MAKALAH
MULOK (MUATAN LOKAL)
Disusun oleh :
1) Siti Sahati
2) Muhamad Dzulfikor
3) Winda Widiawati
4) Euis Eza Hasanah
5) Sendi Maulana
6) Alin Wulandari
MADRASAH ALIYAH NEGERI BAYAH
TAHUN AJARAN 2014/2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur
saya panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena saya telah menyelesaikan makalah
yang membahas tentang materi Surah Al – Insyirah. Secara keseluruhan bahasan
yang di bahas ini meliputi beberapa aspek, seperti membaca surah Al – Insyirah,
arti dan kosa kata surah Al - Insyirah, kandungan surah Al – Insyirah, perilaku
menurut Al - Qur`an Surah Al – Insyirah dan khasiat dari surat Al - insyirah.
Dengan
demikian, setelah mempelajari bahasan ini, diharapkan teman – teman dapat mengerti tentang surah Al – Insyirah. Saya
menyadari bahwa penyusunan semua ini tidak lepas dari beberapa situs diinternet
dan saya menyadari bahwa bahasan ini masih banyak
kekurangan.
Untuk itu,
kami mengharapkan saran dan kritik dari teman-tman demi perbaikkan bahasan ini. Semoga bahasan
ini bermanfaat. Mohon maaf apabila ada kesalahan dalam bahasan ini.
Bayah , 20 Januari 2015
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ················································································· 1
DAFTAR ISI ··························································································· 2
BAB I PENDAHULUAN ············································································ 3
BAB II PEMBAHASAN
1.
Membaca Surah Al – Insyirah ······························································· 4
2. Kandungan Surah Al – Insyirah ·························································· 4-5
3. Keutamaan Qs.Al-Insyirah ·································································· 6
4. Menyebutkan Arti Qs.
Al-Insyirah ························································ 7
5.
Perilaku Menurut Al - Qur`An Surah Al – Insyirah ···································· 8
6. Pesan Yang Terkandung Dalam Qs.
Al-Insyirah ········································ 9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ····················································································· 10
DAFTAR PUSTAKA ················································································· 11
BAB I
PENDAHULUAN
Kita hidup di dunia ini tidak terlepas dari ujian dan cobaan. Umat
manusia akan berhasil mendapatkan kebahagiaan di akhirat apabila ia berhasil
menghadapi semua ujian dan cobaan yang diberikan Allah SWT kepadanya. Kita harus
percaya bahwa setiap kesulitan yang kita hadapi, pasti ada kemudahan sebagai
jalan keluarnya. Hal ini sudah diatur oleh Allah SWT sesuai firman-Nya dalam
surah Al – Insyirah. Tetapi, jalan keluar dari permaslahan
yang kita hadapi semata – mata tidak datang jika kita hanya berpangku tangan
saja. Kita harus berusaha dan berdoa untuk menemukan pemecahan masalah yang
kita hadapi.
Kehidupan manusia
di dunia ini tidaklah berjalan sendiri. Setiap gerak langkah yang kita lakukan
tidak lepas dari campur tangan Tuhan. Sehingga apa yang ada di sekitar kita
merupakan ketetapan dari Allah yang maha kuasa atas segala sesuatu. Ketetapan
yang ada pada kita terkadang tidak sesuai dengan yang kita harapkan. Tetapi
perlu diketahui bahwa Dia lebih tahu dengan apa yang kita butuhkan saat ini.
Salah satu hal
yang sudah menjadi ketetapan dari Allah adalah Rizqi. Rizqi yang diberikan
kepada manusia tentunya sesuai dengan ukuran kemampuan diri manusia itu
sendiri. Meskipun terkadang manusia selalu merasa kurang dengan apa yang telah
diterimanya.Ketetapan rizqi yang diberikan kepada manusia banyak dijelaskan
al-qur’an. Diantara surat-surat yang membahas hal itu adalah surat al-insyiroh
yang akan dijelaskan dalam makalah ini. Meskipun tidak secara langsung Allah
menegaskan tentang hal tersebut, tetapi diantara isi kandungan yang ada di
dalam surat al-insyiroh mengenai hal tersebut.
Tujuan ditulisnya makalah ini selain sebagai pemenuhan tugas sekolah juga
sebagai bahan wacana untuk kita bersama dalam menyikapi apa yang telah kita
terima. Sehingga diharapkan
dengan kita mengetahui ketetapan rizqi yang diberikan kepad kita. Kita mampu
menyikapi apa yang telah kita terima menumbuhkan rasa syukur yang lebih kepada
Allah swt.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Membaca Surah Al – Insyirah
أَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَوَوَضَعْنَا عَنكَ وِزْرَكَالَّذِي
أَنْقَضَ ظَهْرَكَوَرَفَعْنَا لَكَ ذِكْرَكَ
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًاإِنَّ مَعَ
الْعُسْرِ يُسْرًافَإِذَا فَرَغْتَ فَانصَبْوَإِلَى رَبِّكَ فَارْغَبْ
Artinya :
1)
Bukankah kami Telah melapangkan untukmu dadamu?,
2)
Dan kami Telah menghilangkan daripadamu bebanmu,
3)
Yang memberatkan punggungmu?
4)
Dan kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu,
5)
Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada
kemudahan,
6)
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
7)
Maka apabila kamu Telah selesai (dari sesuatu
urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain,
8)
Dan Hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.
2. Kandungan Surah Al – Insyirah
Surat
al-Insyirah turun sebelum Nabi Muhammad berhijrah ke Madinah.Al-Insyirah artinya
kelapangan dada. Surat ini juga dinamakan dengan al-Syarh. Ada juga yang menyebutnya surat Alam
Nasyrah. Semua nama tersebut merujuk ke ayat pertamanya. Surat
al-Insyirah adalah surah ke-94,
termauk wahyu yang ke-12 yang diterima Nabi Muhammad Saw. Ia turun sesudah
surat ad-Duha dan sebelum al-‘Ashr. Ia terdiri dari 8 ayat.
Menjelang
turunnya surah ad-Dhuha, Rasulullah Saw sangat gelisah dan bimbang, karena lama
tidak mendapatkan wahyu lagi dari Allah. Sedangkan ketika turunnya surat ini,
kegelisahan dan kekhawatiran tersebut telah hilang. Beliau merasakan kelapangan
dada dan jiwa yang tenang. Oleh karena itu pada awal surat ini Allah
mengingatkan beliau tentang anugerah tersebut. Isi kandungan surat ini berkaitan dengan akhir surat
sebelumnya, ad-Duha. Yaitu perintah untuk menyampaikan dan menunjukkan
nikmat-nikmat Allah kepada Nabi Muhammad Saw. Diantara nikmat itu adalah wahyu
yang selama ini telah beliau terima. Dalam surat ini beliau diingatkan agar
terus menyampaikan dakwahnya, walaupun
penyampaian itu berat dan mendapat penolakan oleh banyak manusia. Beliau tidak
perlu khawatir dan berkecil hati, karena Allah akan selalu bersama beliau.
Allah tidak akan pernah meninggalkan
nabi-Nya. Buktinya adalah Dia telah melapangkan dada (hati) beliau sehingga
mendapatkan ketenangan. Kelapangan dada inilah yang menyebabkan Nabi saw mampu
menerima dan menemukan kebenaran, hikmah dan kebijaksanaan. Serta dapat memberikan maaf atas kesalahan dan
gangguan dari orang lain.
Bukti kedua,
Allah telah menghilangkan beban berat yang harus beliau pikul. Diantaranya
adalah :
a)
wafatnya istri beliau, Khadijah ra. dan paman
beliau, Abu Thalib
b)
beban berat saat menerima wahyu
c)
beban psikologis (mental) akibat keadaan umat yang
beliau yakini berada dalam jurang kebinasaan, tapi belum tahu jalan keluar yang
tepat.
Menghadapi
kondisi Nabi Saw yang seperti ini, Allah kemudian menghibur beliau dengan
berfirman : “Dan Kami tinggikan bagimu
sebutan (nama)mu”. Nama beliau disebut dalam dua kalimat syahadat dan
adzan. Disamping itu Allah juga memerintahkan kaum muslimin agar bershalawat
dan mentaati perintah beliau. Mentaati beliau juga berarti mentaati Allah,
sebagaimana firman-Nya :
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي
الْأَمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ
وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ذَلِكَ
خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا
Artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya),
dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang
sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunahnya),
jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu
lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (QS. An-Nisa [4] : 59)
Ini semua
Allah sebutkan untuk memompa semangat beliau. Allah juga mengingatkan bahwa
beliau adalah manusia paling mulia di hadapan-Nya. Sehingga tidak perlu
khawatir dan kecil hati. Serta tidak perlu untuk berputus asa, karena setiap kesulitan
pasti jalan keluarnya. Selanjutnya, Allah tunjukkan bukti kebenaran
firman-Nya kepada beliau. yaitu keberhasilan beliau dalam berdakwah di
masa-masa awal. Pada awalnya beliau sendirian, ditantang dan dianiaya oleh kaum
kafir Mekah. Sampai-sampai beliau dan keluarganya diboikot, tidak boleh berjual
beli, bicara, kawin dan berbicara selama tiga tahun lamanya.
Tapi akhirnya
tiba juga kelapangan dan jalan keluarnya. Hal ini seakan menyatakan bahwa
kelapangan dada, keringanan beban yang dirasakan dan keharuman nama Nabi Saw
karena sebelumnya beliau telah mengalami puncak kesulitan. Namun beliau tetap
tabah dan optimis. Sehingga berlaku sunnatullah “Apabila kesulitan telah
mencapai puncaknya maka pasti akan sirna dan disusul dengan kemudahan.”
Namun semua
kemudahan tersebut tidak akan dapat dicapai bila tidak dibarengi dengan
kesungguhan dalam berusaha. Disamping kesungguhan dalam berusaha, juga harus
dibarengi dengan pengharapan (doa) kepada Allah Swt. Sesuai dengan sebuah
ungkapan “Ora et Labora” (berdoa dan
berusaha). Sebagaimana firman Allah :
... ذَلِكُمْ
يُوعَظُ بِهِ مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَمَنْ يَتَّقِ
اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ
قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا
Artinya :
“....
Demikianlah diberi pengajaran dengan itu orang yang beriman kepada Allah dan
hari akhirat. Barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan
mengadakan baginya jalan ke luar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada
disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah
akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang
dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap
sesuatu.” (QS. At-Thalaq [65] :
2-3)
3. Keutamaan Qs.Al-Insyirah
Surat ini mengandung beberapa khasiat kaitannya dengan Rizki sebagaimana yang disabdakan oleh Nabi Muhammad SAW: “Barang siapa membaca surat Alam Nasyroh seperti ia mendatangi aku dan aku telah mengambil kesempatan maka menjadi suatu kelapangan dari padaku.”
Al-Imam Syafi’i Rahimahullah berkata ”Barang siapa ingin merasa kenyang dan sabar dari rasa lapar, maka bacalah surat Alam Nasyroh 7 (Tujuh) kali. Dan barang siapa ingin marahnya menjadi santun, maka bacalah surat Alam Nasyroh setiap hari 1 (satu) kali. Dan barang siapa ingin merasakan tidur yang sedikit namun merasa cukup baginya, Maka bacalah surat Alam Nasyroh 3-7 (Tiga atau tujuh) kali ketika hendak tidur. Dan barang siapa ingin kesulitannya dipermudahkan oleh Allah, Maka bacalah surat alam nasyroh 3 (Tiga) kali setiap selesai shalat lima waktu.
4. Menyebutkan arti perkata Qs. Al-Insyirah
5.
Perilaku Menurut Al - Qur`an Surah Al – Insyirah
Perilaku yang
dapat kita ambil dari makna yang terdapat dalam surah Al – Insyirah
adalah
·
Bahwa Allah SWT telah membukakan hati Rasulullah untuk menerima cahaya
ilahi, sehingga beliau mmiliiki kearifan, mmpunyai kelapangan hati untuk
mnghadapi berbagai kesuliitan serta memahami hakikat kehidupan.
·
Bahwa Rasulullah pernah merasakan beban yang sangat berat dalam
kehidupannya. Ditengah menghadapi beban tersebut Allah SWT mengutus Malaikat
Jibril untuk memberikan wahyu kepadanya. Dengan wahyu dari Allah SWT,
Rasulullah mendapat pencerahan bagaimana menanggulangi umat islam yang diliputi
kezaliman dan kebejatan moral. Apabila dibandingkan dengan masalah Rasulullah,
masalah kamu tidak seberapa oleh karena itu apabila kamu menghadapi masalah
baik dalam belajar, bekerja, atau dengan teman kamu harus sabar dan berusaha
dan semaksimal mungkin agar masalah yang dihadapi dapat diselesaikan.
·
Bahwa Allah SWT telah meninggikan dan mengharumkan Rasulullah dan menjadi
manusia pilihannya. Semua hamba Allah pasti akan diangkat derajatnya asalkan
mau berusaha untuk mendekatkan diri kepada-Nya.
·
Allah menerangkan bahwa setiap menghadapi berbagai kesulitan kamu harus
yakin bahwa aka nada penyelesaian dan jalan keluarnya. Sesungguhnya bersama kesulitan
itu pasti ada kemudahan.
·
Allah cinta kepada orang yang suka bekerja keras tanpa lelah berfikir
tanpa henti ’’Khalifah Umar Bin Khatab berpesan, ‘’ aku benci melihat kalian
tidak melakukan aktifitas yang menyangkut kehidupan dunia dan akhirat’’. Intinya
islam tidak menganjurkan umatnya untuk berdoa tanpa usaha.
·
Kita harus selalu berharap kepada Allah dari usaha yang telah dilakukan
dengan sungguh-sungguh, tentunya dengan doa dan ikhtiar.
6. Pesan Yang Terkandung Dalam Qs.
Al-Insyirah
Berikut ini
isi pesan dan ajaran dari surat Al Insyirah tersebut, yaitu :
1. Allah SWT
mengingatkan kepada manusia bahwa Dia telah memberikan nikmat yang jumlahnya
tiada terhitung. Hanya saja kebanyakan manusia tidak menyadari atau lupa ketika
mendapat nikmat. Sebaliknya, kalau mendapatkan sedikit kesulitan saja atau
masalah dia pasti menyadarinya, bahkan tak henti-hentinya mengeluh. Tahukah
kamu bahwa ketika sedang mengeluh kita lupa bahwa seakan-akan kita tak pernah
mendapatkan nikmat.
2. Setiap masalah pasti ada penyelesaiannya, setiap
kesulitan tentu ada jalan keluarnya. Oleh karenanya kita diperintahkan untuk
terus berusaha mencari jalan keluar yang paling baik ketika mendapatkan
masalah. Kita dilarang berputus asa, misalnya ketika ada masalah malah
melakukan tindakan yang menyakiti diri sendiri seperti merokok, mengkonsumsi
narkoba sebagai pelampiasan masalah, atau bahkan sampai bunuh diri. Hal ini
tidak menyelesaikan masalah, malahan menambah masalah. Bagaimana cara terbaik
yang harus dilakukan? Caranya adalah dengan berzikir, beribadah, introspeksi
diri, apa yang masih kurang, mohon ampun kepada Allah SWT danmemohon agar
segera ditunjukkan jalan keluarnya.
3. Ketika telah selesai menyelesaikan suatu pekerjaan,
maka dengan segera lakukanlah pekerjaan yang lain. Hal ini mengisyaratkan bahwa
kita diperintahkan untuk menjadi umat yang rajin bekerja dan kreatif, tidak
menjadi umat yang pemalas. Contoh orang yang malas adalah baru mau bekerja
kalau sudah tidak mempunyai uang. Sikap mental semacam ini tidak dikehendaki
oleh Allah SWT. Kita diperintahkan untuk bekerja keras, tekun, gigih, dan ulet,
sehinga tidak hidup kekurangan, bahkan kalau bisa membantu orang lain.
4. Sukses atau tidaknya suatu pekerjaan ditentukan oleh
sejauh mana semangat seseorang dalam berusaha. Selain itu kita juga
diperintahkan untuk berserah diri kepada Allah, karena Dialah Yang Maha Kuasa
dan menentukan segalanya. Jangan cepat puas dan menyombongkan diri ketika
sukses, dan jangan cepat menyerah ketika menemui kendala. Sebaliknya, kita
diajarkan untuk bersyukur ketika sukses, dan tetap sabar ketika menemui
rintangan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan:
Tema utama surah Al Insyiroh adalah penenangan hati Nabi
Muhammad saw.menyangkut masa lalu dan masa datang beliau, serta tuntutan untuk
berusaha sekuat tenaga dan penuh optimisme.
Surat tesebut
berisi tentang rezeki yang diberikan Allah kepada makhluknya banyak macamnya.
QS. Al-Insyirah menjelaskan beberpaa rezeki dari Allah adalah bersikap lapang
dada (sabar) dalm berdakwah, diringankan dari beban yang berat dan kemudahan
yang diberikan kepada Naabi Muhammad.
QS Al-Insyirah
menjelaskan manusia harus pandai memanfaatkan waktu untuk mencari rezeki guna
memenuhi kebutuhan hidupnya. Oleh
karenanya sebagai ummat Islam yang bertaqwa maka hendaknya kita menjalankan
segala perintah dan larangan Alloh, apalagi peintah Alloh yang sudah tercantum
di surah Al-Qur’an seperti QS. Al-Insyiroh, maka tidak ada
alasan lain selain mendengarkan dan mengamalkan.
BAB III
DAFTAR PUSAKA
·
https://www.google.com/search?q=makalah+tentang+surat+al-insyirah&hl=en&gws_rd=ssl
Tidak ada komentar:
Posting Komentar