AKHLAK TERPUJI
Induk dari akhlak terpuji ialah :
1.
Hikmah
2.
Saj’ah
3.
Iffah
4.
Adalah
Bentuk-bentuk akhlak terpuji :
1.
Akhlak berpakaian
·
Cara berpakaian yang baik itu adalah bisa menutupi
aurat, baik laki-laki/perempuan.
·
Pakaian yang baik itu adalah pakaian yang tidak
menyerupai pakaian laki-laki/perempuan.
·
Pakaian yang baik itu adalah pakaian yang tidak
menyerupai umat yahudi/non-islam.
Qs.Al-A’raf : 31
“Hai anak adam, pakailah pakaianmu yang indah disetiap
(memasuki) mesjid makan, minumlah dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.”
Qs. Al-A’raf : 20
“Maka syaitan membisikan pikiran jahat kepada keduanya untuk
menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya dan
syaitan berkata “Tuhan kamu tidak melarangmu dan mendekati pohon ini, melainkan
supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang-orang yang
kekal (dalam surga)”
2.
Akhlak berhias
Dijelaskan dalam Qs.Al-A’raf
ayat 31. Bentuknya :
·
Niat yang lurus, semata-mata untuk beribadah
·
Dilarang berhias tidak dibenarkan menggunakan bahan
yang dilarang agama
·
Dilarang berhias dengan menggunakan simbol non muslim
·
Tidak berlebih-lebihan
·
Dilarang berhias seperti cara orang jahiliyah
Qs.Al-Ahzab : 33
“Dan hendaklah kamu tetap dirumahmu dan janganlah kamu
berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu dan
dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasulnya.
Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul
bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya”.
3.
Akhlak perjalanan (Safar)
a.
Pengertian akhlak perjalanan
Perjalanan
dalam bahasa arab disebut dengan kata “Rihlah” atau “Safar”. Dalam KBBI,
perjalanan diartikan “Perihal (cara, gerakan) berjalan atau bepergian dari
suatu tempat menuju tempat yang lain untuk suatu tujuan”. Secara istilah,
perjalanan sebagai aktivitas seseorang untuk keluar ataupun meninggalkan rumah
dengan berjalan kaki ataupun menggunakan berbagai sarana transportasi yang
mengantarkan sampai pada tempat tujuan dengan maksud ataupun tujuan tertentu.
Pada masyarakat modern, perjalanan menjadi bagian mobilitas kehidupan. Sehingga
pada masa Rasulullah perjalanan dilakukan untuk berbagai keperluan, dan menjadi
tradisi di arab.
b.
Bentuk akhlak perjalanan
Sebagai pedoman umat islam
mengajarkan adab dalam melakukan perjalanan yaitu :
·
Bermusyawarah dan shalat istikharah
·
Mengembalikan hak dan amanat kepada pemiliknya
·
Membawa enam benda; gunting, siwak, tempat celak,
tempat air keperluan minum, cebok dan wudhu.
·
Menyertakan istri atau anggota keluarganya
·
Wanita menyertakan teman atau muhrimnya
·
Memilih kawan pendamping yang shalih dan shalihah
·
Mengangkat pemimpin atau ketua rombogan
·
Mohon pamitan pada keluarga dan handai taulan serta
mohon do’a.
c.
Nilai positif akhlak perjalanan
Keuntungan melakukan
perjalanan diantaranya:
·
Safar dan menghibur diri dari kesedihan
·
Safar menjadi sarana bagi seorang untuk mencari hasil
usaha
·
Safar dapat mengantarkan seorang untuk memperoleh
tambahan pengalaman dan ilmu pengetahuan
·
Dengan safar, maka seorang akan lebih banyak mengenal
adab kesopanan yang berkembang pada suatu komunitas masyarakat.
·
Perjalanan akan dapat menambah wawasan dan bahkan
kawan baik dan mulia.
4.
Akhlak bertamu
a.
Pengertian akhlak bertamu
Bertamu dalam bahasa arab
disebut dengan kata (رَةللِزِّيَااَتَي) atau (اِسْتَضَافَ
- يَسْتَضِيْفُ). Menurut KBBI, bertau diartikan
“datang berkunjung ke rumah seorang teman atau kerabat untuk suatu tujuan atau
maksud”. Secara istilah, bertamu merupakan kegiatan mengunjungi rumah sahabat,
kerabat atau orang lain dengan tujuan
untuk menjalin persaudaraan atau untuk suatu keperluan lain, dalam rangka
menciptakan kebersamaan dan kemaslahatan bersama.
b.
Bentuk akhlak bertamu
Rasulullah saw bersabda :
عَنْى أَبِيْ موسَ : قَالَ رَسُوْاللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يَسْتَأْ ذِنُ أَحَدُكُمْ ثَلآثَافَإِنْ أُذِنَ لَهُ وَإِلاَّ
فَلْيَرْجِعْ
“Dari Abu Musa : Rasulullah saw bersabda : jika
seseorang diantara kamu telah meminta izin 3x, lalu tidak diizinkan, maka
hendaklah dia kembali”. (HR. Abu Dawud : 4510)
Hal yang perlu di perhatikan oleh setiap orang yang bertamu,
sebagai berikut :
1.
Jangan bertamu sembarang waktu
2.
Jangan terlalu lama dalam bertamu, sehingga merepotkan
orang
3.
Jangan melakukan hal yang membuat tuan rumah terganggu
4.
Hormatilah jamuan
5.
Hendaklah pamit saat akan pulang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar