Kamis, 01 Januari 2015

DINAMIKA BIOSFER (sistem kehidupan)


BAB I
DINAMIKA BIOSFER
A.  Pengertian Biosfer
Biosfer merupakan sistem kehidupan paling besar karena terdiri atas gabungan ekosistem yang ada di planet bumi. Secara etimologi kata  biosfer terdiri atas dua kata, yaitu bio yang berarti hidup dan sphere yang berarti lapisan. Jadi, biosfer adalah lapisan tempat tinggal makhluk hidup. Biosfer meliputi lapisan litosfer, hidrosfer, dan atmosfer.
Setiap makhluk hidup memiliki tempat masing-masing dilapisan biosfer untuk tetap hidup sesuai dengan caranya. Tempat itu disebut habitat. Contohnya, habitat ikan mas adalah air tawar. Namun, ada fauna tertentu yang habitatnya lebih dari satu tempat, contohnya burung pipit. Burung pipit mencari makanan disawah, sedangkan tempat untuk bertelur dan berkembang biak adalah pepohonan.
Manusia dan tumbuhan pun memiliki tempat untuk mempertahankan kehidupannya dengan kondisi tertentu di permukaan bumi yang disebut dengan istilah adaptasi.
 
Gambar 1.1
Lingkungan biosfer
Dalam rangka pengelolaan sumber daya hayati perlu dibuat konsep cagar biosfer. Cagar biosfer tersebut merupakan tempat yang bisa digunakan untuk menilai perubahan-perubahan yang dibuat manusia dan arah perubahan lingkungan, yaitu melalui penelitian jangka panjang. Cagar biosfer merupakan bagian dari suaka alam atau taman nasional. Pembuatan cagar biosfer ini bertujuan untuk :
1.    Melestariakan keanekaragaman komunitas hayati dalam ekosistem alam untuk menjaga keanekaragaman genetika agar proses evolusinya dapat berjalan terus.
2.    Menyediakan daerah penelitian ekologi dan lingkungan, baik didalam maupun diluar cagar biosfer.
3.    Menyediakan sarana dan prasarana untuk pendidikan  dan latihan.


B.  Persebaran Flora Dan Fauna Di Dunia

Persebaran flora dan fauna dipelajari dalam biogeografi. Didalam pembahasannya biogeografi menggunakan 2 pendekatan, yaitu biogeografi sejarah dan biogeografi ekologi.
biogeografi sejarah adalah studi tentang persebaran flora dan fauna dengan sudut pandang perkembangan dan evolusi kelompok organisme, iklim, migrasi, gerakan bumi pada masa lalu, serta hubungan ekologi masa lalu dengan masa sekarang. biogeografi ekologi adalah studi tentang persebaran flora dan fauna dengan sudut pandang interaksi antarorganisme, interaksi antarorganisme dengan lingkungan, dan pengaruh interaksinya.

Gambar 1.2
Tingkatan kehidupan yang kompleks




1)   Faktor Yang Mempengaruhi Persebaran Flora Dan Fauna
a.  Penyebab persebaran
1)   Tekanan populasi, yaitu semakin banyak populasi menyebabkan persediaan bahan makanan tidak mencukupi bagi keturunannya. Oleh karena itu, suatu spesies hewan harus bermigrasi untuk mencari makanan ditempat lain.
2)   Perubahan habitat menyebabkan tidak cocoknya suatu spesies hewan untuk terus berada di daerah yang ditempati.

b.    Sarana persebaran
1)   Udara, yaitu melalui kekuatan terbang, atau karena embusan angin, misalnya oleh angin puyuh atau badai.
2)   Air, yaitu melalui kekuatan berenang atau dibawa oleh arus air atau benda-benda yang terapung.
3)   Lahan, yaitu karena adanya gerakan suatu spesies di daratan.
4)   Pengangkutan manusia, baik secara sengaja maupun tidak.

c.    Hambatan (barier) persebaran
persebaran flora dan fauna terhambat oleh adanya berbagai fenomena geosfer, antara lain gerakan lempeng, perubahan permukaan laut, munculnya pegunungan, dan perubahan pola aliran (drainase). Namun pada umumnya faktor yang menjadi penghambat persebaran adalah sebagi berikut :
1)   Hambatan iklim
Unsur iklim yang dapat menjadi penghambat dalam proses persebaran antara lain kondisi temperatur, kelembapan udara, dan curah hujan.
 
2)   Hambatan edafik (tanah)
Kondisi tanah sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman karena tanaman memerlukan unsur hara, udara dan air yang cukup untuk dapat menjamin kehidupannya. Adapun bagi hewan, kondisi tanah berpengaruh terhadap kemampuan hewan dalam menggali tanah.

3)   Hambatan geografis
Kondisi geografis yang dapat menjadi penghambat bagi persebaran flora dan fauna terutama berhubungan dengan bentang alam antara lain samudra, padang pasir, sungai dan pegunungan.
 
4)   Hambatan biologis
Faktor yang merupakan hambatan biologis dalam persebaran flora dan fauna antara lain habitat yang tidak sesuai lagi dan tidak cocok untuk kelangsungan hidup, tidak ada persediaan makanan, dan karena adanya predator sehingga hewan dapat bermigrasi ke tempat lain yang dapat menjamin kelangsungan hidupnya. 


2)   Persebaran Flora Di Dunia
Persebaran tumbuhan di muka bumi didasarkan atas letak geografis dan fisiologis atau dikenal dengan sebutan pendekatan ekologi yang meliputi distribusi tumbuhan dilihat dari pengaruh kondisi lingkungan, terutama iklim yang disebabkan oleh perbedaan letak lintang (astronomis), dan pengaruh ketinggian dari permukaan laut.
Sistem bioma merupakan salah satu cara mempelajari persebaran berbagai jenis tumbuhan. Sistem ini menekankan pada dinamika komunitas yang berhubungan dengan iklim dan faktor lingkungan lainnya.
a.  Bioma Gurun
Daerah gurun dicirikan oleh Curah hujan sangat rendah (kurang dari 250 mm per tahun) dan Intensitas panas matahari yang tinggi. Didaerah ini umumnya Terdiri atas batu atau pasir dengan tumbuhan yang jarang. Daerah gurun yang paling luas terpusat didaerah sekitar 20  LU, yaitu mulai dari pantai atlantik di afrika hingga ke asia tengah. Sepanjang daerah itu terdapat kompleks gurun sahara, gurun arab, dan gurun gobi yang luasnya mencapai 10 juta km2.
 Daerah gurun memiliki ciri-ciri khusus, antara lain tingkat evavorasi yang lebih tinggi daripada curah hujan dan air tanah yang cenderung asin. Air tanah itu menjadi asin karena larutan garam dalam tanah tidak berpindah, baik melalui pencucian oleh air maupun oleh drainase.
Tumbuhan yang mampu hidup di gurun pada umumnya mempunyai daun yang kecil seperti duridan mempunyai akar yang panjang. Vegetasi yang dapat hidup didaerah gurun adalah kaktus, semak-semak akasia, dan pohon-pohon tamar (kurma).
Hewan yang terdapat didaerah gurun antara lain belalang dan berbagai hewan jenis pengerat, contohnya hamster dan gerbil.
b.   Bioma Padang Rumput (Stepa)
Bioma padang rumput terbentang dari daerah tropika sampai ke daerah subtropika yang curah hujannya tidak cukup untuk perkembangan hutan. Didaerah tersebut pada umumnya mempunyai curah hujan yang tidak teratur, yaitu antara 250 mm – 500 mm pertahun. Umumnya tanah didaerah padang rumput tidak mampu menyimpan air karena tingkat porositasnya rendah dan sistem penyaluran air kurang baik. Keadaan ini menyebabkan rumput-rumput dapat tumbuh subur. Beberapa jenis rumput mempunyai ketinggian hingga 3,5 m dan sering bercampur dengan pohon yang khas, misalnya akasia. 

Didaerah padang rumput juga terdapat berbagai jenis hewan, antara lain rusa, antelop, kerbau, kanguru, ular, singa, harimau, dan berbagai hewan pengerat. Daerah padang rumput ini dapat dijumpai antara lain di Afrika, Amerika Selatan, Amerika Serikat Bagian Barat, Argentina, dan Australia.
c.   Bioma Savana (Sabana)
Sabana adalah suatu padang rumput yang diselingi oleh pohon-pohon yang tumbuhnya menyebar. Pohonn yang biasa tumbuh didaerah ini adalah pohon jenis palem. Selain itu, ada juga yang diselingi oleh pohon-pohon jenis akasia, misalnya bioma sabana di benua afrika bagian utara.
Bioma ini termasuk salah satu sistem biotik terbesar dibumi, menempati daerah yang luas di benua afrika, amerika selatan, dan autralia. Namun, pada umumnya bioma ini terbentuk di daerah tropika ataupun subtropika. Daerah terbentuknya sabana bercirikan tempratur udara panas sepanjang tahun dan hujan yang terjadi secara musiman.
Hujan merupakan faktor terpenting dalam pembentukan sabana. Sabana akan berubah menjadi semak dan belukar apabila terbentuk mengarah kedaerah yang intensitas curah hujannya makin rendah. Dan sabana akan berubah menjadi hutan basah apabila terbentuk mengarah ke daerah yang intensitas curah hujannya makin tinggi.
Hewan yang hidup di daerah ini adalah hewan jenis perumput (kuda dan zebra) dan jenis karnivora (singa, macan tutul, anjing hutan).
d.  Bioma Hutan Basah (Hutan Hujan Tropis)
Hutan basah terdapat di daerah tropika meliputi Amerika Selatan, Semenanjung Amerika Tengah, Afrika, Madagaskar, Australia Bagian Utara, Indonesia dan Malaysia. Di daerah ini terdapat berbagai jenis tumbuhan. Tumbuhan tersebut dapat hidup karena sepanjang tahun hutan ini mendapat sinar matahari yang cukup, curah hujan diatas 2000 mm pertahun, dan keadaan alamnya memungkinkan tumbuhnya berbagai jenis tanaman.
Adapun pohon-pohon utamanya memiliki ketinggian antara 20-40 m, cabang pohonya berdaun lebar dan lebat, serta selalu hijau. Hewan yang hidup di daerah ini umumnya adalah hewan yang hidup di pohon dan berbagai jenis primata. Diantara primata hutan hujan tropis dalam jumlah yang besar adalah avenon, monyet, gorila, dan simpanse) terdapat di Afrika, sedangkan orang utan dan gibbon terdapat di Asia.
e.   Bioma Hutan Gugur (Deciduous)
Terdapat di daerah beriklim sedang, antara lain amerika serikat bagian timur, di ujung selatan benua amerika, kepulauan inggris, dan australia. Curah hujannya merata, yaitu antara 750-1000 mm pertahun. Pohon-pohonnya juga tidak terlalu rapat dan jumlahnya relatif sedikit. Daerah ini memiliki 4 musim, yaitu :
a.    Musim panas
Saat musim ini, pohon yang tinggi tumbuh dengan daun lebat membentuk tudung, tetapi cahaya matahari masih dapat menembus tudung tesebut hingga ke tanah karena daunnya tipis.
b.    Musim gugur
Saat musim gugur menjelang musim dingin pancaran energi matahari berkurang, suhu rendah, dan air cukup dingin. Oleh karena itu, daunnya menjadi merah dan cokelat, kemudian gugur karena tumbuhan sulit mendapat air. Daun buah yang gugur kelak akan menjadi tumpukan senyawa organik.
c.    Musim dingin
Saat musim ini air menjadi salju, tumbuhan menjadi gundul, dan beberapa jenis hewan dalam keadaan hibernasi (tidur saat musim dingin).
d.   Musim semi
Saat musim semi menjelang musim panas, suhu naik, salju mencair, tumbuhan mulai berdaun kembali, tumbuhan semak mulai tumbuh di permukaan tanah, dan hewan-hewan yang hibernasi mulai aktif kembali.
f.    Bioma Taiga (Coniferous)
Bioma taiga atau hutan pohon pinus banyak terdapat di belahan bumi utara, antara lain rusia bagian utara dan kanada. Daerah taiga ini merupakan bioma terluas.. didaerah ini musim dingin cukup panjang, sedangkan musim kemarau yang panas sangat singkat. Selama musim dingin air tanah didaerah ini menjadi es dan mencapai 2 m dibawah permukaan tanah.
Tumbuhan yang hidup didaerah ini sangat sedikit, yaitu hanya terdiri atas 2 atau 3 jenis tunbuhan. Adapun pohon utamanya adalah jenis konifer, terutama pohon spruce, alder, birch, dan juniper yang bentuk daunnya seperti jarum dan tahan terhadap kekeringan karena berlapis zat lilin. Kondisi seperti ini menyebabkan hanya beberapa jenis hewan yang dapat dijumpai di dearah taiga, antara lain rubah, serigala, dan beruang.
g.   Bioma Tundra
Tundra merupakan daerah kutub yang tidak dapat ditumbuhi oleh pepohonan. Hanya lumut yang dapat tumbuh di daerah ini. Daerah tundra dapat dijumpai di sekeliling lingkaran arktik dan pulau-pulau kecil dekat antartika. Daerah ini mempunyai musim dingin yang panjang dan gelap serta musim panas yang panjang dan terang.
Fenomena tersebut terjadi karena peredaran matahari hanya mencapai 23,5  LU/LS. Oleh karena itu, musim tumbuh tanaman sangat pendek, yaitu 30-120 hari pertahun. Beberapa jenis tumbuhan yang dapat tumbuh di daerah ini adalah lumut, rumput dan semak. Sedangkan hewan yang dapat dijumpai di daerah ini antara lain rusa, kelinci salju, rubah dan hewan pengerat. Burung-burung yang terdapat di daerah ini antara lain elang, itik, angsa dan burung hantu.
3)   Persebaran fauna di dunia
Umumnya hewan tersebar secara terbatas pada daerah tertentu karena adanya berbagai penghalang atau karena sejarah tempat asalnya pada zaman dahulu. Umumnya yang menjadi penghalang dan pemisah persebaran hewan adalah faktor-faktor fisik yang berhubungan dengan keadaan bumi. Faktor-faktor itu antara lain laut, sungai, gunung, padang pasir dan iklim.satuan terbesar distribusi hewan disebut wilayah persebaran hewan.
Wilayah persebaran hewan pertama kali diperkenalkan oleh sclater (1858), selanjutnya dikembangkan oleh huxley (1868) dan oleh wallace (1876). Menurut Alfred Russel Wallace, persebaran fauna di dunia dapat dikelompokkan menjadi 6 wilayah, yaitu neartik, neotropik, australis, oriental, paleartik dan etiopian.
a.    Wilayah Neartik
Wilayah ini meliputi seluruh wilayah amerika utara dan seluruh daerah greenland. Amerika utara bagian timur terdiri atas hutan gugur, amertika utara bagian tengah terdiri atas padang rumput, dan di amertika utara bagian utara terdapat hutan konifer yang luas.
Beberapa hewan yang ada di daerah neartik antara lain antelop bertanduk cabang tiga, sejenis tupai dari amerika utara (prairie dog), kalkun, burung biru, salamander, bison dan karibou (karibu).
b.    Wilayah Neotropik
wilayah ini meliputi meksiko bagian selatan sampai amerika bagian tengah dan amerika selatan. Kondisi wilayah neotropik sebagian besar beriklim tropis dan di zona selatan beriklim sedang.
Hewan yang terdapat diwilayah ini antara lain kukang, armadillo, alpaka, kelelawar pengisap darah, orang utan, siamang, trenggiling, menjangan, sejenis babi, kuda, tapir (yang berbeda dengan tapir asia), dan kera.
c.    Wilayah Australis
Wilayah ini meliputi australia, selandia baru, irian (papua), dan maluku serta pulau--pulau disekitarnya. Sebagian besar kondisi lingkungannya beriklim tropis dan sebagian lagi beriklim sedang. Kondisi autralia yang mencolok disebabkan oleh letakknya yang terpisah jauh dari benua lainnya.
d.    Wilayah Oriental
Wilayah ini meliputi benua asia beserta pulau-pulaunya yang dekat, diantaranya sumatera, kalimantan, jawa, sulawesi, srilangka, dan filipina. Kondisi lingkungan fisiknya cukup bervariasi, namun sebagian besar beriklim tropis.
Hewan-hewan yang spesifik diwilayh oriental antara lain harimau, gajag, gibbon, orang utan, dan badak bercula satu.
e.    Wilayah Paleartik
Wilayah ini meliputi hampir seluruh daratan eurasia dan beberapa daerah tertentu antara lain himalaya, afganistan, afrika, inggris dan jepang. Keadaan lingkungan fisiknya cukup bervariasi, antara lain memiliki perbedaan suhu yang tinggi dan curah hujan yang berbeda-beda. Hewan yang hidup di daerah ini antara lain bison, landak, kucing kutub, dan menjangan kutub.
f.      Wilayah Etiopian
Wilayah ini meliputi seluruh daratan benua afrika, madagaskar, dan daerah arab bagian selatan. Dibagian utara wilayah etiopian adalah gurun sahara yang merupakan padang pasir terluas di dunia. Gurun ini menjadi barier antara wilayah paleartik dan wilayah etiopian.
Oleh karena itu, jenis-jenis hewan yang terdapat di wilayah utara berbeda dengan hewan yang terdapat di wilayah selatan. Hewan yang hidup di daerah ini antara lain gorila, simpanse, antelop, burung unta, kuda nil, zebra dan jerapah.
C.  Persebaran Flora Dan Fauna Di Indonesia
Keanekaragaman flora dan fauna di indonesia itu sangat dipengaruhi oleh kondisi geologi pada  zaman pleistosen, yaitu saat permukaan laut berada pada tingkat terendah. Persebaran flora dan fauna di indonesia mempunyai kesamaan dengan flora dan fauna yang ada di asia dan australia.
Persebran flora dan fauna di indonesia di pengaruhi oleh faktor-faktor fisik yang lain disamping sejarah geologi. Faktor fisik itu antara lain  garis lintang, curah hujan, dan ketinggian.
1)   Persebran flora di indonesia
Tumbuhan yang terdapat di indonesia diperkirakan sebanyak 25.000 jenis atau lebih dari 10  jenis tumbuhan di dunia. Persebaran flora di indonesia di kelompokkan ke dalam 6 jenis, yaitu hutan hujan tropis, hutan musim, hutan bakau, sabana, stepa dan padang lumut.
a.  Hutan hujan tropis
Merupakan vegetasi utama yang tumbuh di daerah tropika seperti indonesia. Keadaan hutan hujan tropis ini sangat lebat dan selalu hijau sepanjang tahun. Hal ini disebabkan oleh adanya curah hujan dan suhu udara yang tinggi serta banyak mendapat sinar matahari. Didalam hutan ini terdapat beraneka ragam jenis tumbuhan, mulai dari pohon-pohon besar, perdu, rumput, sampai tumbuhan parasit. Hutan ini dapat di jumpai di sumatra, kalimantan, sulawesi, dan papua.
b.   Hutan musim
Hutan musim tumbuh di daerah yang memiliki perbedaan antara musim hujan dan musim kemarau sangat jelas. Pada musim kemarau pohon-pohon di hutan ini umumnya kering dan daun-daunnya berguguran untuk mengurangi penguapan, sedangkan pada musim hujan pohon-pohonnya berdaun lebat. Jenis pohon yang terdapat di daerah ini antara lain pohon jati dan angsana. Hutan musim ini dapat di jumpai di sebagian jawa barat, jawa tengah, jawa timur, dan nusa tenggara.
c.   Hutan bakau (mangrove)
Hutan bakau banyak tumbuh di daerah pantai yang landai dan berlumpur. Hutan baj=kau berfungsi sebagai pencegah abrasi pantai serta merupakan habitat berbagai jenis ikan. Hutan bakau dapat di jumpai di pantai timur sumatra, pantai utara jawa, pantai kalimantan, dan pantai selatan papua.
d.  Sabana
Adalah padang rumput yang di selingi oleh pohon-pohon yang bergerombol. Sabana umumnya terdapat di dataran rendah dan curah hujan sedikit. Sabana dapat di jumpai di jawa timur, nusa tenggara barat, dan nusa tenggara timur.
e.   Stepa
Adalah padang rumput yang tidak diselingi pohon-pohon dan terdapat di daerah yang sangat sedikit curah hujannya. Stepa tumbuh di nusa tenggara timur.
f.    Padang lumut
Merupakan jenis vegetasi yang banyak terdapat di puncak pegunungan tinggi dengan suhu yang sangat rendah. Padang kumut dapat di jumpai di daerah pegunungan di sumatra, sulawesi dan papua.

2)   Persebaran fauna di indonesia
Indonesia berada di antara dua kawasan persebaran fauna didunia, yaitu kawasan oriental dan australis. Oleh karena itu indonesia memiliki berbagai macam fauna dari asia dan australia. Akan tetapi, persebaran fauna tersebut mengalami hambatan karena bentang alam wilyah indonesia.
Berbagai jenis fauna yang ada di indonesia meliputi jenis mamalia (lebih dari 500 jenis), kupu-kupu (leboh dari 100 jenis), reptil(lebih dari 600 jenis), burung (lebih dari 1.500 jenis), dan amfibi (lebih dari 250 jenis). Persebaran fauna di indonesia dapat di bedakan menjadi 3 kelompok berdasarkan keadaan geografis, yaitu fauna indonesia barat, fauna indonesia tengah, dan fauna indonesia timur.
a.  Fauna indonesia barat
Kawasan ini meliputi sumatra, pulau jawa, pulau kalimantan, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Fauna kawasan ini sering disebut fauna dangkalan sunda. Batas wilayah kawasan fauna dangkalan sunda adalah garis wallace.
Jenis-jenis fauna di kawasan dangkalan sunda termasuk tipe asiatis, antara lain  gajah, banteng, beruang, orang utan, harimau, tapir, rusa, badak bercula satu, burung elang, ikan pesut (sejenis lumba-lumba dari sungai mahakam), kerbau, babi hutan, buaya, trenggiling, biawak, bunglon, dan kijang.
b.   Fauna indonesia tengah
Kawasan fauna indonesia tengah meliputi sulawesi dan nusa tenggara. Fauna di kawasan tengah merupakan fauna khas indonesia. Persebaran fauna indonesia tengah dibatasi oleh garis wallace disebelah barat dan garis weber disebelah timur.
Jenis-jenis fauna di kawasan indonesia tengah antara lain anoa, babi rusa, kura-kura, biawak, kuskus, kera, tarsius, komodo, buaya, ular serta berbagai jenis burung  antara lain burung cenderawasih, maleo, kakatua, nuri, dan raja udang.
c.   Fauna indonesia timur
Kawasan fauna indonesia timur meliputi kepulauan maluku dan papua beserta pulau-pulau kecil di sekitarnya. Wilayah ini sering disebut wilayah fauna dangkalan sahul.
Jenis-jenis fauna di kawasan dangkalan sahul termasuk tipe australis, antara lain kanguru, walaby, cenderawasih, kasuari, kakatua, nokdiak (landak irian), oposum layang (pemanjat berkantung), buaya, biawak, kadal dan kura-kura.

D.  Pelestarian Flora Dan Fauna
Saat ini indonesia telah memiliki sekitar 350 kawasan yang dilindungi dalam bentuk suaka alam. Adanya kawasan tersebut diatur dalam undang-undang no. 5 tahun 1967 tentang ketentuan-ketentuan pokok kehutanan. Undang-undang tersebut menyatakan bahwa hutan suaka alam mencakup kawasan hutan yang karena sifatnya yang khas di peruntukkan secara khusus bagi perlindungan alam hayati dan manfaat-manfaat lainnya. Kawasan tersebut terdiri atas cagar alam dan suaka marga satwa.
Didalam sebuah ekosistem keberadaan flora dan fauna sangatlah penting. Berkurangnya flora dan fauna dapat mengganggu ekosistem. Kerusakan flora dan fauna dapat disebabkan oleh faktor alam dan faktor manusia. kerusakan yang disebabkan alam contohnya kebakaran hutan akibat pengaruh fenomena el nino. Kerusakan yang disebabkan faktor manusia contohnya penebangan hutan atau perburuan terhadap hewan tanpa memperdulikan keadaan lingkungan.

Rusaknya hutan akan berpengaruh pada kehidupan satwa didalamnya. Oleh karena itu, keberadaan flora dan fauna tersebut harus dijaga kelestariannya. Guna menjaga kelestarian tersebut dibuatlah suaka alam, yaitu kawasan untuk perlindungan dan pelestarian flora dan fauna beserta lingkungannya.
Cagar alam adalah kawasan yang ditetapkan sebagai tempat untuk melindungi tumbuhan dan lingkungannya agar dapat tumbuh secara alami. Suaka marga satwa adalah kawasan yang ditetapkan sebagai tempat untuk melindungi dan melestarikan berbagai jenis hewan agar terhindar dari kepunahan.
Contoh kawasan yang dilindungi, baik cagar alam maupun suaka margasatwa di indonesia adalah sebagai berikut ini.
1.    Taman Nasional Kerinci-Seblat
Taman ini berada di kawasan bukit barisan, terdiri atas kawasan gunung kerinci (2.805 mdpl) dan gunung seblat (2.383 mdpl). Luas wilayah taman nasional kerinci-seblat adalah 14.846 km2, meliputi 4 provinsi, yaitu sulawesi barat, sumatra selatan, jambi dan bengkulu.
Kawasan taman ini dahulunya merupakan hutan dataran rendah yang lebat dan belum banyak diketahui. Namun, saat ini sebagian dari kawasan tersebut telah di izinkan untuk menjadi kawasan penebangan pohon.
Satwa yang masih terdapat dikawasan taman nasional kerinci-seblat antara lain gajah, badak, tapir, harimau, beruang madu, dan macan dahan.

2.    Taman Nasional Gede-Pangrango
Taman ini terdiri atas kawasan gunung gede (2.958 mdpl) dan gunung pangrango (3.019 mdpl). Luas wilayahnya adalah 150 km2, meliputi 3 kabupaten yaitu bogor, cianjur dan sukabumi di provinsi jawa barat.
Hutan pegunungan rendah dan tinggi serta sub-alpin menjadi penuutup lahan kawasan taman nasional gede-pangrango , sedangkan dipuncak gunung terdapat tumbuhan edelweiss. Di dalam hutan taman nasional ini hidup berbagai satwa, antara lain wau-wau jawa, lutung dan berbagai jenis burung terutama elang jawa.

3.    Taman Nasional Tanjung Puting
Taman ini terletak di provinsi kalimantan tengah bagian selatan. Luas kawasannya adalah 3.050 km2, terdiri atas tanah rawa gambut dan hutan kerangas. Keduanya selalu tergenang air secara musiman. Hewan yang hidup didalam kawasan taman nasional tanjung puting antara lain orang utan, bekantan, dan ikan arwana. 

4.    Taman Nasional Lore Lindu
Taman ini terletak di bagian tenggara palu, ibukota provinsi sulawesi tengah. Luas kawasannya adalah 2.300 km2, meliputi hutan, padang rumput dan danau yang terletak dibagian barat taman nasional. Taman nasioanal lore lindu merupakan kawasan untuk mempertahankan hutan eboni dan berbagai jenis monyet hitam.

5.    Taman Nasional Gunung Lorentz
Taman ini terletak di proviinsi papua bagian tengah. Luas kawasannya adalah 21.500 km2, merupakan kawasan perlindungan terluas di asia. Taman nasional ini meliputi kawasan puncak jaya yang selalu tertutup gletser, berbagai jenis hutan, rawa air tawar, rawa bakau, dan rawa tropis di pantai selatan.
Hutan pegungungan di taman nasional ini menjadi tempat hidup berbagai hewan, antara lain burung nandur, landak, walaby, kanguru pohon, dan ular sanca.

E.  Pengertian Antroposfer
Antroposfer adalah lapisan manusia dan kehidupannya di permukaan bumi. Fenomena mengenai Antroposfer di tekankan pada fenomena kependudukan yang terjadi di permukaan bumi. Fenomena kependudukan itu terutama berkaitan dengan permasalahan kependudukan, antara lain mengenai jumlah penduduk, kepadatan penduduk, dan kualitas penduduk.
Saat ini banyak negara yang memusatkan perhatiannya terhadap permasalahan kependudukan. Permasalahan kependudukan tersebut muncul terutama akibat pertumbuhan penduduk yang terlalu cepat. Pertumbuhan penduduk yang sangat cepat pada umumnya terjadi di negara-negara yang sedang berkembang seperti indonesia dan negara-negara di amerika latin serta afrika. Pertumbuhan penduduk yang cepat si negara-negara berkembang menyebabkan kebutuhan masyarakat menjadi beraneka ragam, terutama bahan makanan harus di tingkatkan. Hal itu harus di lakukan untuk menjamin kelangsungan hidup masyarakat.
Guna memenuhi kebutuhan hidupnya manusia melakukan eksploitasi terhadap alam. Namun, karena eksploitasi dilakukan secara berlebihan akibatnya lingkungan hidup makin lama makin rusak dan tidak produktif.
Permasalahan yang timbul akibat pertumbuhan penduduk yang cepat antara lain kekurangan makan pada sebagian besar penduduk, berkurangnya kesempatan kerja dan bersekolah, kurangnya tempat tinggal, serta kekurangan air bersih. Namun, benyaknya permasalahan yang berkaitan dengan kependudukan dapat juga menimbulkan kesadaran manusia untuk mempelajari. Pada akhirnya manusia memperoleh pengetahuan yang dapat dipakai dalam mengatasi berbagai permasalahan tersebut.

F.   Pendekatan Masalah Kependudukan
Terdapat tiga jenis pendekatan yang dapat digunakan dalam menelaah masalah  kependudukan, yaitu sebagai berikut.
1.    Penduduk sebagai lapangan untuk memperoleh data
Data kependudukan dapat dikumpulkan melalui 3 cara, yaitu sensus, registrasi, dan survei.
a.  Sensus penduduk
Adalah kegiatan menghitung jumlah penduduk suatu negara. Sensus dilakukan dengan kunjungan dari rumah ke rumah atau pendekatan secara individual. Kebanyakan negara melaksanakan sensus penduduk secara teratur, yaitu sekali dalam rentang waktu 5 atau 10 tahun.
Sensus penduduk dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu secara de facto dan secara de jure. Sensus penduduk secara de facto adalah menghitung jumlah penduduk menurut tempat tinggal mereka pada saat sensus. Sensus penduduk secara de facto datanya lebih lengkap, kesalahan yang disebabkan oleh duplikasi (perhitungan dua kali) lebih kecil, serta penghitungan tingkat kelahiran dan kematian lebih akurat.
Sensus penduduk secara de jure adalah menghitung jumlah penduduk menurut tempat tinggal yang tetap. Sensus penduduk secara de jure antara lain dapat digunakan untuk mengetahui jumlah penduduk di tempat-tempat reaksi yang selalu berubah menurut musim.
Sensus penduduk mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1)   Dibuat dan diselenggarakan oleh pemerintah. Di indonesia sensus penduduk dilaksanakan oleh badan pusat statistik (BPS)
2)   Dilakukan terhadap penduduk disuatu wilayah yang batas-batasnya ditentukan secara pasti
3)   Merupakan pencatatan universal dan menyeluruh terhadap semua penduduk suatu negara
4)   Merupakan pencatatan data setiap penduduk di suatu wilayah
5)   Dilakukan secara serentak dalam satu hari
6)   Dilakukan secara teratur dalam kurun waktu tertentu, umumnya sekali tiap 5 atau 10 tahun.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam sensus penduduk adalah sebagai beriktu.
1)   Menentukan keterangan yang ingin diperoleh dari tiap individu. Keterangan-keterangan yang hampir selalu ada pada tiap sensus adalah tempat tinggal saat sensus, tempat tinggal tetap, hubungan dengan kepala keluarga, jenis kelamin, umur, status kawin, tempat lahir, kewarganegaraan, pekerjaan, jenis kegiatan, lapangan pekerjaan, status pekerjaan, bahasa kesukuan, kebangsaan, pendidikan, kemampuan baca tulis, jumlah anak lahir hidup, jumlah keluarga, dan klasifikasi desa-kota.
2)   Membuat daftar pertanyaan yang dapat dipahami oleh pencacah maupun responden
3)   Mengumpulkan data di lapangan, baik dengan wawancara maupun tertulis
4)   Mengolah data, memberi kode, dan tabulasi
5)   Mempublikasikan data hasil sensus.
b.   Registrasi penduduk
Adalah pencatatan setiap peristiwa yang dialami penduduk, misalnya kelahiran, kematian, perkawinan, perceraian, dan migrasi. Sistem registrasi penduduk di indonesia belum di atur dalam undang-undang.
Oleh karena itu setiap warga negara merasa tidak wajib mencatat setiap kejadian penting yang dialaminya.
Didalam registrasi tiap kejadian di catat pada suatu sertifikat. Namun belum ada sistem yang pasti dalam registrasi penduduk karena di tangani oleh beberapa instansi pemerintah, antara lain departemen kehakiman, departemen dalam negeri, departemen agama, dan departemen kesehatan.
c.   Survei penduduk
kegiatan survei sama dengan sensus dan registrasi, yaitu mengumpulkan data kependudukan. Hanya saja survei dilakukan terhadap penduduk dengan batas-batas yang jelas. Maksudnya, survei dilakukan pada wilayah tertentu yang terbatas, sedangkan sensus dilakukan dalam satu negara. Selain itu, survei dapat dilakukan kapan saja tanpa ada batasan waktu. Tujuan dilaksanakannya survei ialah untuk mengumpulkan data dari seluruh penduduk menuntut banyak biaya, waktu, dan tenaga.
Contoh yang diambil dalam survei harusn mewakili seluruh penduduk. Selain itu, diperlukan pula contoh yang banyak sehingga dapat menggambarkan keadaan penduduknya.
2.    Penduduk sebagai lapangan untuk memperoleh penafsiran perilaku
Penduduk mempunyai sifat yang dinamis. Oleh karena itu, tingkah laku penduduk perlu diteliti dan ditafsirkan secara sosiologis. Banyak sifat-sifat penduduk yang dipengaruhi oleh keadaan penduduk itu sendiri, sedangkan keadaan penduduk banyak masyarakat petani menjadi buruh akan mempengaruhi penilaian terhadap anak, selanjutnya akan mempengaruhi sikap dan pola kehidupan dalam keluarga.
Gejala-gejala kependudukan harus dilihat dari berbagai sisi ilmu, antara lain agama, geografi, dan ekonomi.
3.    Penduduk sebagai lapangan untuk melakukan aksi sosial
Setelah mendapat data kepndudukan dan membuat penafsiran terhadap perilaku penduduk, dapat diambil kebijakan (policy) dan melakukan tindakan yang nyata terhadap permasalahan kependudukan. Sebagai contoh, tingkat pertumbuhan penduduk indonesia yang tinggi menyebabkan terjadinya berbagai macam permasalahan kependudukan. Oleh karena itu perlu segera diatasi dengan cara menggalakan program keluarga berencana (KB) secara nasional.

G. Teori Kependudukan
Berbagai perubahan yang dialami penduduk menjadi dasar untuk memberikan penjelasan tentang perubahan penduduk, berbagai fenomena kependudukan tersebut memunculkan teori-teori tentang kependudukan.
Adanya teori kepndudukan membantu para ahli untuk menerangkan data yang ada dan meramalkan data yang tidak diamati, misalnya data pada masa lampau dan data pada masa yang akan datang untuk kepentingan pembangunan.
Diantara berbagai teori kependudukan, teori malthus merupakan yang paling terkenal. Menurutnya, kemelaratan disebabkan oleh tidak adanya keseimbangan antara pertambahan penduduk dan pertambahan bahan makanan. Ketidakseimbangan itu terjadi karena jumlah penduduk bertambah sesuai dengan deret ukur (1-2-4-8-16-32-64 dan seterusnya), sedangkan bahan makanan bertambah sesuai dengan deret hitung (1-2-3-4-5-6-7  dan seterusnya).
Maltus berasumsi bahwa dalam kedaan sehat dan  tetap hidup selama sisa mampu melahirkan, seorang wanita yang kawin pada usia sekitar 20 tahun dapat melahirkan 10 orang anak atau lebih. Oleh karena itu, malthus memandang pesimis masa depan penduduk. Menurut malthus pada masa mendatang manusia akan hidup sengsara karena persediaan bahan makanan tidak dapat mengimbangi pertambahan jumlah penduduk. Manusia akan selalu dalam keadaan kekurangan makanan sehungga dapat menimbulkan penderitaan. Akan tetapi, malthus berpendapat bahwa pertambahan jumlah penduduk yang cepat dapat diatasi dengan cara pengekangan moral, misalnya menunda perkawinan dan kelahiran.
Teori malthus tersebut mempunyai kelemahan, antara lain sebagai berikut.
1.  Ia tidak yakin akan kemampuan tanah untuk menghasilkan bahan makanan yang lebih cepat
2.  Adanya kemungkinan kemajuan tingkat hidup manusia karena adanya industrialisasi, transportasi, dan distribusi yang lebih baik.
3.  Adanya kemungkinan pengurangan kelahiran dengan cara keluarga berencana (family planning) seperti sekarang ini.

H.  Komposisi Penduduk
Data kependudukan yang diperoleh dari hasil sensus, registrasi, dan survei belum tersusun secara teratur. Keadaan ini mempersulit orang untuk membaca hasilnya. Oleh karena itu, data tersebut perlu disusun. Hasil penyusunan tersebut disebut komposisi penduduk. Jadi, komposisi penduduk adalah penggolongan penduduk berdasarkan kriteria tertentu.
Secara umum komposisi penduduk dibedakan menjadi  4 macam, yaitu komposisi penduduk berdasarkan unsur biologi, sosial, geografi, dan ekonomi.
Komposisi penduduk berdasarkan unsur biologi contohnya menurut umur dan jenis kelamin, berdasarkan unsur sosial contohnya menurut tingkat pendidikan, berdasarkan unsur geografi contohnya menurut tempat tinggal (di pedesaan atau perkotaan), serta berdasarkan unsur ekonomi contohnya menurut jenis pekerjaandan tingkat pendapatan.
1.     Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin
Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin bersifat universal. Hal itu karena umur dan jenis kelamin selalu menjadi dasar dalam pengelompokkan penduduk. Dalam kehidupan masyarakat, umur dan jenis kelamin mempunyai peranan penting, antara lain menentukan kedudukan atau status kemasyarakatan dan menentukan kesempatan dalam memperoleh pekerjaan.

Tabel 1.1 PPENDUDUK INDONESIA MENURUT UMUR DAN JENIS KELAMIN TAHUN 2000
Kelompok umur
(tahun)
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
0-4
10.295.701
10.006.675
20.302.376
5-9
10.433.908
10.060.226
20.494.134
10-14
10.460.908
9.992.824
20.453.732
15-19
10.649.348
10.500.169
21.149.517
20-24
9.237.464
10.020.637
19.258.101
25-29
9.130.504
9.510.433
18.640.937
30-34
8.204.302
8.195.418
16.399.720
35-39
7.432.840
7.471.368
14.904.226
40-44
6.433.438
6.034.410
12.467.848
45-49
5.087.252
4.568.753
9.656.005
50-54
3.791.185
3.593.783
7.384.968
55-59
2.883.226
2.795.438
5.678.664
60-64
2.597.076
2.723.943
5.321.019
65-69
1.666.191
1.898.735
3.564.926
70-74
1.368.190
1.468.847
2.837.037
75+
1.257.526
1.459.459
2.716.985

Jumlah

100.929.059

100.301.136

201.230.195

a.     Pengelompokan Menurut Umur
Pengelompokkan jenis ini pada umumnya dilakukan menurut selisih umur 1 tahun (0,1,2,3, dan seterusnya) atau lima tahun (0-4, 5-9, 10-14, dan setersunya). Adapun untuk menunjukan struktur penduduk, pengelompokkan penduduk menurut umur dapat dibedakan menjadi 3 golongan utama, yaitu golongan muda (0-14 tahun), golongan dewasa (15-64 tahun), dan golongan tua (65 tahun ke atas).
Golongan penduduk muda dan golongan penduduk tua merupakan golongan usia tidak produktif, sedangkan golongan penduduk dewasa merupakan golongan usia produktif. Usia produktif adalah usia seseorang yang masih mampu bekerja dan menghasilkan sesuatu, khususnya untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.
Penggolongan ini dilakukan untuk mengetahui angka beban ketergantungan penduduk (dependency ratio), yaitu dengan membandingkan antara penduduk usia tidak produktif dan penduduk usia  produktif.
Angka beban ketergantungan bertujuan untuk mengetahui jumlah penduduk usia tidak produktif yang kebutuhan ekonominya menjadi beban atau tanggungan penduduk usia produktif.

 Contoh : berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2000, jumlah penduduk indonesia usia 0-14 tahun adalah 61.250.199 jiwa, usia 15-64 tahun adalah 130.861.005 jiwa, dan usia diatas 64 tahun adalah 9.130.795 jiwa, maka anngka beban ketergantungannya adalah sebagai berikut.

 Jadi, tiap 100 orang yang berusia produktif menanggung beban ekonomi terhadap sebanyak 53,7 orang usia tidak produktif.
b.     Pengelompokan Menurut Jenis Kelamin
Kelompok penduduk menurut jenis kelamin (sex ratio) merupakan perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dan jumlah penduduk perempuan. Komposisi penduduk ini biasanya dinyatakan dalam banyaknya jumlah penduduk laki-laki tiap 100 penduduk perempuan.
 Contoh : berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2000, jumlah penduduk indonesia yang laki-laki adalah 101.641.570  jiwa, dan yang perempuan adalah 101.814.435 jiwa, ratio jenis kelamin penduduk indonesia adalah sebagai berikut.

 Artinya, setiap 100 penduduk perempuan terdapat 99,83 penduduk laki-laki. Angka tersebut menunjukan bahwa perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dan perempuan dapat dikatakan berada dalam keadaan seimbang.

Tabel 1.2 PENDUDUK INDONESIA MENURUT JENIS KELAMIN TAHUN 2000

Provinsi

Laki-laki

Perempuan

Jumlah
Nanggroe Aceh
1.998.269
2.012.596
4.010.865
Sumatra Utara
5.713.549
5.762.723
11.476.272
Sumatra Barat
2.067.783
2.160.320
4.228.103
Riau
2.405.283
2.328.665
4.733.948
Jambi
1.217.719
1.183.221
2.400.940
Sumatra Selatan
3.902.940
3.853.566
7.756.506
Bengkulu
714.638
690.422
1.405.060
Lampung
3.411.366
3.242.988
6.654.354
DKI Jakarta
4.223.273
4.161.580
8.358.853
Jawa Barat
21.941.631
21.611.292
43.552.923
Jawa Tengah
15.326.181
15.530.644
30.856.825
DI Yogyakarta
1.534.808
1.574.334
3.109.142
Jawa Timur
16.980.594
17.544.994
34.525.588
Bali
1.568.090
1.556.584
3.124.674
Nusa Tenggara Barat
1.850.756
1.971.038
3.821.794
Nusa Tenggara Timur
1.941.791
1.987.248
3.929.039
Kalimantan Barat
1.903.307
1.836.710
3.740.017
Kalimantan Tengah
928.404
873.100
1.801.504
Kalimantan Selatan
1.484.945
1.485.299
2.970.244
Kalimantan Timur
1.271.111
1.165.434
2.436.545
Sulawesi Utara
1.423.323
1.397.516
2.820.839
Sulawesi Tengah
1.052.745
1.013.649
2.066.394
Sulawesi Selatan
3.792.373
3.994.926
7.787.299
Sulawesi Tenggara
887.283
884.668
1.771.951
Maluku
603.587
596.480
1.200.067
Maluku Utara
395.386
382.117
777.503
Papua
1.100..435
1.012.321
2.112.756

Indonesia

101.641.570

101.814.435

203.456.005

2.     Piramida penduduk
Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin dapat digambarkan dalam bentuk diagram yang biasa disebut dengan piramida penduduk. Melalui piramida penduduk tersebut struktur penduduk suatu negara dapat diketahui dengan mudah.
Bentuk-bentuk piramida penduduk secara umum dibedakan menjadi 3, yaitu piramida penduduk muda (ekspansif), tetap (stasioner), dan tua (konstriktif).

a.  Piramida Ekpansif
Menggambarkan keadaan penduduk yang sedang mengalami pertumbuhan sangat pesat. Piramida ini terjadi karena tingkat kelahiran yang tinggi dibandingkan tingkat kematian penduduk. Struktur penduduk muda ini biasanya terjadi di negara-negara berkembang, seperti indonesia dan india.
b.  Piramida Stasioner
Menggambarkan keadaan penduduk yang mengalami pertumbuhan relatif stabil. Hal ini disebabkan oleh tingkat kelahiran yang sama dengan tingkat kematian. Didalam struktur ini jumlah penduduk usia muda, dewasa, dan tua adalah seimbang. Struktur penduduk tetap pada umumnya terjadi di negera-negara maju seperti amerika serikat dan inggris.
c.  Piramida Konstriktif
Menggambarkan keadaan penduduk yang cenderung mengalami penurunan. Hal ini disebabkan oleh tingkat kelahiran yang lebih rendah dibanding dengan tingkat kematian penduduk, serta sebagian besar penduduknya berusia tua. Negera-negara yang mempunyai struktur penduduk tua antara lain jerman, belgia, dan swedia.


I.     Pertumbuhan Penduduk
1.     Pengukuran Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk adalah bertambah atau berkurangnya jumlah penduduk suatu wilayah. Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan yang dinamis antara faktor-faktor yang menambah dan faktor-faktor yang mengurangi jumlah penduduk.
Faktor yang menambah jumlah penduduk antara lain kelahiran dan pandatang (imigrasi), sedangkan faktor yang mengurangi jumlah penduduk adalah kematian dan emigrasi. Oleh karena itu, dapat kita simpulkan bahwa pertumbuhan penduduk dipengaruhi oleh 4 komponen, yaitu kelahiran (Birth/B), kematian (Death/D), imigrasi (In Migartion/Mi), dan emigrasi (Out Migration/Mo).
Untuk menghitung pertumbuhan penduduk dapat dilakukan dengan menggunakan rumus yang disebut persamaan seimbang (the balancing equation), yaitu sebagai berikut.
Pt    = jumlah penduduk total      
Po   = jumlah penduduk pada tahun dasar
B     = jumlah anak yang lahir hidup
D    = jumlah penduduk yang mati
Mi   = jumlah imigran
Mo  = jumlah emigran

Contoh : diketahui data kependudukan kecamatan bayah adalah sebagai berikut.
1.      Jumlah penduduk bukan januari tahun 1990 sebanyak 350.000 jiwa
2.      Jumlah kelahiran tahun 1990 sebanyak 2.100 jiwa
3.      Jumlah kematian tahun 1990 sebanyak 725 jiwa
4.      Jumlah imigrasi tahun 1990 sebanyak 120 jiwa
5.      Jumlah emigrasi tahun 1990 sebanyak 65 jiwa

Jumlah penduduk kecamatan tanjung pada awal tahun berikutnya, yaitu pada bulan januari tahun 1991 adalah :
Pt    = 350.000 + (2.100-725) + (120-65)
= 350.000 + 1.375 + 55
       = 351.430 jiwa
a.  Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate/CBR)
Adalah perbandingan antara jumlah kelahiran selama satu tahun dan jumlah penduduk pada pertengahan tahun tiap 1.000 penduduk. Angka kelahiran kasar dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
B     = jumlah kelahiran selama 1 tahun
P`    = (population) jumlah penduduk pada pertengahan tahun
K     = konstanta (umumnya 1.000)


Contoh : penduduk kelahiran di jakarta pada tahun 2000 sebanyak 198.425 bayi, sedangkan jumlah penduduk pada pertengahan tahun 2000 sebanyak 9.742.000 jiwa. Angka kelahiran kasar penduduk jakarta adalahn :

Jadi angka kelahiran kasar di jakarta adalah 20,36 jiwa tiap 1.000 penduduk.

Perhitungan diatas kurang tepat karena tidak memisahkan anak-anak dan orang dewasa yang tidak mampu melahirkan oleh karena itu, angka yang dihasilkan masih sangat kasar.

b.  Angka Kelahiran Umum (General Fertility Rate/GFR)
Adalah banyaknya kelahiran tiap 1.000 wanita yang berumur 15-44 tahun atau 15-49 tahun. Angka kelahiran umum dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
atau   

Ket.
B                                = Jumlah kelahiran dalam 1 tahun
Pf15-44 atau Pf15-49  = banyaknya penduduk wanita berumur 15-44 atau 15-49 tahun pada pertengahan tahun
K                                = konstanta (Umumnya 1.000)

Contoh : jumlah kelahiran di jakarta pada tahun 2000 sebanyak 198.425 bayi, sedangkan banyaknya penduduk wanita yang berumur 15-49 tahun pada pertengahan tahun 2000 adalah 3.112.700 jiwa, maka angka kelahiran umumnya adalah :
Jadi, angka kelahiran umum di jakarta adalah 63,74 tiap 1.000 wanita usia 15-49 tahun.
c.  Angka Kelahiran Menurut Kelompok Umur (Age Spesific Fertility rate/ASFR)
Adalah banyaknya kelahiran tiap 1.000 wanita pada kelompok umur tertentu. Angka kelahiran ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
Ket.
x     = Umur wanita dalam kelompok tertentu, biasanya dengan interval 5 tahun ( 15-19, 20-24...)
Bx    = Jumlah kelahiran dalam kelompok umur x
Pfx    = Banyak wanita dalam kelompok umur x
K    = Konstanta (umunya 1.000)

Contoh : apabila diketahui banyaknya wanita usia 25-29 tahun adalah 200.880 jiwa dan banyaknya kelahiran pada usia tersebut adalah 50.400 jiwa, maka angka kelahiran menurut kelompok umurnya adalah :
Jadi, angka kelahiran menurut kelompok umurnya adalah 251 jiwa tiap 1.000 wanita yang berusia 25-29 tahun.
d.  Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate/CDR)
Adalah perbandingan antara jumlah penduduk yang meninggal selama 1  tahun dan jumlah penduduk pada pertengahan tahun. Angka kematian kasar dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
Ket.
Dx    = jumlah kematian pada tahun x
Px     = jumlah penduduk pada pertengahan tahun x
k     = konstanta (umumnya 1.000)

Contoh : berdasarkan data kependudukan kecamatan tanjung diketahui bahwa jumlah penduduk pada bulan januari tahun 1990 sebanyak 350.000 jiwa, jumlah penduduk pada bulan januari tahun 1991 sebanyak 351.430 jiwa, sedangkan jumlah kematian sebanyak 725 jiwa, maka angka kematian kasarnya adalah :
Jadi, angka kematian kasar penduduk kecamatan tanjung adalah 2,1 jiwa tiap 1.000 jiwa.
e.  Angka Kematian Menurut Kelompok Umur (Age Spesific Death Rate/ASDR)
Adalah jumlah kematian tiap 1.000 penduduk pada kelompok umur tertentu. Angka kematian ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
x    = kelompok umur tertentu dengan interval umumnya 5 tahun (0-4, 5-9, 10-14...)
Dx  = jumlah kematian kelompok umur x
Px   = jumlah penduduk kelompok umur x
k    = konstanta (umumnya 1.000)

contoh : apabila diketahui jumlah penduduk kelompok umur 20-24 tahun banyaknya 8.808 jiwa dan jumlah kematian banyaknya 80 orang, maka angka kematian kelompok umurnya adalah :
Jadi, angka kematian kelompok umur 20-24 tahun adalah 9,1 jiwa tiap 1.000 orang usia tersebut.
f.   Angka Kematian Bayi (Infant Mortality Rate/IMR)
Adalah perbandingan antara jumlah kematian bayi yang usianya kurang dari 1 tahun dan jumlah kelahiran hidup selama tahun x. Angka kematian bayi dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
Do  = jumlah kematian bayi selama tahun x
B     = jumlah kelahiran hidup selama tahun x
k     = konstanta (umumnya 1.000)

Contoh : jumlah kelahiran hidup dikecamatan tabjung pada tahun 1990 sebanyak 2.100 jiwa, sedangkan jumlah bayi yang meninggal sebanyak 120 jiwa, maka angka kematian bayinya adalah :
Jadi, angka kematian bayi di kecamatan tanjung pada tahun 1990 adalah 57 jiwa tiap 1.000 bayi.
g.  Angka Migrasi Masuk (In Migration/Mi)
Angka migrasi masuk menunjukan jumlah pendatang (imigran) tiap 1.000 penduduk tempat tujuan selama 1 tahun. Angka migrasi masuk dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
Mi   = angka migrasi masuk
I      = jumlah migrasi masuk
P     = jumlah penduduk daerah tujuan
k     = konstanta (umumnya 1.000)

Contoh : jumlah penduduk di kecamatan tanjung pada tahun 1990 sebanyak 350.000  jiwa dan jumlah imigran sebanyak 120 jiwa, maka angka migrasi masuknya adalah :
Jadi, pada tahun 1990 di kecamatan tanjung terdapat 0,34 pendatang tiap 1.000 penduduk.
h. Angka Migrasi Keluar (Out Migration/Mo)
Angka migrasi keluar menunjukkan jumlah penduduk yang keluar dari daerah tempat tinggalnya (emigran) tiap 1.000 penduduk selama 1 tahun. Angka migrasi keluar dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
Mo  = angka migrasi keluar
O    = jumlah migrasi keluar
P     = jumlah penduduk daerah asal
k     = konstanta (umumnya 1.000)

Contoh : jumlah penduduk di kecamatan tanjung pada tahun 1990 sebanyak 350.000  jiwa dan jumlah emigran sebanyak 65 jiwa, maka angka migrasi keluarnya adalah :
Jadi, pada tahun 1990 di kecamatan tanjung terdapat 0,18 emigran tiap 1.000 penduduk.
i.    Angka Migrasi Netto (Net Migration/Mn)
Adalah selisih antara jumlah migrasi masuk dan jumlah migrasi keluar tiap 1.000 penduduk dalam 1 tahun. Angka migrasi netto dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
Mn  = angka migrasi netto
Mi   = jumlah migrasi masuk
Mo  = jumlah migrasi keluar
P     = jumlah penduduk
k     = konstanta (umumnya 1.000)

Contoh : jumlah penduduk di kecamatan tanjung pada tahun 1990 sebanyak 350.000  jiwa, jumlah imigran sebanyak 120 jiwa, dan jumlah emigran sebanyak 65 jiwa, maka angka migrasi nettonya adalah :
Jadi, angka  migrasi netto di kecamatan tanjung pada tahun 1990 adalah 0,15 jiwa tiap 1.000 penduduk.
j.    Laju Pertumbuhan Penduduk
Adalah angka yang menunjukan banyak atau sedikitnya pertumbuhan penduduk tiap tahun dalam kurun waktu tertentu, umumnya 10 tahun. Laju pertumbuhan penduduk dapat dihitung dengan menggunakan 2 cara, yaitu laju pertumbuhan penduduk geometris dan laju pertumbuhan penduduk eksponensial.
1)     Laju Pertumbuhan Penduduk Geometris
Adalah pertumbuhan penduduk secara bertahap. Laju pertumbuhan penduduk ini hanya memperhitungkan pertumbuhan penduduk pada akhir tahun dari suatu periode. Pertumbuhan penduduk geometris disebut juga pertumbuhan barganda.
Laju pertumbuhan penduduk geometris dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
Pt  = jumlah penduduk pada tahun akhir
Po = jumlah penduduk pada tahun awal
r    = laju pertumbuhan penduduk
t    = jangka waktu (umumnya 10 tahun)

Contoh : jumlah penduduk provinsi sulawesi tenggara pada tahun 1990 sebanyak 1.350.000 jiwa dan pada tahun 2000 sebanyak 1.772.000 jiwa. Laju pertumbuhan penduduk geometrisnya adalah :
 
Jadi, laju pertumbuhan penduduk geometris provinsi sulawesi tenggara adalah sebesar 2,75% tiap tahun pada periode tahun 1990 hingga tahun 2000.
2)     Laju Pertumbuhan Penduduk Eksponensial
Adalah pertumbuhan penduduk yang berlangsung secara terus menerus (kontinu). Laju pertumbuhan penduduk eksponensial dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
Pt    = jumlah penduduk pada tahun akhir
Po   = jumlah penduduk pada tahun awal
e      = angka eksponensial (2,718282)
r      = tingkat pertumbuhan penduduk
t      = jangka waktu (umumnya 10 tahun)

Contoh : contoh laju pertumbuhan penduduk geometris diatas dapat dihitung dengan menggunakan perhitungan eksponensial hasilnya adalah :
Jadi, laju pertumbuhan penduduk eksponensial provinsi sulawesi tenggara sebesar 2,72% tiap tahun pada periode tahun 1990 hingga tahun 2000.
2.     Pertumbuhan Penduduk Dunia
Menurut laporan PBB, penduduk dunia sampai akhir tahun 2002 mencapai 6,5 miliar jiwa. Dari jumlah tersebut 5 miliar jiwa berada di negara-negara berkembang.

Tabel 1.3 PENDUDUK DUNIA TAHUN 2002
Region
Jumlah
(juta jiwa)
Pertumbuhan
(persen)
Afrika
840
2,47
Amerika utara
319
0,64
Amerika tengah
531
1,77
Amerika selatan
354
1,55
Asia
3.766
1,33
Eropa
728
0,18
Oseania
32
1,01

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar (hampir 60%) penduduk dunia berada di benua asia dengan tingkat pertumbuhan 1,33% tiap tahun. Negara-negara yang jumlah penduduknya banyak adalah Republik Rakyat Cina (RRC), India, Indonesia, Dan Jepang.
Di Afrika yang jumlah penduduknya 840 juta jiwa dengan tinngkat pertumbuhan penduduk 2,47% sebagian besar penduduknya berada di daerah pedesaan. Negara-negara yang jumlah penduduknya banyak terdapat di Afrika bagian utara, antara lain Mesir, Libya, Aljazair, Dan Tunisia.
 
Di eropa yang jumlah pendudduknya 728 juta jiwa dengan tingkat pertumbuhan penduduk 0,18% sebagian besar penduduknya berada di daerah perkotaan, terutama di eropa bagian timur.
Di amerika bagian utara yang jumlah penduduknya 319 juta jiwa dengan tingkat pertumbuhan penduduk 0,64% sebagian besar penduduknya berada di amerika serikat. Di amerika bagian tengah yang jumlah penduduknya 531 juta jiwa dengan tingkat pertumbuhan penduduk 1,77% sebagian besar penduduknya berada di meksiko, sedangkan di amerika bagian selatan yang jumlah penduduknya 354 juta jiwa dengan tingkat pertumbuhan 1,55% sebagian besar penduduknya berada di brasil.
Pusat-pusat pemukiman penduduk di amerika serikat, meksiko, dan brasil berkaitan erat dengan kemajuan ekonomi yang di capai oleh ke-3 negara tersebut.
3.     Pertumbuhan Penduduk Indonesia
Jumlah penduduk indonesia selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 1980 jumlah penduduk indonesia adalah 147,49 juta jiwa dan pada tahun 2000 menjadi 203,456 juta jiwa. Peningkatan jumlah penduduk tersebut dipengaruhi oleh 3 faktor kependudukan, yaitu kelahiran, kematian, dan migrasi penduduk.
Tabel 1.4  JUMLAH DAN LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK INDONESIA TAHUN 1980, 1990, DAN 2000

Provinsi
Tahun
Laju Pertumbuhan
1980
1990
2000
1980-1990
1990-2000
Nanggroe Aceh
2.611.172
3.416.156
4.010.865
2,72
1,67
Sumatra Utara
8.360.894
10.256.027
11.476.272
2,06
1,17
Sumatra Barat
3.406.816
4.000.207
4.228.103
1,62
0,57
Riau
2.168.535
3.303.976
4.733.948
4,30
3,79
Jambi
1.445.994
2.020.568
4.400.940
3,40
1,80
Sumatra Selatan
4.629.801
6.313.074
7.756.506
3,15
2,18
Bengkulu
768.064
1.176.122
1.405.060
4,38
1,83
Lampung
4.624.785
6.017.573
6.654.354
2,67
1,05
DKI Jakarta
6.503.449
8.259.266
8.358.853
2,42
0,16
Jawa Barat
27.453.525
35.384.352
43.552.923
2,57
2,17
Jawa Tengah
25.372.889
28.520.643
30.856.825
1,18
0,82
DI Yogyakarta
2.750.813
2.913.054
3.109.142
0,57
0,68
Jawa Timur
29.188.852
32.503.991
34.525.588
1,08
0,63
Bali
2.469.930
2.777.811
3.124.674
1,18
1,22
Nusa Tenggara Barat
2.724.664
3.369.649
3.821.794
2,15
1,31
Nusa Tenggara Timur
2.737.166
3.268.644
3.929.039
1,79
1,92
Kalimantan Barat
2.486.068
3.229.153
3.740.017
2,65
1,53
Kalimantan Tengah
954.353
1.396.486
1.801.504
3,88
2,67
Kalimantan Selatan
2.064.649
2.597.572
2.970.244
2,32
1,40
Kalimantan Timur
1.218.016
1.876.663
2.436.545
4,42
2,74
Sulawesi Utara
2.112.384
2.478.119
2.820.839
1,60
1,35
Sulawesi Tengah
1.289.635
1.711.327
2.066.394
2,87
1,97
Sulawesi Selatan
6.062.212
6.981.646
7.787.299
1,42
1,14
Sulawesi Tenggara
942.302
1.349.619
1.771.951
3,66
2,86
Maluku
1.411.006
1.857.790
1.977.570
2,79
0,65
Papua
1.173.875
1.648.708
2.112.756
3,46
2,60
Indonesia
146.931.849
178.631.196
203.456.005
1,98
1,35

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa selama periode 1980-1990 rata-rata laju pertumbuhan penduduk indonesia adalah 1,98% tiap tahun, sedangkan selama periode 1990-2000 rata-rata laju pertumbuhan penduduk indonesia adalah 1,35% tiap tahun. Angka tersebut menunjukkan bahwa laju pertumbuhan penduduk indonesia antara tahun 1980 dan 2000 mengalami penurunan.
Hampir semua provinsi mengalami penurunan laju pertumbuhan penduduk, kecuali bali dan nusa tenggara timur. Laju pertumbuhan penduduk di dua provinsi tersebut mengalami kenaikan antara lain disebabkan oleh adanya pengungsi yang berasal dari timor timur.
Lima provinsi mengalami penurunan laju pertumbuhan penduduk cukup besar, yaitu provinsi sumatra barat, DKI jakarta, jawa tengah, jawa timur, dan maluku. Penurunan laju pertumbuhan penduduk tersebut terjadi berkaitan dengan keberhasilan program KB.
J.    Kebijakan Kependudukan Di Indonesia
Kebijakan kependudukan merupakan langkah-langkah atau tindakan yang dilakukan untuk mengatasi permsalahan kependudukan. Secara garis besar, kebijakan kependudukan terdiri atas 3 aspek, yaitu kuantitas, kualitas, dan  redistribusi penduduk.
1.     Kuantitas penduduk
Kebijakan kependudukan yang menyangkut aspek kuantitas penduduk umumnya diarahkan pada penurunan laju pertumbuhan penduduk. Salah satu program yang dilakukan pemerintah dalam rangka menurunkan laju pertumbuhan penduduk adalah mengadakan program KB.
Program KB di indonesia mulai dilaksanakan pada tahun 1967, yaitu pada saat presiden RI ikut menandatangani deklarasi tentang kependudukan oleh pemimpin-pemimpin dunia. Selanjutnya pada tahun 1968, pemerintah indonesia membentuk lembaga keluarga berencana yang berstatus semi pemerintah. Kemudian dengan keluarnya surat keputusan presiden no. 8 tahun 1970, lembaga tersebut di ubah menjadi badan koordinasi keluarga berencana nasional (BKKBN) yang merupakan lembaga resmi pemerintah. BKKBN berfungsi melakukan koordinasi terhadap seluruh kegiatan pelaksanaan program secara nasional. Pada bulan april 1972, status BKKBN diubah menjadi lembaga pemerintah non-departemen yang berkedudukan langsung dibawah presiden.
Tujuan lain di adakannya program KB yaitu :
a.      Memperbaiki kesehatan ibu dan anak
b.     Mempermudah sikap orang tua dalam bertanggung jawab terhadap anak-anaknya, baik dalam pemberian makan, kesehatan maupun pendidikan.
c.      Memperbanyak kesempatan atau waktu, khususnya bagi wanita untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang lain.
2.     Kualitas penduduk
Adalah kemampuan penduduk untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya secara layak. Setiap orang memiliki kualitas yang berbeda-beda. Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi atau rendahnya kualitas penduduk anatara lain :
a.     Pendidikan
Pendidikan sangat penting dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan keterampilan penduduk dalam rangka mendukung pembangunan bangsa.
Faktor yang menyebabkan rendahnya tingkat pendidikan di indonesia antara lain sebagai berikut.
1)     Biaya pendidikan relatif mahal
2)     Tingkat pendidikan penduduk rendah sehingga tidak cukup untuk mmbiayai pendidikan sampai perguruan tinggi.
3)     Kesadaran masyarakat tentang pendidikan, Terutama di daerah pedesaan masih rendah.
4)     Jumlah fasilitas pendidikan masih sangat sedikit dibandingkan dengan jumlah penduduk indonesia.

Upaya-upaya pemerintah dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan di indonesia :
1)     Menggalakan program wajib belajar 9 tahun
2)     Memberikan beasiswa bagi siswa yang berprestasi, tetapi kurang mampu.
3)     Meningkatkan pembangunan sarana dan prasarana pendidikan, misalnya gedung sekolah, laboratorium, dan tenaga pengajar.
4)     Menggalakan program kelompok belajar paket A yang setara dengan SD dan kejar paket B yang setara dengan SLTP.
b.     Kesehatan
Kesehatan merupakan salah satu faktor terpenting dalam menilai  kualitas penduduk. Kualitas kesehatan masyarakat dapat diukur berdasarkan angka kematian bayi dan angka harapan hidup.
1)     Angka kematian bayi adalah angka yang menunjukan jumlah bayi yang meninggal dunia sebelum mencapai usia 1 tahun tiap 1.000 bayi yang lahir hidup.
2)     Angka harapan hidup adalah angka yang menunjukan batas maksimal usia seseorang yang dapat dicapai sejak lahir sampai meninggal dunia.
Apabila kualitas kesehatan masih rendah, diperlukan upaya-upaya untuk menungkatkan kualitas kesehatan tersebut, antara lain :
1)     Meningkatkan kualitas gizi keluarga
2)     Mningkatkan jumlah dan kualitas tenaga medis
3)     Meningkatkan kualitas lingkungan hidup
4)     Menyediakan prasarana kesehatan
5)     Memberikan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat
6)     Melaksanakan imunisasi secara gratis
3.     Redistribusi penduduk
Retribusi penduduk merupakkan suatu upaya untuk pemerataan jumlah penduduk dalam suatu wilayah atau negara. Di indonesia retribusi penduduk dilakukan melalui program transmigrasi \. Menurut UU No. 3 tahun 1973 tentang pokok-pokok penyelenggaraan transmigrasi, pengertian transmigrasi adalah perpindahan penduduk dengan sukarela atau dengan alasan-alasan yang dipandang perlu oleh negara dari suatu daerah padat penduduk ke daerah jarang penduduk di dalam wilayah negara RI.
 Tujuan program transmigrasi antara lain sebagai berikut.
a)     Pemerataan penyebaran penduduk dan pembangunan ke seluruh wilayah
b)     Peningkatan kesejahteraan, khususnya bagi para transmigran
c)     Peningkatan produksi dalam mengolah SDA yang tersedia di daerah baru
d)    Pengurangan kemiskinan dan pengangguran di daerah asal
e)     Peningkatan pertahanan dan keamanan nasional

pada dasarnya transmigrasi tidak hanya berkaitan dengan aspek kependudukan, tetapi juga berkaitan dengan aspek ekonomi, sosial, politik, budaya, dan pertahanan. Daerah tujuan transmigrasi di indonesia dikelompokkan menjadi 3 wilayah :
a)     Wilayah I meliputi nanggroe aceh darussalam, riau, jambi, sumatra barat, bengkulu, dan sumatra selatan.
b)     Wilayah II meliputi kalimantan barat, kalimantan tengah, kalimantan timur, dan kalimantan selatan.
c)     Wilayah III meliputi sulawesi tenggara, sulawesi selatan dan papua.

Berdasarkan penyelenggaraannya transmigrasi dapat dibedakan menjadi 5, yaitu :
a)     Transmigrasi utama adalah transmigrasi yang diselenggarakan dan biayai oleh pemerintah. Pada program transmigrasi umum, para transmigran memperoleh berbagagai bantuan dari pemerintah, anatara lain jaminan hidup selama 18 bulan pertama dan tanah garapan seluas 2 hektar.
b)     Transmigrasi spontan adalah transmigrasi yang dilakukan atas biaya sendiri.
c)     Transmigrasi bedol desa adalah transmigrasi yang dilakukan oleh seluruh masyarakat desa beserta perangkatn desanya. Transmigrasi bedol desa umumnya dilakukan karena adanya proyek pemerintah, misalnya pembangunan bendungan dan pembangunan kawasan penghijauan, atau karena daerahnya rawan bencana alam.
d)    Transmigrasi sektoral adalah transmigrasi yang diselenggarakan antardeparteman.
e)     Transmigrasi lokal adalah bentuk transmigrasi yang perpindahannya masih dalam satu wilayah yang sempit, misalnya dalam lingkup provinsi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar