tesebut hingga ke tanah karena daunnya tipis.
b.
Musim gugur
Saat musim gugur menjelang musim
dingin pancaran energi matahari berkurang, suhu rendah, dan air cukup dingin.
Oleh karena itu, daunnya menjadi merah dan cokelat, kemudian gugur karena
tumbuhan sulit mendapat air. Daun buah yang gugur kelak akan menjadi tumpukan
senyawa organik.
c.
Musim dingin
Saat musim ini air menjadi salju,
tumbuhan menjadi gundul, dan beberapa jenis hewan dalam keadaan hibernasi
(tidur saat musim dingin).
d.
Musim semi
Saat musim semi menjelang musim
panas, suhu naik, salju mencair, tumbuhan mulai berdaun kembali, tumbuhan semak
mulai tumbuh di permukaan tanah, dan hewan-hewan yang hibernasi mulai aktif
kembali.
f. Bioma Taiga (Coniferous)
Bioma
taiga atau hutan pohon pinus banyak terdapat di belahan bumi utara, antara lain
rusia bagian utara dan kanada. Daerah taiga ini merupakan bioma terluas..
didaerah ini musim dingin cukup panjang, sedangkan musim kemarau yang panas
sangat singkat. Selama musim dingin air tanah didaerah ini menjadi es dan
mencapai 2 m dibawah permukaan tanah.
Tumbuhan
yang hidup didaerah ini sangat sedikit, yaitu hanya terdiri atas 2 atau 3 jenis
tunbuhan. Adapun pohon utamanya adalah jenis konifer, terutama pohon spruce, alder, birch, dan juniper yang bentuk daunnya seperti jarum dan tahan terhadap kekeringan karena
berlapis zat lilin. Kondisi seperti ini menyebabkan hanya beberapa jenis hewan
yang dapat dijumpai di dearah taiga, antara lain rubah, serigala, dan beruang.
g. Bioma Tundra
Tundra merupakan daerah kutub yang
tidak dapat ditumbuhi oleh pepohonan. Hanya lumut yang dapat tumbuh di daerah
ini. Daerah tundra dapat dijumpai di sekeliling lingkaran arktik dan
pulau-pulau kecil dekat antartika. Daerah ini mempunyai musim dingin yang
panjang dan gelap serta musim panas yang panjang dan terang.
Fenomena tersebut terjadi karena
peredaran matahari hanya mencapai 23,5
LU/LS. Oleh karena itu, musim tumbuh tanaman
sangat pendek, yaitu 30-120 hari pertahun. Beberapa jenis tumbuhan yang dapat
tumbuh di daerah ini adalah lumut, rumput dan semak. Sedangkan hewan yang dapat
dijumpai di daerah ini antara lain rusa, kelinci salju, rubah dan hewan
pengerat. Burung-burung yang terdapat di daerah ini antara lain elang, itik,
angsa dan burung hantu.
3)
Persebaran
fauna di dunia
Umumnya hewan tersebar secara
terbatas pada daerah tertentu karena adanya berbagai penghalang atau karena
sejarah tempat asalnya pada zaman dahulu. Umumnya yang menjadi penghalang dan
pemisah persebaran hewan adalah faktor-faktor fisik yang berhubungan dengan
keadaan bumi. Faktor-faktor itu antara lain laut, sungai, gunung, padang pasir
dan iklim.satuan terbesar distribusi hewan disebut wilayah persebaran hewan.
Wilayah persebaran hewan pertama
kali diperkenalkan oleh sclater (1858), selanjutnya dikembangkan oleh huxley
(1868) dan oleh wallace (1876). Menurut Alfred Russel Wallace,
persebaran fauna di dunia dapat dikelompokkan menjadi 6 wilayah, yaitu neartik,
neotropik, australis, oriental, paleartik dan etiopian.
a. Wilayah Neartik
Wilayah ini meliputi seluruh wilayah
amerika utara dan seluruh daerah greenland. Amerika utara bagian timur terdiri
atas hutan gugur, amertika utara bagian tengah terdiri atas padang rumput, dan
di amertika utara bagian utara terdapat hutan konifer yang luas.
Beberapa hewan yang ada di daerah
neartik antara lain antelop bertanduk cabang tiga, sejenis tupai dari amerika
utara (prairie dog), kalkun, burung biru, salamander, bison dan karibou
(karibu).
b. Wilayah Neotropik
wilayah ini meliputi meksiko bagian
selatan sampai amerika bagian tengah dan amerika selatan. Kondisi wilayah
neotropik sebagian besar beriklim tropis dan di zona selatan beriklim sedang.
Hewan yang terdapat diwilayah ini
antara lain kukang, armadillo, alpaka, kelelawar pengisap darah, orang utan,
siamang, trenggiling, menjangan, sejenis babi, kuda, tapir (yang berbeda dengan
tapir asia), dan kera.
c. Wilayah Australis
Wilayah ini meliputi australia,
selandia baru, irian (papua), dan maluku serta pulau--pulau disekitarnya.
Sebagian besar kondisi lingkungannya beriklim tropis dan sebagian lagi beriklim
sedang. Kondisi autralia yang mencolok disebabkan oleh letakknya yang terpisah
jauh dari benua lainnya.
d. Wilayah Oriental
Wilayah ini
meliputi benua asia beserta pulau-pulaunya yang dekat, diantaranya sumatera,
kalimantan, jawa, sulawesi, srilangka, dan filipina. Kondisi lingkungan
fisiknya cukup bervariasi, namun sebagian besar beriklim tropis.
Hewan-hewan yang spesifik diwilayh
oriental antara lain harimau, gajag, gibbon, orang utan, dan badak bercula
satu.
e. Wilayah Paleartik
Wilayah ini meliputi hampir seluruh
daratan eurasia dan beberapa daerah tertentu antara lain himalaya, afganistan,
afrika, inggris dan jepang. Keadaan lingkungan fisiknya cukup bervariasi,
antara lain memiliki perbedaan suhu yang tinggi dan curah hujan yang
berbeda-beda. Hewan yang hidup di daerah ini antara lain bison, landak, kucing
kutub, dan menjangan kutub.
f. Wilayah Etiopian
Wilayah ini meliputi seluruh daratan
benua afrika, madagaskar, dan daerah arab bagian selatan. Dibagian utara
wilayah etiopian adalah gurun sahara yang merupakan padang pasir terluas di
dunia. Gurun ini menjadi barier antara wilayah paleartik dan wilayah etiopian.
Oleh karena itu, jenis-jenis hewan
yang terdapat di wilayah utara berbeda dengan hewan yang terdapat di wilayah
selatan. Hewan yang hidup di daerah ini antara lain gorila, simpanse, antelop,
burung unta, kuda nil, zebra dan jerapah.
C. Persebaran Flora Dan Fauna Di Indonesia
Keanekaragaman flora dan fauna di
indonesia itu sangat dipengaruhi oleh kondisi geologi pada zaman pleistosen, yaitu saat permukaan laut
berada pada tingkat terendah. Persebaran flora dan fauna di indonesia mempunyai
kesamaan dengan flora dan fauna yang ada di asia dan australia.
Persebran flora dan fauna di indonesia
di pengaruhi oleh faktor-faktor fisik yang lain disamping sejarah geologi.
Faktor fisik itu antara lain garis
lintang, curah hujan, dan ketinggian.
1)
Persebran
flora di indonesia
Tumbuhan yang terdapat di indonesia
diperkirakan sebanyak 25.000 jenis atau lebih dari 10
jenis tumbuhan di dunia. Persebaran flora di
indonesia di kelompokkan ke dalam 6 jenis, yaitu hutan hujan tropis, hutan
musim, hutan bakau, sabana, stepa dan padang lumut.
a. Hutan hujan tropis
Merupakan
vegetasi utama yang tumbuh di daerah tropika seperti indonesia. Keadaan hutan
hujan tropis ini sangat lebat dan selalu hijau sepanjang tahun. Hal ini
disebabkan oleh adanya curah hujan dan suhu udara yang tinggi serta banyak
mendapat sinar matahari. Didalam hutan ini terdapat beraneka ragam jenis
tumbuhan, mulai dari pohon-pohon besar, perdu, rumput, sampai tumbuhan parasit.
Hutan ini dapat di jumpai di sumatra, kalimantan, sulawesi, dan papua.
b. Hutan musim
Hutan musim
tumbuh di daerah yang memiliki perbedaan antara musim hujan dan musim kemarau
sangat jelas. Pada musim kemarau pohon-pohon di hutan ini umumnya kering dan
daun-daunnya berguguran untuk mengurangi penguapan, sedangkan pada musim hujan
pohon-pohonnya berdaun lebat. Jenis pohon yang terdapat di daerah ini antara
lain pohon jati dan angsana. Hutan musim ini dapat di jumpai di sebagian jawa
barat, jawa tengah, jawa timur, dan nusa tenggara.
c. Hutan bakau (mangrove)
Hutan bakau
banyak tumbuh di daerah pantai yang landai dan berlumpur. Hutan baj=kau
berfungsi sebagai pencegah abrasi pantai serta merupakan habitat berbagai jenis
ikan. Hutan bakau dapat di jumpai di pantai timur sumatra, pantai utara jawa,
pantai kalimantan, dan pantai selatan papua.
d. Sabana
Adalah padang
rumput yang di selingi oleh pohon-pohon yang bergerombol. Sabana umumnya
terdapat di dataran rendah dan curah hujan sedikit. Sabana dapat di jumpai di
jawa timur, nusa tenggara barat, dan nusa tenggara timur.
e. Stepa
Adalah padang
rumput yang tidak diselingi pohon-pohon dan terdapat di daerah yang sangat
sedikit curah hujannya. Stepa tumbuh di nusa tenggara timur.
f. Padang lumut
Merupakan
jenis vegetasi yang banyak terdapat di puncak pegunungan tinggi dengan suhu
yang sangat rendah. Padang kumut dapat di jumpai di daerah pegunungan di
sumatra, sulawesi dan papua.
2)
Persebaran
fauna di indonesia
Indonesia berada di antara dua
kawasan persebaran fauna didunia, yaitu kawasan oriental dan australis. Oleh
karena itu indonesia memiliki berbagai macam fauna dari asia dan australia.
Akan tetapi, persebaran fauna tersebut mengalami hambatan karena bentang alam
wilyah indonesia.
Berbagai jenis fauna yang ada di
indonesia meliputi jenis mamalia (lebih dari 500 jenis), kupu-kupu (leboh dari
100 jenis), reptil(lebih dari 600 jenis), burung (lebih dari 1.500 jenis), dan
amfibi (lebih dari 250 jenis). Persebaran fauna di indonesia dapat di bedakan
menjadi 3 kelompok berdasarkan keadaan geografis, yaitu fauna indonesia barat,
fauna indonesia tengah, dan fauna indonesia timur.
a. Fauna indonesia barat
Kawasan ini
meliputi sumatra, pulau jawa, pulau kalimantan, dan pulau-pulau kecil di
sekitarnya. Fauna kawasan ini sering disebut fauna dangkalan sunda. Batas
wilayah kawasan fauna dangkalan sunda adalah garis wallace.
Jenis-jenis
fauna di kawasan dangkalan sunda termasuk tipe asiatis, antara lain gajah, banteng, beruang, orang utan, harimau,
tapir, rusa, badak bercula satu, burung elang, ikan pesut (sejenis lumba-lumba
dari sungai mahakam), kerbau, babi hutan, buaya, trenggiling, biawak, bunglon,
dan kijang.
b. Fauna indonesia tengah
Kawasan fauna
indonesia tengah meliputi sulawesi dan nusa tenggara. Fauna di kawasan tengah
merupakan fauna khas indonesia. Persebaran fauna indonesia tengah dibatasi oleh
garis wallace disebelah barat dan garis weber disebelah timur.
Jenis-jenis
fauna di kawasan indonesia tengah antara lain anoa, babi rusa, kura-kura,
biawak, kuskus, kera, tarsius, komodo, buaya, ular serta berbagai jenis
burung antara lain burung cenderawasih,
maleo, kakatua, nuri, dan raja udang.
c. Fauna indonesia timur
Kawasan fauna
indonesia timur meliputi kepulauan maluku dan papua beserta pulau-pulau kecil
di sekitarnya. Wilayah ini sering disebut wilayah fauna dangkalan sahul.
Jenis-jenis
fauna di kawasan dangkalan sahul termasuk tipe australis, antara lain kanguru,
walaby, cenderawasih, kasuari, kakatua, nokdiak (landak irian), oposum layang
(pemanjat berkantung), buaya, biawak, kadal dan kura-kura.
D. Pelestarian Flora Dan Fauna
Saat ini indonesia telah memiliki
sekitar 350 kawasan yang dilindungi dalam bentuk suaka alam. Adanya kawasan
tersebut diatur dalam undang-undang no. 5 tahun 1967 tentang
ketentuan-ketentuan pokok kehutanan. Undang-undang tersebut menyatakan bahwa
hutan suaka alam mencakup kawasan hutan yang karena sifatnya yang khas di
peruntukkan secara khusus bagi perlindungan alam hayati dan manfaat-manfaat
lainnya. Kawasan tersebut terdiri atas cagar alam dan suaka marga satwa.
Didalam sebuah ekosistem keberadaan
flora dan fauna sangatlah penting. Berkurangnya flora dan fauna dapat
mengganggu ekosistem. Kerusakan flora dan fauna dapat disebabkan oleh faktor
alam dan faktor manusia. kerusakan yang disebabkan alam contohnya kebakaran
hutan akibat pengaruh fenomena el nino. Kerusakan yang disebabkan faktor
manusia contohnya penebangan hutan atau perburuan terhadap hewan tanpa
memperdulikan keadaan lingkungan.
Rusaknya hutan akan berpengaruh pada
kehidupan satwa didalamnya. Oleh karena itu, keberadaan flora dan fauna tersebut
harus dijaga kelestariannya. Guna menjaga kelestarian tersebut dibuatlah suaka
alam, yaitu kawasan untuk perlindungan dan pelestarian flora dan fauna beserta
lingkungannya.
Cagar alam adalah kawasan yang
ditetapkan sebagai tempat untuk melindungi tumbuhan dan lingkungannya agar
dapat tumbuh secara alami. Suaka marga satwa adalah kawasan yang ditetapkan
sebagai tempat untuk melindungi dan melestarikan berbagai jenis hewan agar
terhindar dari kepunahan.
Contoh kawasan yang dilindungi, baik
cagar alam maupun suaka margasatwa di indonesia adalah sebagai berikut ini.
1. Taman Nasional Kerinci-Seblat
Taman ini berada di kawasan bukit
barisan, terdiri atas kawasan gunung kerinci (2.805 mdpl) dan gunung seblat
(2.383 mdpl). Luas wilayah taman nasional kerinci-seblat adalah 14.846 km2,
meliputi 4 provinsi, yaitu sulawesi barat, sumatra selatan, jambi
dan bengkulu.
Kawasan taman ini dahulunya
merupakan hutan dataran rendah yang lebat dan belum banyak diketahui. Namun,
saat ini sebagian dari kawasan tersebut telah di izinkan untuk menjadi kawasan
penebangan pohon.
Satwa yang masih terdapat dikawasan
taman nasional kerinci-seblat antara lain gajah, badak, tapir, harimau, beruang
madu, dan macan dahan.
2. Taman Nasional Gede-Pangrango
Taman ini terdiri atas
kawasan gunung gede (2.958 mdpl) dan gunung pangrango (3.019 mdpl). Luas
wilayahnya adalah 150 km2, meliputi 3 kabupaten yaitu bogor, cianjur
dan sukabumi di provinsi jawa barat.
Hutan pegunungan rendah
dan tinggi serta sub-alpin menjadi penuutup lahan kawasan taman nasional
gede-pangrango , sedangkan dipuncak gunung terdapat tumbuhan edelweiss.
Di dalam hutan taman nasional ini hidup berbagai satwa, antara lain wau-wau
jawa, lutung dan berbagai jenis burung terutama elang jawa.
3. Taman Nasional Tanjung Puting
Taman ini terletak di provinsi
kalimantan tengah bagian selatan. Luas kawasannya adalah 3.050 km2,
terdiri atas tanah rawa gambut dan hutan kerangas. Keduanya selalu tergenang
air secara musiman. Hewan yang hidup didalam kawasan taman nasional tanjung
puting antara lain orang utan, bekantan, dan ikan arwana.
4. Taman Nasional Lore Lindu
Taman ini
terletak di bagian tenggara palu, ibukota provinsi sulawesi tengah. Luas
kawasannya adalah 2.300 km2, meliputi hutan, padang rumput dan danau
yang terletak dibagian barat taman nasional. Taman nasioanal lore lindu
merupakan kawasan untuk mempertahankan hutan eboni dan berbagai jenis monyet
hitam.
5. Taman Nasional Gunung Lorentz
Taman ini
terletak di proviinsi papua bagian tengah. Luas kawasannya adalah 21.500 km2,
merupakan kawasan perlindungan terluas di asia. Taman nasional ini meliputi
kawasan puncak jaya yang selalu tertutup gletser, berbagai jenis hutan, rawa
air tawar, rawa bakau, dan rawa tropis di pantai selatan.
Hutan
pegungungan di taman nasional ini menjadi tempat hidup berbagai hewan, antara
lain burung nandur, landak, walaby, kanguru pohon, dan ular sanca.
E. Pengertian Antroposfer
Antroposfer adalah lapisan manusia
dan kehidupannya di permukaan bumi. Fenomena mengenai Antroposfer di tekankan
pada fenomena kependudukan yang terjadi di permukaan bumi. Fenomena
kependudukan itu terutama berkaitan dengan permasalahan kependudukan, antara
lain mengenai jumlah penduduk, kepadatan penduduk, dan kualitas penduduk.
Saat ini banyak negara yang
memusatkan perhatiannya terhadap permasalahan kependudukan. Permasalahan
kependudukan tersebut muncul terutama akibat pertumbuhan penduduk yang terlalu
cepat. Pertumbuhan penduduk yang sangat cepat pada umumnya terjadi di
negara-negara yang sedang berkembang seperti indonesia dan negara-negara di
amerika latin serta afrika. Pertumbuhan penduduk yang cepat si negara-negara
berkembang menyebabkan kebutuhan masyarakat menjadi beraneka ragam, terutama
bahan makanan harus di tingkatkan. Hal itu harus di lakukan untuk menjamin
kelangsungan hidup masyarakat.
Guna memenuhi kebutuhan hidupnya
manusia melakukan eksploitasi terhadap alam. Namun, karena eksploitasi
dilakukan secara berlebihan akibatnya lingkungan hidup makin lama makin rusak
dan tidak produktif.
Permasalahan yang timbul akibat
pertumbuhan penduduk yang cepat antara lain kekurangan makan pada sebagian
besar penduduk, berkurangnya kesempatan kerja dan bersekolah, kurangnya tempat
tinggal, serta kekurangan air bersih. Namun, benyaknya permasalahan yang berkaitan
dengan kependudukan dapat juga menimbulkan kesadaran manusia untuk mempelajari.
Pada akhirnya manusia memperoleh pengetahuan yang dapat dipakai dalam mengatasi
berbagai permasalahan tersebut.
F. Pendekatan Masalah Kependudukan
Terdapat tiga jenis pendekatan yang
dapat digunakan dalam menelaah masalah
kependudukan, yaitu sebagai berikut.
1.
Penduduk
sebagai lapangan untuk memperoleh data
Data
kependudukan dapat dikumpulkan melalui 3 cara, yaitu sensus, registrasi, dan
survei.
a. Sensus penduduk
Adalah kegiatan menghitung jumlah
penduduk suatu negara. Sensus dilakukan dengan kunjungan dari rumah ke rumah
atau pendekatan secara individual. Kebanyakan negara melaksanakan sensus
penduduk secara teratur, yaitu sekali dalam rentang waktu 5 atau 10 tahun.
Sensus penduduk dapat dilakukan
dengan 2 cara, yaitu secara de facto dan secara de jure. Sensus
penduduk secara de facto adalah menghitung jumlah penduduk menurut tempat
tinggal mereka pada saat sensus. Sensus penduduk secara de facto datanya lebih
lengkap, kesalahan yang disebabkan oleh duplikasi (perhitungan dua kali)
lebih kecil, serta penghitungan tingkat kelahiran dan kematian lebih akurat.
Sensus penduduk secara de jure
adalah menghitung jumlah penduduk menurut tempat tinggal yang tetap. Sensus
penduduk secara de jure antara lain dapat digunakan untuk mengetahui jumlah
penduduk di tempat-tempat reaksi yang selalu berubah menurut musim.
Sensus penduduk mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1)
Dibuat dan diselenggarakan oleh pemerintah. Di indonesia sensus penduduk
dilaksanakan oleh badan pusat statistik (BPS)
2)
Dilakukan terhadap penduduk disuatu wilayah yang batas-batasnya ditentukan
secara pasti
3)
Merupakan pencatatan universal dan menyeluruh terhadap semua penduduk suatu
negara
4)
Merupakan pencatatan data setiap penduduk di suatu wilayah
5)
Dilakukan secara serentak dalam satu hari
6)
Dilakukan secara teratur dalam kurun waktu tertentu, umumnya sekali tiap 5
atau 10 tahun.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam sensus penduduk adalah sebagai
beriktu.
1)
Menentukan keterangan
yang ingin diperoleh dari tiap individu. Keterangan-keterangan yang hampir
selalu ada pada tiap sensus adalah tempat tinggal saat sensus, tempat tinggal
tetap, hubungan dengan kepala keluarga, jenis kelamin, umur, status kawin,
tempat lahir, kewarganegaraan, pekerjaan, jenis kegiatan, lapangan pekerjaan,
status pekerjaan, bahasa kesukuan, kebangsaan, pendidikan, kemampuan baca
tulis, jumlah anak lahir hidup, jumlah keluarga, dan klasifikasi desa-kota.
2)
Membuat daftar
pertanyaan yang dapat dipahami oleh pencacah maupun responden
3)
Mengumpulkan data di
lapangan, baik dengan wawancara maupun tertulis
4)
Mengolah data, memberi
kode, dan tabulasi
5)
Mempublikasikan data
hasil sensus.
b. Registrasi penduduk
Adalah pencatatan setiap peristiwa
yang dialami penduduk, misalnya kelahiran, kematian, perkawinan, perceraian,
dan migrasi. Sistem registrasi penduduk di indonesia belum di atur dalam
undang-undang.
Oleh karena itu setiap warga negara
merasa tidak wajib mencatat setiap kejadian penting yang dialaminya.
Didalam registrasi tiap kejadian di
catat pada suatu sertifikat. Namun belum ada sistem yang pasti dalam registrasi
penduduk karena di tangani oleh beberapa instansi pemerintah, antara lain
departemen kehakiman, departemen dalam negeri, departemen agama, dan departemen
kesehatan.
c. Survei penduduk
kegiatan survei sama dengan sensus
dan registrasi, yaitu mengumpulkan data kependudukan. Hanya saja survei
dilakukan terhadap penduduk dengan batas-batas yang jelas. Maksudnya, survei
dilakukan pada wilayah tertentu yang terbatas, sedangkan sensus dilakukan dalam
satu negara. Selain itu, survei dapat dilakukan kapan saja tanpa ada batasan
waktu. Tujuan dilaksanakannya survei ialah untuk mengumpulkan data dari seluruh
penduduk menuntut banyak biaya, waktu, dan tenaga.
Contoh yang diambil dalam survei
harusn mewakili seluruh penduduk. Selain itu, diperlukan pula contoh yang
banyak sehingga dapat menggambarkan keadaan penduduknya.
2.
Penduduk
sebagai lapangan untuk memperoleh penafsiran perilaku
Penduduk mempunyai sifat yang
dinamis. Oleh karena itu, tingkah laku penduduk perlu diteliti dan ditafsirkan
secara sosiologis. Banyak sifat-sifat penduduk yang dipengaruhi oleh keadaan
penduduk itu sendiri, sedangkan keadaan penduduk banyak masyarakat petani
menjadi buruh akan mempengaruhi penilaian terhadap anak, selanjutnya akan
mempengaruhi sikap dan pola kehidupan dalam keluarga.
Gejala-gejala kependudukan harus
dilihat dari berbagai sisi ilmu, antara lain agama, geografi, dan ekonomi.
3.
Penduduk
sebagai lapangan untuk melakukan aksi sosial
Setelah mendapat data kepndudukan
dan membuat penafsiran terhadap perilaku penduduk, dapat diambil kebijakan (policy)
dan melakukan tindakan yang nyata terhadap permasalahan kependudukan. Sebagai
contoh, tingkat pertumbuhan penduduk indonesia yang tinggi menyebabkan
terjadinya berbagai macam permasalahan kependudukan. Oleh karena itu perlu
segera diatasi dengan cara menggalakan program keluarga berencana (KB)
secara nasional.
G. Teori Kependudukan
Berbagai perubahan yang dialami
penduduk menjadi dasar untuk memberikan penjelasan tentang perubahan penduduk,
berbagai fenomena kependudukan tersebut memunculkan teori-teori tentang
kependudukan.
Adanya teori kepndudukan membantu
para ahli untuk menerangkan data yang ada dan meramalkan data yang tidak
diamati, misalnya data pada masa lampau dan data pada masa yang akan datang
untuk kepentingan pembangunan.
Diantara berbagai teori
kependudukan, teori malthus merupakan yang paling terkenal. Menurutnya,
kemelaratan disebabkan oleh tidak adanya keseimbangan antara pertambahan
penduduk dan pertambahan bahan makanan. Ketidakseimbangan itu terjadi karena
jumlah penduduk bertambah sesuai dengan deret ukur (1-2-4-8-16-32-64 dan
seterusnya), sedangkan bahan makanan bertambah sesuai dengan deret hitung
(1-2-3-4-5-6-7 dan seterusnya).
Maltus berasumsi bahwa dalam kedaan
sehat dan tetap hidup selama sisa mampu
melahirkan, seorang wanita yang kawin pada usia sekitar 20 tahun dapat
melahirkan 10 orang anak atau lebih. Oleh karena itu, malthus memandang pesimis
masa depan penduduk. Menurut malthus pada masa mendatang manusia akan hidup
sengsara karena persediaan bahan makanan tidak dapat mengimbangi pertambahan
jumlah penduduk. Manusia akan selalu dalam keadaan kekurangan makanan sehungga
dapat menimbulkan penderitaan. Akan tetapi, malthus berpendapat bahwa
pertambahan jumlah penduduk yang cepat dapat diatasi dengan cara pengekangan
moral, misalnya menunda perkawinan dan kelahiran.
Teori malthus tersebut mempunyai
kelemahan, antara lain sebagai berikut.
1. Ia tidak yakin akan kemampuan tanah
untuk menghasilkan bahan makanan yang lebih cepat
2. Adanya kemungkinan kemajuan tingkat
hidup manusia karena adanya industrialisasi, transportasi, dan distribusi yang
lebih baik.
3. Adanya kemungkinan pengurangan
kelahiran dengan cara keluarga berencana (family planning) seperti
sekarang ini.
H. Komposisi Penduduk
Data kependudukan yang diperoleh
dari hasil sensus, registrasi, dan survei belum tersusun secara teratur.
Keadaan ini mempersulit orang untuk membaca hasilnya. Oleh karena itu, data
tersebut perlu disusun. Hasil penyusunan tersebut disebut komposisi
penduduk. Jadi, komposisi penduduk adalah penggolongan penduduk berdasarkan
kriteria tertentu.
Secara umum komposisi penduduk
dibedakan menjadi 4 macam, yaitu
komposisi penduduk berdasarkan unsur biologi, sosial, geografi, dan ekonomi.
Komposisi penduduk berdasarkan unsur
biologi contohnya menurut umur dan jenis kelamin, berdasarkan unsur sosial
contohnya menurut tingkat pendidikan, berdasarkan unsur geografi contohnya
menurut tempat tinggal (di pedesaan atau perkotaan), serta berdasarkan unsur
ekonomi contohnya menurut jenis pekerjaandan tingkat pendapatan.
1. Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin
Komposisi penduduk menurut umur dan
jenis kelamin bersifat universal. Hal itu karena umur dan jenis kelamin selalu
menjadi dasar dalam pengelompokkan penduduk. Dalam kehidupan masyarakat, umur
dan jenis kelamin mempunyai peranan penting, antara lain menentukan kedudukan
atau status kemasyarakatan dan menentukan kesempatan dalam memperoleh
pekerjaan.
Tabel 1.1 PPENDUDUK INDONESIA
MENURUT UMUR DAN JENIS KELAMIN TAHUN 2000
Kelompok umur
(tahun)
|
Laki-laki
|
Perempuan
|
Jumlah
|
0-4
|
10.295.701
|
10.006.675
|
20.302.376
|
5-9
|
10.433.908
|
10.060.226
|
20.494.134
|
10-14
|
10.460.908
|
9.992.824
|
20.453.732
|
15-19
|
10.649.348
|
10.500.169
|
21.149.517
|
20-24
|
9.237.464
|
10.020.637
|
19.258.101
|
25-29
|
9.130.504
|
9.510.433
|
18.640.937
|
30-34
|
8.204.302
|
8.195.418
|
16.399.720
|
35-39
|
7.432.840
|
7.471.368
|
14.904.226
|
40-44
|
6.433.438
|
6.034.410
|
12.467.848
|
45-49
|
5.087.252
|
4.568.753
|
9.656.005
|
50-54
|
3.791.185
|
3.593.783
|
7.384.968
|
55-59
|
2.883.226
|
2.795.438
|
5.678.664
|
60-64
|
2.597.076
|
2.723.943
|
5.321.019
|
65-69
|
1.666.191
|
1.898.735
|
3.564.926
|
70-74
|
1.368.190
|
1.468.847
|
2.837.037
|
75+
|
1.257.526
|
1.459.459
|
2.716.985
|
Jumlah
|
100.929.059
|
100.301.136
|
201.230.195
|
a. Pengelompokan Menurut Umur
Pengelompokkan jenis ini pada
umumnya dilakukan menurut selisih umur 1 tahun (0,1,2,3, dan seterusnya) atau
lima tahun (0-4, 5-9, 10-14, dan setersunya). Adapun untuk menunjukan struktur
penduduk, pengelompokkan penduduk menurut umur dapat dibedakan menjadi 3
golongan utama, yaitu golongan muda (0-14 tahun), golongan dewasa (15-64
tahun), dan golongan tua (65 tahun ke atas).
Golongan penduduk muda dan golongan
penduduk tua merupakan golongan usia tidak produktif, sedangkan golongan
penduduk dewasa merupakan golongan usia produktif. Usia produktif adalah usia
seseorang yang masih mampu bekerja dan menghasilkan sesuatu, khususnya untuk
mencukupi kebutuhan hidupnya.
Penggolongan ini dilakukan untuk
mengetahui angka beban ketergantungan penduduk (dependency ratio), yaitu
dengan membandingkan antara penduduk usia tidak produktif dan penduduk
usia produktif.
Angka beban ketergantungan bertujuan
untuk mengetahui jumlah penduduk usia tidak produktif yang kebutuhan ekonominya
menjadi beban atau tanggungan penduduk usia produktif.
Contoh : berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2000, jumlah penduduk indonesia
usia 0-14 tahun adalah 61.250.199 jiwa, usia 15-64 tahun adalah 130.861.005
jiwa, dan usia diatas 64 tahun adalah 9.130.795 jiwa, maka anngka beban
ketergantungannya adalah sebagai berikut.
Jadi, tiap
100 orang yang berusia produktif menanggung beban ekonomi terhadap sebanyak
53,7 orang usia tidak produktif.
b. Pengelompokan Menurut Jenis Kelamin
Kelompok penduduk menurut jenis
kelamin (sex ratio) merupakan perbandingan antara jumlah penduduk
laki-laki dan jumlah penduduk perempuan. Komposisi penduduk ini biasanya dinyatakan
dalam banyaknya jumlah penduduk laki-laki tiap 100 penduduk perempuan.
Contoh : berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2000, jumlah penduduk indonesia
yang laki-laki adalah 101.641.570 jiwa,
dan yang perempuan adalah 101.814.435 jiwa, ratio jenis kelamin penduduk
indonesia adalah sebagai berikut.
Artinya, setiap 100 penduduk perempuan terdapat 99,83
penduduk laki-laki. Angka tersebut menunjukan bahwa perbandingan antara jumlah
penduduk laki-laki dan perempuan dapat dikatakan berada dalam keadaan seimbang.
Tabel 1.2 PENDUDUK INDONESIA MENURUT JENIS KELAMIN TAHUN 2000
Provinsi
|
Laki-laki
|
Perempuan
|
Jumlah
|
Nanggroe Aceh
|
1.998.269
|
2.012.596
|
4.010.865
|
Sumatra Utara
|
5.713.549
|
5.762.723
|
11.476.272
|
Sumatra Barat
|
2.067.783
|
2.160.320
|
4.228.103
|
Riau
|
2.405.283
|
2.328.665
|
4.733.948
|
Jambi
|
1.217.719
|
1.183.221
|
2.400.940
|
Sumatra Selatan
|
3.902.940
|
3.853.566
|
7.756.506
|
Bengkulu
|
714.638
|
690.422
|
1.405.060
|
Lampung
|
3.411.366
|
3.242.988
|
6.654.354
|
DKI Jakarta
|
4.223.273
|
4.161.580
|
8.358.853
|
Jawa Barat
|
21.941.631
|
21.611.292
|
43.552.923
|
Jawa Tengah
|
15.326.181
|
15.530.644
|
30.856.825
|
DI Yogyakarta
|
1.534.808
|
1.574.334
|
3.109.142
|
Jawa Timur
|
16.980.594
|
17.544.994
|
34.525.588
|
Bali
|
1.568.090
|
1.556.584
|
3.124.674
|
Nusa Tenggara Barat
|
1.850.756
|
1.971.038
|
3.821.794
|
Nusa Tenggara Timur
|
1.941.791
|
1.987.248
|
3.929.039
|
Kalimantan Barat
|
1.903.307
|
1.836.710
|
3.740.017
|
Kalimantan Tengah
|
928.404
|
873.100
|
1.801.504
|
Kalimantan Selatan
|
1.484.945
|
1.485.299
|
2.970.244
|
Kalimantan Timur
|
1.271.111
|
1.165.434
|
2.436.545
|
Sulawesi Utara
|
1.423.323
|
1.397.516
|
2.820.839
|
Sulawesi Tengah
|
1.052.745
|
1.013.649
|
2.066.394
|
Sulawesi Selatan
|
3.792.373
|
3.994.926
|
7.787.299
|
Sulawesi Tenggara
|
887.283
|
884.668
|
1.771.951
|
Maluku
|
603.587
|
596.480
|
1.200.067
|
Maluku Utara
|
395.386
|
382.117
|
777.503
|
Papua
|
1.100..435
|
1.012.321
|
2.112.756
|
Indonesia
|
101.641.570
|
101.814.435
|
203.456.005
|
2. Piramida penduduk
Komposisi penduduk menurut umur dan
jenis kelamin dapat digambarkan dalam bentuk diagram yang biasa disebut dengan piramida
penduduk. Melalui piramida penduduk tersebut struktur penduduk suatu negara
dapat diketahui dengan mudah.
Bentuk-bentuk piramida penduduk
secara umum dibedakan menjadi 3, yaitu piramida penduduk muda (ekspansif),
tetap (stasioner), dan tua (konstriktif).
a. Piramida Ekpansif
Menggambarkan keadaan penduduk yang
sedang mengalami pertumbuhan sangat pesat. Piramida ini terjadi karena tingkat
kelahiran yang tinggi dibandingkan tingkat kematian penduduk. Struktur penduduk
muda ini biasanya terjadi di negara-negara berkembang, seperti indonesia dan
india.
b. Piramida Stasioner
Menggambarkan keadaan penduduk yang
mengalami pertumbuhan relatif stabil. Hal ini disebabkan oleh tingkat kelahiran
yang sama dengan tingkat kematian. Didalam struktur ini jumlah penduduk usia
muda, dewasa, dan tua adalah seimbang. Struktur penduduk tetap pada umumnya
terjadi di negera-negara maju seperti amerika serikat dan inggris.
c. Piramida Konstriktif
Menggambarkan keadaan penduduk yang
cenderung mengalami penurunan. Hal ini disebabkan oleh tingkat kelahiran yang
lebih rendah dibanding dengan tingkat kematian penduduk, serta sebagian besar
penduduknya berusia tua. Negera-negara yang mempunyai struktur penduduk tua
antara lain jerman, belgia, dan swedia.
I. Pertumbuhan Penduduk
1. Pengukuran Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk adalah
bertambah atau berkurangnya jumlah penduduk suatu wilayah. Pertumbuhan penduduk
merupakan keseimbangan yang dinamis antara faktor-faktor yang menambah dan
faktor-faktor yang mengurangi jumlah penduduk.
Faktor yang menambah
jumlah penduduk antara lain kelahiran dan pandatang (imigrasi),
sedangkan faktor yang mengurangi jumlah penduduk adalah kematian dan emigrasi.
Oleh karena itu, dapat kita simpulkan bahwa pertumbuhan penduduk dipengaruhi
oleh 4 komponen, yaitu kelahiran (Birth/B), kematian (Death/D),
imigrasi (In Migartion/Mi), dan emigrasi (Out Migration/Mo).
Untuk menghitung pertumbuhan
penduduk dapat dilakukan dengan menggunakan rumus yang disebut persamaan
seimbang (the balancing equation), yaitu sebagai berikut.
Pt = jumlah penduduk total
Po = jumlah penduduk pada tahun dasar
B = jumlah anak yang lahir hidup
D = jumlah penduduk yang mati
Mi = jumlah imigran
Mo = jumlah emigran
Contoh : diketahui
data kependudukan kecamatan bayah adalah sebagai berikut.
1.
Jumlah
penduduk bukan januari tahun 1990 sebanyak 350.000 jiwa
2.
Jumlah
kelahiran tahun 1990 sebanyak 2.100 jiwa
3.
Jumlah
kematian tahun 1990 sebanyak 725 jiwa
4.
Jumlah
imigrasi tahun 1990 sebanyak 120 jiwa
5.
Jumlah emigrasi tahun
1990 sebanyak 65 jiwa
Jumlah
penduduk kecamatan tanjung pada awal tahun berikutnya, yaitu pada bulan januari
tahun 1991 adalah :
Pt = 350.000 + (2.100-725) + (120-65)
= 350.000 +
1.375 + 55
= 351.430 jiwa
a. Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate/CBR)
Adalah perbandingan antara jumlah
kelahiran selama satu tahun dan jumlah penduduk pada pertengahan tahun tiap
1.000 penduduk. Angka kelahiran kasar dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut.
B = jumlah kelahiran selama 1 tahun
P` = (population) jumlah penduduk pada pertengahan tahun
K = konstanta (umumnya 1.000)
Contoh : penduduk kelahiran
di jakarta pada tahun 2000 sebanyak 198.425 bayi, sedangkan jumlah penduduk
pada pertengahan tahun 2000 sebanyak 9.742.000 jiwa. Angka kelahiran kasar
penduduk jakarta adalahn :
Jadi angka
kelahiran kasar di jakarta adalah 20,36 jiwa tiap 1.000 penduduk.
Perhitungan diatas
kurang tepat karena tidak memisahkan anak-anak dan orang dewasa yang tidak
mampu melahirkan oleh karena itu, angka yang dihasilkan masih sangat kasar.
b. Angka Kelahiran Umum (General Fertility Rate/GFR)
Adalah banyaknya
kelahiran tiap 1.000 wanita yang berumur 15-44 tahun atau 15-49 tahun. Angka
kelahiran umum dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
atau
Ket.
B = Jumlah
kelahiran dalam 1 tahun
Pf15-44
atau Pf15-49 = banyaknya
penduduk wanita berumur 15-44 atau 15-49 tahun pada pertengahan tahun
K = konstanta
(Umumnya 1.000)
Contoh : jumlah
kelahiran di jakarta pada tahun 2000 sebanyak 198.425 bayi, sedangkan banyaknya
penduduk wanita yang berumur 15-49 tahun pada pertengahan tahun 2000 adalah
3.112.700 jiwa, maka angka kelahiran umumnya adalah :
Jadi, angka kelahiran
umum di jakarta adalah 63,74 tiap 1.000 wanita usia 15-49 tahun.
c. Angka Kelahiran Menurut Kelompok Umur (Age Spesific
Fertility rate/ASFR)
Adalah banyaknya kelahiran tiap
1.000 wanita pada kelompok umur tertentu. Angka kelahiran ini dapat dihitung
dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
Ket.
x = Umur wanita dalam kelompok tertentu, biasanya dengan interval
5 tahun ( 15-19, 20-24...)
Bx = Jumlah kelahiran dalam kelompok umur
x
Pfx = Banyak wanita dalam kelompok umur x
K = Konstanta (umunya 1.000)
Contoh : apabila
diketahui banyaknya wanita usia 25-29 tahun adalah 200.880 jiwa dan banyaknya
kelahiran pada usia tersebut adalah 50.400 jiwa, maka angka kelahiran menurut
kelompok umurnya adalah :
Jadi, angka kelahiran menurut
kelompok umurnya adalah 251 jiwa tiap 1.000 wanita yang berusia 25-29 tahun.
d. Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate/CDR)
Adalah perbandingan antara jumlah penduduk
yang meninggal selama 1 tahun dan jumlah
penduduk pada pertengahan tahun. Angka kematian kasar dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut.
Ket.
Dx = jumlah kematian pada tahun x
Px = jumlah penduduk pada pertengahan tahun x
k =
konstanta (umumnya 1.000)
Contoh : berdasarkan
data kependudukan kecamatan tanjung diketahui bahwa jumlah penduduk pada bulan
januari tahun 1990 sebanyak 350.000 jiwa, jumlah penduduk pada bulan januari
tahun 1991 sebanyak 351.430 jiwa, sedangkan jumlah kematian sebanyak 725 jiwa,
maka angka kematian kasarnya adalah :
Jadi, angka kematian kasar penduduk
kecamatan tanjung adalah 2,1 jiwa tiap 1.000 jiwa.
e. Angka Kematian Menurut Kelompok Umur (Age Spesific Death
Rate/ASDR)
Adalah jumlah kematian tiap 1.000
penduduk pada kelompok umur tertentu. Angka kematian ini dapat dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut.
x =
kelompok umur tertentu dengan interval umumnya 5 tahun (0-4, 5-9, 10-14...)
Dx = jumlah kematian kelompok umur x
Px = jumlah penduduk kelompok umur x
k =
konstanta (umumnya 1.000)
contoh : apabila
diketahui jumlah penduduk kelompok umur 20-24 tahun banyaknya 8.808 jiwa dan
jumlah kematian banyaknya 80 orang, maka angka kematian kelompok umurnya adalah
:
Jadi, angka kematian kelompok umur
20-24 tahun adalah 9,1 jiwa tiap 1.000 orang usia tersebut.
f. Angka Kematian Bayi (Infant Mortality Rate/IMR)
Adalah perbandingan antara jumlah
kematian bayi yang usianya kurang dari 1 tahun dan jumlah kelahiran hidup
selama tahun x. Angka kematian bayi dapat dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut.
Do =
jumlah kematian bayi selama tahun x
B =
jumlah kelahiran hidup selama tahun x
k =
konstanta (umumnya 1.000)
Contoh : jumlah
kelahiran hidup dikecamatan tabjung pada tahun 1990 sebanyak 2.100 jiwa,
sedangkan jumlah bayi yang meninggal sebanyak 120 jiwa, maka angka kematian
bayinya adalah :
Jadi, angka kematian bayi di
kecamatan tanjung pada tahun 1990 adalah 57 jiwa tiap 1.000 bayi.
g. Angka Migrasi Masuk (In Migration/Mi)
Angka migrasi masuk menunjukan
jumlah pendatang (imigran) tiap 1.000 penduduk tempat tujuan selama 1
tahun. Angka migrasi masuk dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut.
Mi =
angka migrasi masuk
I =
jumlah migrasi masuk
P =
jumlah penduduk daerah tujuan
k =
konstanta (umumnya 1.000)
Contoh : jumlah
penduduk di kecamatan tanjung pada tahun 1990 sebanyak 350.000 jiwa dan jumlah imigran sebanyak 120 jiwa,
maka angka migrasi masuknya adalah :
Jadi, pada tahun 1990 di kecamatan
tanjung terdapat 0,34 pendatang tiap 1.000 penduduk.
h. Angka Migrasi Keluar (Out Migration/Mo)
Angka migrasi keluar menunjukkan
jumlah penduduk yang keluar dari daerah tempat tinggalnya (emigran) tiap
1.000 penduduk selama 1 tahun. Angka migrasi keluar dihitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut.
Mo =
angka migrasi keluar
O =
jumlah migrasi keluar
P =
jumlah penduduk daerah asal
k =
konstanta (umumnya 1.000)
Contoh : jumlah
penduduk di kecamatan tanjung pada tahun 1990 sebanyak 350.000 jiwa dan jumlah emigran sebanyak 65 jiwa,
maka angka migrasi keluarnya adalah :
Jadi, pada tahun 1990 di kecamatan
tanjung terdapat 0,18 emigran tiap 1.000 penduduk.
i. Angka Migrasi Netto (Net Migration/Mn)
Adalah selisih antara jumlah migrasi
masuk dan jumlah migrasi keluar tiap 1.000 penduduk dalam 1 tahun. Angka
migrasi netto dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
Mn =
angka migrasi netto
Mi =
jumlah migrasi masuk
Mo =
jumlah migrasi keluar
P =
jumlah penduduk
k =
konstanta (umumnya 1.000)
Contoh : jumlah
penduduk di kecamatan tanjung pada tahun 1990 sebanyak 350.000 jiwa, jumlah imigran sebanyak 120 jiwa, dan
jumlah emigran sebanyak 65 jiwa, maka angka migrasi nettonya adalah :
Jadi, angka migrasi netto di kecamatan tanjung pada tahun
1990 adalah 0,15 jiwa tiap 1.000 penduduk.
j. Laju Pertumbuhan Penduduk
Adalah angka yang menunjukan banyak
atau sedikitnya pertumbuhan penduduk tiap tahun dalam kurun waktu tertentu,
umumnya 10 tahun. Laju pertumbuhan penduduk dapat dihitung dengan menggunakan 2
cara, yaitu laju pertumbuhan penduduk geometris dan laju pertumbuhan
penduduk eksponensial.
1)
Laju
Pertumbuhan Penduduk Geometris
Adalah pertumbuhan penduduk secara
bertahap. Laju pertumbuhan penduduk ini hanya memperhitungkan pertumbuhan
penduduk pada akhir tahun dari suatu periode. Pertumbuhan penduduk geometris
disebut juga pertumbuhan barganda.
Laju pertumbuhan penduduk geometris
dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
Pt =
jumlah penduduk pada tahun akhir
Po =
jumlah penduduk pada tahun awal
r =
laju pertumbuhan penduduk
t =
jangka waktu (umumnya 10 tahun)
Contoh : jumlah
penduduk provinsi sulawesi tenggara pada tahun 1990 sebanyak 1.350.000 jiwa dan
pada tahun 2000 sebanyak 1.772.000 jiwa. Laju pertumbuhan penduduk geometrisnya
adalah :
Jadi, laju pertumbuhan penduduk
geometris provinsi sulawesi tenggara adalah sebesar 2,75% tiap tahun pada
periode tahun 1990 hingga tahun 2000.
2)
Laju
Pertumbuhan Penduduk Eksponensial
Adalah pertumbuhan penduduk yang
berlangsung secara terus menerus (kontinu). Laju pertumbuhan penduduk
eksponensial dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
Pt =
jumlah penduduk pada tahun akhir
Po =
jumlah penduduk pada tahun awal
e =
angka eksponensial (2,718282)
r =
tingkat pertumbuhan penduduk
t =
jangka waktu (umumnya 10 tahun)
Contoh : contoh laju
pertumbuhan penduduk geometris diatas dapat dihitung dengan menggunakan
perhitungan eksponensial hasilnya adalah :
Jadi, laju pertumbuhan penduduk
eksponensial provinsi sulawesi tenggara sebesar 2,72% tiap tahun pada periode
tahun 1990 hingga tahun 2000.
2. Pertumbuhan Penduduk Dunia
Menurut laporan PBB, penduduk dunia
sampai akhir tahun 2002 mencapai 6,5 miliar jiwa. Dari jumlah tersebut 5 miliar
jiwa berada di negara-negara berkembang.
Tabel 1.3
PENDUDUK DUNIA TAHUN 2002
Region
|
Jumlah
(juta jiwa)
|
Pertumbuhan
(persen)
|
Afrika
|
840
|
2,47
|
Amerika utara
|
319
|
0,64
|
Amerika tengah
|
531
|
1,77
|
Amerika selatan
|
354
|
1,55
|
Asia
|
3.766
|
1,33
|
Eropa
|
728
|
0,18
|
Oseania
|
32
|
1,01
|
Berdasarkan
tabel tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar (hampir 60%) penduduk dunia
berada di benua asia dengan tingkat pertumbuhan 1,33% tiap tahun. Negara-negara
yang jumlah penduduknya banyak adalah Republik Rakyat Cina (RRC), India,
Indonesia, Dan Jepang.
Di Afrika
yang jumlah penduduknya 840 juta jiwa dengan tinngkat pertumbuhan penduduk
2,47% sebagian besar penduduknya berada di daerah pedesaan. Negara-negara yang
jumlah penduduknya banyak terdapat di Afrika bagian utara, antara lain Mesir,
Libya, Aljazair, Dan Tunisia.
Di eropa yang
jumlah pendudduknya 728 juta jiwa dengan tingkat pertumbuhan penduduk 0,18%
sebagian besar penduduknya berada di daerah perkotaan, terutama di eropa bagian
timur.
Di amerika
bagian utara yang jumlah penduduknya 319 juta jiwa dengan tingkat pertumbuhan
penduduk 0,64% sebagian besar penduduknya berada di amerika serikat. Di amerika
bagian tengah yang jumlah penduduknya 531 juta jiwa dengan tingkat pertumbuhan
penduduk 1,77% sebagian besar penduduknya berada di meksiko, sedangkan di
amerika bagian selatan yang jumlah penduduknya 354 juta jiwa dengan tingkat
pertumbuhan 1,55% sebagian besar penduduknya berada di brasil.
Pusat-pusat
pemukiman penduduk di amerika serikat, meksiko, dan brasil berkaitan erat
dengan kemajuan ekonomi yang di capai oleh ke-3 negara tersebut.
3. Pertumbuhan Penduduk Indonesia
Jumlah penduduk indonesia selalu
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 1980 jumlah penduduk
indonesia adalah 147,49 juta jiwa dan pada tahun 2000 menjadi 203,456 juta
jiwa. Peningkatan jumlah penduduk tersebut dipengaruhi oleh 3 faktor
kependudukan, yaitu kelahiran, kematian, dan migrasi penduduk.
Tabel 1.4 JUMLAH
DAN LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK INDONESIA TAHUN 1980, 1990, DAN 2000
Provinsi
|
Tahun
|
Laju Pertumbuhan
|
|||
1980
|
1990
|
2000
|
1980-1990
|
1990-2000
|
|
Nanggroe Aceh
|
2.611.172
|
3.416.156
|
4.010.865
|
2,72
|
1,67
|
Sumatra Utara
|
8.360.894
|
10.256.027
|
11.476.272
|
2,06
|
1,17
|
Sumatra Barat
|
3.406.816
|
4.000.207
|
4.228.103
|
1,62
|
0,57
|
Riau
|
2.168.535
|
3.303.976
|
4.733.948
|
4,30
|
3,79
|
Jambi
|
1.445.994
|
2.020.568
|
4.400.940
|
3,40
|
1,80
|
Sumatra Selatan
|
4.629.801
|
6.313.074
|
7.756.506
|
3,15
|
2,18
|
Bengkulu
|
768.064
|
1.176.122
|
1.405.060
|
4,38
|
1,83
|
Lampung
|
4.624.785
|
6.017.573
|
6.654.354
|
2,67
|
1,05
|
DKI Jakarta
|
6.503.449
|
8.259.266
|
8.358.853
|
2,42
|
0,16
|
Jawa Barat
|
27.453.525
|
35.384.352
|
43.552.923
|
2,57
|
2,17
|
Jawa Tengah
|
25.372.889
|
28.520.643
|
30.856.825
|
1,18
|
0,82
|
DI Yogyakarta
|
2.750.813
|
2.913.054
|
3.109.142
|
0,57
|
0,68
|
Jawa Timur
|
29.188.852
|
32.503.991
|
34.525.588
|
1,08
|
0,63
|
Bali
|
2.469.930
|
2.777.811
|
3.124.674
|
1,18
|
1,22
|
Nusa Tenggara Barat
|
2.724.664
|
3.369.649
|
3.821.794
|
2,15
|
1,31
|
Nusa Tenggara Timur
|
2.737.166
|
3.268.644
|
3.929.039
|
1,79
|
1,92
|
Kalimantan Barat
|
2.486.068
|
3.229.153
|
3.740.017
|
2,65
|
1,53
|
Kalimantan Tengah
|
954.353
|
1.396.486
|
1.801.504
|
3,88
|
2,67
|
Kalimantan Selatan
|
2.064.649
|
2.597.572
|
2.970.244
|
2,32
|
1,40
|
Kalimantan Timur
|
1.218.016
|
1.876.663
|
2.436.545
|
4,42
|
2,74
|
Sulawesi Utara
|
2.112.384
|
2.478.119
|
2.820.839
|
1,60
|
1,35
|
Sulawesi Tengah
|
1.289.635
|
1.711.327
|
2.066.394
|
2,87
|
1,97
|
Sulawesi Selatan
|
6.062.212
|
6.981.646
|
7.787.299
|
1,42
|
1,14
|
Sulawesi Tenggara
|
942.302
|
1.349.619
|
1.771.951
|
3,66
|
2,86
|
Maluku
|
1.411.006
|
1.857.790
|
1.977.570
|
2,79
|
0,65
|
Papua
|
1.173.875
|
1.648.708
|
2.112.756
|
3,46
|
2,60
|
Indonesia
|
146.931.849
|
178.631.196
|
203.456.005
|
1,98
|
1,35
|
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa selama periode 1980-1990 rata-rata laju pertumbuhan penduduk indonesia adalah 1,98% tiap tahun, sedangkan selama periode 1990-2000 rata-rata laju pertumbuhan penduduk indonesia adalah 1,35% tiap tahun. Angka tersebut menunjukkan bahwa laju pertumbuhan penduduk indonesia antara tahun 1980 dan 2000 mengalami penurunan.
Hampir semua provinsi mengalami
penurunan laju pertumbuhan penduduk, kecuali bali dan nusa tenggara timur. Laju
pertumbuhan penduduk di dua provinsi tersebut mengalami kenaikan antara lain
disebabkan oleh adanya pengungsi yang berasal dari timor timur.
Lima provinsi mengalami penurunan
laju pertumbuhan penduduk cukup besar, yaitu provinsi sumatra barat, DKI
jakarta, jawa tengah, jawa timur, dan maluku. Penurunan laju pertumbuhan
penduduk tersebut terjadi berkaitan dengan keberhasilan program KB.
J. Kebijakan Kependudukan Di Indonesia
Kebijakan kependudukan merupakan
langkah-langkah atau tindakan yang dilakukan untuk mengatasi permsalahan
kependudukan. Secara garis besar, kebijakan kependudukan terdiri atas 3 aspek,
yaitu kuantitas, kualitas, dan redistribusi penduduk.
1. Kuantitas penduduk
Kebijakan kependudukan yang
menyangkut aspek kuantitas penduduk umumnya diarahkan pada penurunan laju
pertumbuhan penduduk. Salah satu program yang dilakukan pemerintah dalam rangka
menurunkan laju pertumbuhan penduduk adalah mengadakan program KB.
Program KB di indonesia mulai
dilaksanakan pada tahun 1967, yaitu pada saat presiden RI ikut menandatangani
deklarasi tentang kependudukan oleh pemimpin-pemimpin dunia. Selanjutnya pada
tahun 1968, pemerintah indonesia membentuk lembaga keluarga berencana
yang berstatus semi pemerintah. Kemudian dengan keluarnya surat keputusan
presiden no. 8 tahun 1970, lembaga tersebut di ubah menjadi badan koordinasi
keluarga berencana nasional (BKKBN) yang merupakan lembaga resmi
pemerintah. BKKBN berfungsi melakukan koordinasi terhadap seluruh kegiatan
pelaksanaan program secara nasional. Pada bulan april 1972, status BKKBN diubah
menjadi lembaga pemerintah non-departemen yang berkedudukan langsung dibawah
presiden.
Tujuan lain di adakannya program KB
yaitu :
a.
Memperbaiki
kesehatan ibu dan anak
b.
Mempermudah
sikap orang tua dalam bertanggung jawab terhadap anak-anaknya, baik dalam
pemberian makan, kesehatan maupun pendidikan.
c.
Memperbanyak
kesempatan atau waktu, khususnya bagi wanita untuk melakukan kegiatan-kegiatan
yang lain.
2. Kualitas penduduk
Adalah kemampuan penduduk untuk
dapat memenuhi kebutuhan hidupnya secara layak. Setiap orang memiliki kualitas
yang berbeda-beda. Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi atau rendahnya
kualitas penduduk anatara lain :
a. Pendidikan
Pendidikan sangat
penting dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan keterampilan penduduk dalam
rangka mendukung pembangunan bangsa.
Faktor yang menyebabkan
rendahnya tingkat pendidikan di indonesia antara lain sebagai berikut.
1)
Biaya
pendidikan relatif mahal
2)
Tingkat
pendidikan penduduk rendah sehingga tidak cukup untuk mmbiayai pendidikan
sampai perguruan tinggi.
3)
Kesadaran
masyarakat tentang pendidikan, Terutama di daerah pedesaan masih rendah.
4)
Jumlah
fasilitas pendidikan masih sangat sedikit dibandingkan dengan jumlah penduduk
indonesia.
Upaya-upaya pemerintah dalam rangka
meningkatkan kualitas pendidikan di indonesia :
1)
Menggalakan
program wajib belajar 9 tahun
2)
Memberikan
beasiswa bagi siswa yang berprestasi, tetapi kurang mampu.
3)
Meningkatkan
pembangunan sarana dan prasarana pendidikan, misalnya gedung sekolah,
laboratorium, dan tenaga pengajar.
4)
Menggalakan
program kelompok belajar paket A yang setara dengan SD dan kejar paket B yang
setara dengan SLTP.
b. Kesehatan
Kesehatan merupakan salah satu
faktor terpenting dalam menilai kualitas
penduduk. Kualitas kesehatan masyarakat dapat diukur berdasarkan angka kematian
bayi dan angka harapan hidup.
1)
Angka
kematian bayi adalah angka yang menunjukan jumlah bayi yang meninggal dunia
sebelum mencapai usia 1 tahun tiap 1.000 bayi yang lahir hidup.
2)
Angka harapan
hidup adalah angka yang menunjukan batas maksimal usia seseorang yang dapat
dicapai sejak lahir sampai meninggal dunia.
Apabila
kualitas kesehatan masih rendah, diperlukan upaya-upaya untuk menungkatkan
kualitas kesehatan tersebut, antara lain :
1)
Meningkatkan
kualitas gizi keluarga
2)
Mningkatkan
jumlah dan kualitas tenaga medis
3)
Meningkatkan
kualitas lingkungan hidup
4)
Menyediakan
prasarana kesehatan
5)
Memberikan
penyuluhan kesehatan kepada masyarakat
6)
Melaksanakan
imunisasi secara gratis
3. Redistribusi penduduk
Retribusi penduduk merupakkan suatu
upaya untuk pemerataan jumlah penduduk dalam suatu wilayah atau negara. Di
indonesia retribusi penduduk dilakukan melalui program transmigrasi \. Menurut
UU No. 3 tahun 1973 tentang pokok-pokok penyelenggaraan transmigrasi,
pengertian transmigrasi adalah perpindahan penduduk dengan sukarela atau dengan
alasan-alasan yang dipandang perlu oleh negara dari suatu daerah padat penduduk
ke daerah jarang penduduk di dalam wilayah negara RI.
Tujuan program transmigrasi antara lain
sebagai berikut.
a)
Pemerataan
penyebaran penduduk dan pembangunan ke seluruh wilayah
b)
Peningkatan
kesejahteraan, khususnya bagi para transmigran
c)
Peningkatan
produksi dalam mengolah SDA yang tersedia di daerah baru
d)
Pengurangan
kemiskinan dan pengangguran di daerah asal
e)
Peningkatan
pertahanan dan keamanan nasional
pada dasarnya
transmigrasi tidak hanya berkaitan dengan aspek kependudukan, tetapi juga
berkaitan dengan aspek ekonomi, sosial, politik, budaya, dan pertahanan. Daerah
tujuan transmigrasi di indonesia dikelompokkan menjadi 3 wilayah :
a)
Wilayah I
meliputi nanggroe aceh darussalam, riau, jambi, sumatra barat, bengkulu, dan
sumatra selatan.
b)
Wilayah II
meliputi kalimantan barat, kalimantan tengah, kalimantan timur, dan kalimantan
selatan.
c)
Wilayah III
meliputi sulawesi tenggara, sulawesi selatan dan papua.
Berdasarkan
penyelenggaraannya transmigrasi dapat dibedakan menjadi 5, yaitu :
a)
Transmigrasi
utama adalah transmigrasi yang diselenggarakan dan biayai oleh pemerintah. Pada
program transmigrasi umum, para transmigran memperoleh berbagagai bantuan dari
pemerintah, anatara lain jaminan hidup selama 18 bulan pertama dan tanah
garapan seluas 2 hektar.
b)
Transmigrasi
spontan adalah transmigrasi yang dilakukan atas biaya sendiri.
c)
Transmigrasi
bedol desa adalah transmigrasi yang dilakukan oleh seluruh masyarakat desa
beserta perangkatn desanya. Transmigrasi bedol desa umumnya dilakukan karena
adanya proyek pemerintah, misalnya pembangunan bendungan dan pembangunan kawasan
penghijauan, atau karena daerahnya rawan bencana alam.
d)
Transmigrasi
sektoral adalah transmigrasi yang diselenggarakan antardeparteman.
e)
Transmigrasi
lokal adalah bentuk transmigrasi yang perpindahannya masih dalam satu wilayah
yang sempit, misalnya dalam lingkup provinsi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar