Senin, 09 April 2018

Makalah Pengertian Metode, Penelitian Sosiall Kuantitatif dan Kualitatif


PENGERTIAN METODE, PENELITIAN, SOSIAL, KUANTITATIF DAN KUALITATIF, LATAR BELAKANG, IDENTIFIKASI MASALAH, TUJUAN PENELITIAN, SIGNIFIKANSI, DAN MANFAAT PENELITIAN


Disusun  Oleh :
SITI SAHATI (6661160041)

IV B
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2018



BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masih menjadi perdebatan apakah latar belakang masalah (the background of the problem) atau latar belakang penelitian (the background of the research ) atau latar belakang masalah penelitian. Ada yang berpendapat bahwa isi dalam penyajian dari keduanya adalah sinonim dan dapat dipertukarkan. Di pihak lain menganggap bahwa keduanya berbeda meskipun di antara keduanya ada kaitan. Pihak yang terkait ini mengatakan bahwa penggunaan "latar belakang penelitian" memuat bukan hanya "latar belakang masalah" melainkan juga pentingnya masalah diteliti dari perspektif keilmuan atau disiplin ilmu tertentu. Jadi, latar belakang penelitian tidak hanya mengemukakan latar belakang masalah yang diteliti melainkan juga landasan dan dasar keilmuan berkaitan dengan masalah yang diteliti. Pihak terakhir mengatakan untuk lebih baik menggunakan latar belakang masalah penelitian yang mencakup kedua hal yaitu latar belakang masalah dan latar belakang penelitian.
Apapun format dan istilah yang digunakan, rumusan masalah harus disertai dengan penyajian latar belakang masalah atau latar belakang penelitian yang ditulis dalam titel latar belakang penelitian/latar belakang masalah atau dicakup dalam titel rumusan masalah, meskipun masalah dan rumusan masalah merupakan komponen pertama dan utama dalam langkah-langkah dari satu proses penelitian atau dalam bagian introduksi. Dalam format penilaian tertentu, seperti dikemukakan oleh Gay dan Diehl, pembahasan tentang latar belakang masalah menjadi bahasan dan sebagian rumusan masalah. Tetapi dalam format lain dan umumnya memisahkan bagian "latar belakang masalah" dan bagian "rumusan masalah".
Bagaimanapun, memilih dan meneliti suatu masalah harus memiliki latar belakang, baik latar belakang teoretis lewat buku-buku referensi maupun latar belakang empiris lewat pengamatan. Latar belakang teoretis menjelaskan signifikansi teoretis dari satu penelitian, sedangkan latar belakang empiris menjelaskan signifikansi empiris dari penelitian. Signifikansi teoretis berarti bahwa penelitian layak diteliti secara teoretis, sedangkan signifikansi empiris berarti bahwa penelitian layak diteliti secara empiris.
Satu masalah menjadi relevan sebagai masalah penelitian jika disertai keterangan yang melatarbelakanginya. Latar belakang masalah berarti segala informasi diperlukan untuk suatu pemahaman tentang masalah, termasuk signifikansi meneliti masalah tersebut. Peneliti mengemukakan latar belakang mengapa ia memilih topik dan masalah tertentu dan situasi masalah apa yang melatarbelakangi bahwa masalah tersebut signifikan untuk diteliti, baik secara teoritis maupun kepentingan praktis.
Dalam latar belakang penelitian diuraikan secara lengkap situasi yang melatarbelakangi mengapa memilih masalah tertentu. Penyajian latar belakang masalah dianggap baik bila dilakukan dengan identifikasi situasi masalah yang berhubungan dengan pertanyaan: apa permasalahan, mengapa dimasalahkan, dimana masalah terjadi, mengapa penting diteliti. Karena itu melalui latar belakang masalah pemahaman tentang masalah penelitian menjadi jelas. Dalam latar belakang penelitian juga diurai signifikansi masalah dihubungkan dengan bidang studi dan pemecahan masalah. Ini yang membedakan latar belakang penelitian dan latar belakang masalah.
Setiap masalah memiliki latar belakang masalah tertentu. Bahkan sering memilih satu masalah yang sama dapat memiliki latar belakang yang berbeda jika dilakukan oleh peneliti yang berbeda. Perbedaan latar belakang akan mempengaruhi kegiatan penelitian selanjutnya, seperti halnya tujuan penelitian dan rekomendasi yang dihasilkan. Uraian atau penjelasan tentang latar belakang penelitian hanya dapat dilakukan dengan baik dan benar jika peneliti memiliki wawasan pengetahuan yang luas tentang masalah yang diteliti dari literatur, seperti buku, jurnal, hasil penelitian, data statistik dan  pendapat para ahli.

B.    Identifikasi Masalah
Dalam melakukan penelitian, pertama-tama peneliti perlu mengidentifikasi topik penelitian. Topik penelitian merupakan persoalan-persoalan atau masalah masalah penelitian yang perlu diteliti. Mengidentifikasi masalah penelitian merupakan kegiatan melakukan spesifikasi persoalan-persoalan yang ada untuk diteliti, mengembangkan dasar-dasar kebenaran untuk melakukan penelitian tersebut, dan mendeskripsikan pentingnya penelitian terhadap pembaca yang berminat terhadap hasil penelitian tersebut. Dengan demikian kegiatan spesifikasi masalah penelitian dapat membantu peneliti untuk membatasi persoalan penelitian serta menjadikan penelitian terfokus pada ada aspek yang spesifik dari penelitian. Dalam konteks ini, identifikasi masalah penelitian perlu dilakukan agar tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit.
Dalam bidang pendidikan, masalah-masalah penelitian merupakan kebutuhan pendidikan serta isu-isu kontroversial ke pendidikan yang dimunculkan oleh para guru, sekolah dan pengambil kebijakan atau para peneliti sendiri. Kebutuhan dan isu-isu tersebut disebut masalah penelitian.
Persoalan yang kerap dihadapi peneliti pemula dan mahasiswa ialah di mana masalah penelitian yang dipresentasikan dalam penelitian. Masalah penelitian perlu dijelaskan secara rinci dalam bagian pendahuluan penelitian. Dalam bagian ini peneliti perlu menjelaskan terdahulu tentang topik penelitian, lalu dipersempit ke masalah penelitian serta alasan-alasan yang signifikan melakukan penelitian tentang masalah tersebut. Dalam tulisan tulisan ilmiah bahasa inggris, latar belakang penelitian disebut dengan istilah research background/statement of the problem, yang mencakup: topic (topik), problem (masalah penelitian)  a justification of the problem (penyediakan bukti-bukti akan pentingnya masalah penelitian dan pernyataan tentang bagaimana penelitiannya dapat memberikan kontribusi terhadap masalah penelitian tersebut).

C.   Tujuan Penelitian
  1. Orang melakukan penelitian karena ada tujuan. Tujuan melakukan penelitian termasuk penelitian kuantitatif adalah menemukan jawaban atas pertanyaan melalui aplikasi dari prosedur ilmiah. Walaupun masing-masing studi penelitian telah memiliki maksud spesifik, menurut Kotari.
  • Untuk membiasakan diri dengan sebuah fenomena atau untuk mencapai wawasan baru mengenai hal itu (studi mengenai objek ini disebut dengan studi penelitian exploratory atau formulative).
  • Untuk menampilkan secara akurat karakteristik dari individual, situasi atau satu kelompok (studi mengenai objek dalam pandangan ini dikenal sebagai studi penelitian descriptive)
  • Untuk menentukan frekuensi dengan mana terjadi sesuatu atau dengan mana hal ini dihubungkan dengan sesuatu hal lain (studi dalam objek dalam pandangan ini dikenal sebagai studi penilaian diagnostic)
  • Untuk menguji sebuah hipotesis dari hubungan sebab-akibat antara berbagai variabel (studi ini dikenal dengan penelitian hypotesis-testing).

D.   Signifikansi
1.      Signifikansi Penelitian untuk evaluasi dan inovasi kebijakan
Penelitian sangat penting bagi evaluasi dan inovasi kebijakan terutama dalam ruang lingkup pemerintahan birokrasi. Kita dapat membayangkan betapa bobroknya suatu kebijakan massal pemerintah yang diambil berdasarkan pikiran sehari-hari, apalagi kebijakan yang hanya berdasarkan common sense  dan pengalaman penguasa sendiri. Kebijakan-kebijakan seperti itu terlalu sering mengedepankan kepentingan-kepentingan elit politik tanpa menyentuh langsung kebutuhan masyarakat. Untuk menghindari berbagai kebijakan yang tidak mengedepankan kebutuhan publik, penelitian perlu dilakukan baik dalam merumuskan kebijakan baru maupun dalam mengevaluasi dan menginovasi kebijakan-kebijakan yang sudah ada.
2.      Signifikansi Penelitian untuk perbaikan praktek
Kendatipun kebijakan-kebijakan telah dilakukan berdasarkan penelitian yang valid, kredibel, dan reliabel, sangat penting untuk mengevaluasi dan meniliti implementasi dan/atau praktek-praktek dari kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan. Dalam konteks ini, penelitian dilakukan untuk memperbaiki praktek-praktek kebijakan yang dilakukan pihak-pihak terkait. Untuk itu,  penelitian penting dilakukan agar dapat mengubah hal-hal praktis dan implementatif yang tidak sesuai dengan teori dan dasar kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan.
Dalam konteks signifikansi penelitian untuk perbaikan praktek, Marshall & Rossman (1999) menggarisbawahi perlunya seorang peneliti tetap melakukan kajian terhadap rekomendasi-rekomendasi yang pernah dilakukan para peneliti sebelumnya. Dalam konteks ini, kajian literatur terhadap masalah penelitian masih perlu peneliti dilakukan untuk membuktikan pentingnya penelitian tersebut dilakukan, baik dalam konteks penelitian kuantitatif fan kualitatif maupun dalam konteks penelitian gabungan kuantitatif fan kualitatif (mixed-methods research).
3.     Signifikansi Penelitian untuk pengembangan ilmu
Karakteristik utama dalam penelitian ilmiah adalah pada pentingnya melakukan penelitian untuk pengembangan ilmu pengetahuan yang sedang berkembang dalam literatur. Kendatipun penelitian ilmiah memiliki implikasi praktis dan inovatif kebijakan, tujuan utama penelitian ilmiah ialah untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Beberapa ahli (Creswell, 2005; Johnson, 2012; Marshall & Rossman, 1999) menjelaskan bahwa suatu penelitian dapat memberikan manfaat terhadap pengembangan ilmu pengetahuan jika memenuhi empat kriteria.
Pertama-tama suatu penelitian akademik memiliki signifikansi terhadap pengembangan ilmu jika masalah penelitian tersebut dapat menutup gap yang ada dalam literatur yang sedang berkembang (address the gaps in knowledge in the current existing knowledge). Istilah “filling the gap in literature” berarti masalah penelitian yang hendak diteliti terbukti berdasarkan kajian literatur bahwa masalah penelitian tersebut belum banyak diteliti atau bahkan tidak pernah dilakukan sebelumnya. Pembuktian literatur dapat diperoleh dari ungkapan-ungkapan peneliti terdahulu yang ditulis secara eksplisit dalam bagian pengantar artikel jurnal yang kredibel. Karena itu, peneliti akademis perlu memiliki kemampuan menulis masalah penelitian-penelitian berbasis riset (researh-based problems) untuk tujuan penelitian kualitatif dan mixed-methods research. Sementara itu dalam latar belakang penelitian kuantitatif, identifikasi masalah penelitian perlu dibuat berdasarkan triangulasi teori. Berkaitan dengan itu, keterampilan menulis tentang topik penelitian yang dipersempit kedalam masalah penelitian serta penjelasan mengenai pentingnya melakukan masalah penelitian tersebut menjadi tuntutan yang penting dalam suatu proses riset akademik.

E.    Manfaat Penelitian
1.      Bidang ekonomi (Misalnya produk baru, teknologi dan pelayanan yang baru)
2.      Bidang sosial (Meningkatkan pengetahuan bagi para pengambil/penentu kebijakan)
3.   Bidang lingkungan hidup (Memperbaiki teknik untuk memastikan produksi pangan yang berkesinambungan)
4.  Bidang budaya (Meningkatkan pemahaman tentang nilai-nilai budaya dan pendekatan sosial-budaya)
5.      Bidang kesehatan (Pemahaman yang lebih baik akan sebab-sebab kondisi medis atau pelayanan medis yang lebih baik)


BAB II
PEMBAHASAN
A.           Pengertian Penelitian

Pengertian penelitian menurut para ahli :
·     Sutrisno Hadi : Research  (Penelitian) sebagai usaha untuk menemukan, mengembangkan, menguji kebenaran suatu pengetahuan yang dilakukan dengan menggunakan metode-metode ilmiah.
·  Arief Furchan : hakekat penelitian adalah penerapan pendekatan ilmiah  pada  pengkajian suatu masalah dengan tujuan untuk menemukan jawaban tentang persoalan  yang berarti, melalui penerapan prosedur- prosedur ilmiah.
·  Fellin, Tripodi dan Meyer : Penelitian adalah suatu cara sistematikuntuk maksud meningkatkan, memodifikasi dan mengembangkan pengetahuan yang dapat di sampaikan (dikomunikasikan) dan diuji(diverifikasi) oleh peneliti lain
·  David H. Penny : Penelitian adalah pemikiran yang sistematis mengenai berbagai jenis masalah yang pemecahannya memerlukan pengumpulan dan penafsiran fakta-fakta

Apa itu penelitian? Kata penelitian atau “research” (bahasa inggris) berasal dari kata “reserare” (bahasa Latin) yang berarti mengungkapkan. Secara etimologis kata “research” (bahasa inggris) berasal dari dua suku kata (syllables), “re” dan “search”. Re satu preik yang bermakna melakukan kembali dan Search adalah satu kata yang bermakna menjelaskan secara terbuka dan secara berhati-hati, menguji dan mencoba, atau memeriksa. Secara bersamaan Re dan Search membentuk satu kata benda “research” yang menggambarkan satu studi dan investigasi yang berhati-hati dan sistematik dalam beberapa lapangan pengetahuan, berusaha untuk menggali fakta.Makna yang terkandung dalam kata “research” jauh lebih luas seperti tampak dari definisi penelitian. Walaupun penelitian merupakan sentral untuk penyelidikan dan pencarian solusi atau pemberian jawaban atas masalah-masalah sosial dan kegiatan akademik, tetapi belum ada konsensus dalam literatur tentang bagaimana penelitian harus didefinisikan.
Penelitian telah didefiniskan dalam berbagai cara oleh para metodologist dalam disiplin akademik. Penelitian didefinisikan secara berbeda untuk orang yang berbeda pula. Leddy mengatakan “Research is a procedure by which we attempt to find systematically, and with the support of demonstrable fact, the answer to a question or the resolution of a problem”. Menurut Sekaran (2003), mendefinisikan penelitian sebagai suatu kegiatan yang terorganisir, sistematis, berdasarkan data, dilakukan secara kritis, objektif, ilmiah untuk mendapatkan jawaban atau pemahaman yang lebih mendalam atas suatu masalah. Intinya yaitu memberikan masukan yang dibutuhkan oleh pengambil kebijakan untuk membuat suatu keputusan. Masukan tersebut merupakan penelaahan dan analisis data yang dibuat secara seksama. Burn mengatakan, Research is a systematic investigation to find answer to a problem. Dan Kotari mengatakan, the search for knowledge through objective and systematic method of finding solution to a problem is research. The systematic approach concerning generalisation and the formulation of a theory is also research.
Ahli lain mendefinisikan penelitian sebagai suatu proses yang terdiri dari berbagai tahap-tahap kegiatan. Clifford Woody, mengatakan “research comprises defining and redefining problems, formulating hypothesis or suggested solutions; collecting, organising and evakuating data; making deductions and reaching conclusions; and at last carefully testing the conclusions to determine whether they fit the formulating hypothesis”. Sedangkan Kotari mengatakan “As such then term ‘research’ refers the the systematic method consisting of enunciating the problem, fomulating a hypothesis, collecting the facts or data, analysing the facts and the research certain conclusions either in the form of solutions (s) towards the concerned problem or in certain generalisations for some theoretical formulation”.
John Creswell (2008) mendefinisikan penelitian sebagai suatu proses bertahap bersiklus yang dimulai dengan identifikasi masalah atau isu yang akan diteliti. Setelah masalah teridentifikasi kemudian diikuti dengan mereview bahan bacaan atau kepustakaan. Sesudah itu menentukan dan memperjelas tujuan penelitian. Dilanjutkan dengan pengumpulan analisis data. Kemudian menafsirkan data yang diperoleh. Penelitian ini berpuncak pada pelaporan hasil penelitian. Pembaca atau audien akan mengevaluasi dan selanjutnya menggunakannya. Dari identifikasi masalah hingga pelaporan, semuanya berlangsung dalam suatu proses yang bertahap yang berurutan secara teratur dan sistematis. Bagan Penelitian Menurut Creswell,
Jadi dari beberapa pengertian diatas, penelitian dapat didefinisikan sebagai suatu proses penyidikan atas suatu masalah dengan  menggunakan metode ilmiah untuk menemukan solusi atas masalah atau jawaban pertanyaan penelitian dan menambah pengetahuan baru yang dapat diaplikasikan. Dari definisi penelitian yang ditawarkan ada beberapa kesamaan karakteristik.
1.    Penelitian merupaka proses penyelidikan atas suatu masalah. Penelitian harus membicarakan satu masalah atau isu spesifik, kadang-kadang menunjuk sebagai masalah penelitian (research problem), dalam rangka menetapkan satu tujuan yang dapat dijelaskan untuk kegiatan penelitian.
2.    Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah. Penyelidikan harus seksama dan setepat-tepatnya pada semua tahap-tahap dari proses penelitian sebagai prosedur terstandar yang paralel dengan tahap-tahap dalam metode ilmiah.
3.    Penelitian dilakukan untuk menentukan solusi atas masalah atau jawaban atas pertanyaan penelitian dan untuk menambah pengetahuan.
4.  Penelitian meliputi kegiatan penetapan dan perumusan masalah, formulasi hipotesis, pengumpulan data atau fakta, penganalisisan akta atau data dan membuat kesimpulan (dalam bentuk solusi atau jawaban) terhadap masalah untuk menentukan apakah sesuai dengan formulasi teoritik atau hipotesis yang diformulasi.

B.    Pengertian Metode
Pengertian metode menurut para ahli :
· Rothwell dan Kazanas : Metode adalah cara, pendekatan, atau prosesuntuk menyampaikan informasi. 
·  Rosdy Ruslan : Metode merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitandengan suatu cara kerja (sistematis) untuk memahami suatu subjek atauobjek penelitian, sebagai upaya untuk menemukan jawaban yang dapatdipertanggung jawabkan secara ilmiah dan termasuk keabsahannya.
·  Drs. Agus M. Hardjana : Metode adalah cara yang sudah dipikirkanmasak-masak dan dilakukan dengan mengikuti langkah-langkahtertentu guna mencapai tujuan yang hendak dicapai.
· Hebert Bisno : Metode adalah teknik-teknik yg digeneralisasikan dgn baik agar dapat diterima atau digunakan secara sama dalam satudisiplin, praktek, atau bidang disiplin dan praktek.

Metode (Inggris: Methods; Junani: methodos) adalah cara atau jalan. Metode merupakan cara yang teratur untuk mencapai suatu  maksud yang diinginkan (Salim dan salim, 1991). Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu bersangkutan (Koentjaraningrat,1981:16). Metode adalah cara mendekati, mengamati dan menjelaskan suatu gejala dengan menggunakan landasan teori (Salim dan salim, 1991). Jika kata metode dihubungkan dengan penelitian, menurut Dowson, Research methods may be understood as all those methods/techniques that are used for conduction of research. Research methods or techniques, thus, refer to the methods the researchers use in performing research operations. In the other words, all those methods which are used by the researcher during the course of studying his research problem are termed as research methods.
Umumnya, para penstudi penelitian mengartikan metode sebagai research technique yang berhubungan dengan teknik pengumpulan data (observation, interviewing, and audio recording) dan teknik  analisis data (quantitative, statistical correlations). Metode penelitian menunjuk pada cara dalam mana studi penelitian dirancang dan prosedur-prosedur melalui mana data dianalisis. Ini merupakan arti sempit dari kata metode yaitu hanya berhuungan dengan prosedur pengumpulan data dan teknik analisis data.
Adapun arti luasnya dari metode penelitian adalah cara dan prosedur sistematik dan terorganisir untuk menyelidiki suatu masalah tertentu untuk mendapatkan inormasi untuk digunakan sebagai solusi atas masalah tersebut. Cara dan prosedur yang dimaksud dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah yang terdiri dari berbagai tahapan atau langkah-langkah. Metode penelitian mengidentifikasikan tahap-tahap spesifik (langkah-langkah atau pendekatan tahap demi tahap) yang harus diambil dalam satu aturan tertentu ketika melakukan penelitian. Jadi, metode penelitian merupakan keseluruhan langkah ilmiah yang digunakan untuk menemukan solusi atas suatu masalah. Dengan langkah-langkah tersebut, maka siapapun yang melaksanakan penelitian dengan mengulang atau menggunakan metode penelitian yang sama untuk objek dan subjek yang sama akan memperoleh hasil yang sama pula. Signifikansi dari pengertian ini tergantung pada kata metode yang dapat diartikan secara terbatas yaitu hanya meliputi pengumpulan data dan analisis data atau dalam arti luas yang meliputi keseluruhan cara atau teknik yang digunakan untuk melakukan penelitian.

C.   Pengertian Sosial
Istilah sosial menunjuk pada hubungan-hubungan antara dan diantara orang-orang, kelompok-kelompok (seperti keluarga), institusi (sekolah, komunitas, organisasi) dan lingkungan yang lebih besar. Melakukan penelitian sosial membantu kita dalam menjawab pertanyaan tentang berbagai aspek dari fenomena sosial dan masyarakat dan kemudian dapat membantu memahami fenomena sosial dan masyarakat. Jika Kita adalah ilmuwan sosial (social scientist) maka kita akan mencari pengetahuan tentang kehidupan sosial dan memecahkan masalah-masalah sosial. Salah satu cara yang dapat kita lakukan ialah melalui penelitian sosial (social research). Jika penelitian adalah aplikasi sistematik dari metode ilmiah untuk mempelajari masalah-masalah, maka penelitian sosial adalah aplikasi sistematik dari metode ilmiah untuk penyelidikan masalah-masalah sosial. Lengkapnya, penelitian sosial ialah satu penyelidikan yang dilakukan secara sistematik dan metodik atas suatu masalah sosial untuk menemukan solusi atas masalah sosial tersebut dan menambah khazanah pengetahuan sosial.
Penelitian sosial merupakan satu tipe penelitian tentang masalah sosial yang dilakukan oleh ilmuwan sosial dengan menggunakan metode ilmiah sosial untuk memberi solusi dan menambah khazanh pemahaman dan pengetahuan atas masalah sosial, gejala sosial atau praktik-praktik sosial tertentu yang diselidiki. Satu gejala sosial atau hubungan antara dua atau lebih gejala sosial dijadikan sebagai topik untuk penelitian sosial. Topik yang berhubungan dengan gejala sosial bisa menyangkut individu (misal, kepuasan kerja), kelompok (misal kepemmpinan), masyarakat (misal struktur sosial), institusi (misal pertumbuhan ekonomi nasional). Jadi penelitian tentang satu gejala sosial atau hubungan antara dua atau lebih gejala sosial dinamakan sebagai penelitian sosial. Sedangkan penelitian sosial adalah aplikasi sistematik dari metode ilmiah untuk mempelajari masalah-masalah sosial.

D.   Pengertian Kuantitatif
Penelitian kuantitatif telah memiliki sejarah panjang, mulai pada tahun 1930-an yang dihasilkan oleh profesional yang digunakan untuk membuat keputusan. Deskripsi yang baik tentang quantitative methods dikemukakan antara lain oleh Bryman (2004); Kerlinger (1964); Neuman (1986). Ada juga jurnal yang mempublikasikan quantitative methodology papers dan research studies. Apakah itu metode penelitian kuantitatif ? dengan mengutip pendapat Lincoln & Guba (1985), Michael R. Harwell memberi penjelasan tentang metode penelitian kuantitatif sebagai berikut. Quatitative research attempt to maximize objectivity, replicability, and generalizibility of findings, and are typically interested in prediction. integral to this approach is the expectation that a researcher will set aside his or her experiences, perceptions, and biases to ensure objectivity in the conduct of the study and the conclusions that are drawn. Key features of many quantitative studies are the use of instruments such as tests or surveys to collect data, and reliance on probability theory to test statistical hypotheses that correspond to research questions of interest. Quantitative methods are frequently described as deductive in nature, in the sense that inferences from tests of statistical hypostheses lead to general inferences about characteristics of a population. Quantitative methods are also frequently characterized as assuming that there is a single truth that exists, independent of human perception.
Menurut Creswell (2005:39) Penelitian kuantitatif berkaitan dengan kegiatan ilmiah yang dilakukan seorang peneliti dalam memutuskan apa yang akan diteliti, memrumuskan masalah penelitian yang spesifik, mengumpulkan data numerik dari partisipan dan menganalisis angka-angka tersebut dengan menggunakan statistik. Desain penelitian kuantitatif menuntut adanya pengkategorian informasi dengan angka-angka. Dengan demikian, data yang dianalisis ialah angka-angka dan menerjemahkan angka-angka tersebut menjadi sebuah hasil penelitian yang dapat dimengerti oleh orang lain.
Menurut Rachad Antonius, The procedures and techniques used to analyze data numerically are called quantitative methods. In other words, quantitative methods are procedures and techniques used to analyze data numerically; they include a study of the valid methods used for collecting data in the first place, as well as a discussion 0f the limits of validity of any given procedure (that is, an understanding of the situations when a given procedure yields valid results) and of the ways the results are to be interpreted.
Jadi Quantitative methods digunakan untuk menunjuk pada metode dan teknik statistik yang diterapkan untuk masalah-masalah nyata. Berdasarkan definisi tersebut dapat dikemukakan elemen-elemen penting dari metode penelitian kuantitatif yaitu menjelaskan fenomena, mengumpulkan data numerik dan menghasilkan statistik. Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini disebut sebagai metode positivistik karena berlandaskan pada filsafat posistivisme. Metode ini sebagai metode ilmiah/scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional dan sistematis. Metode ini juga disebut metode discovery, karena dengan metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai IPTEK baru. Metode ini disebut kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik.

E.    Pengertian Kualitatif
Menurut Creswell (2009) mendefinisikan bahwa “qualitative research is a means for exploring and understanding the meaning individuals or groups ascribe to a social or human problem”. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa inti utama dari penelitian kualitatif ialah pada tujuan eksplorasi dan pemahaman data secara lebih mendalam. Konteks ini berkaitan dengan makna setiap ungkapan mengenai masalah-masalah penelitian yang disampaikan secara langsung oleh informan, terutama informan-informan utama/kunci penelitian (Key informants).
Creswell (2008) mendefinisikan kualitatif sebagai suatu pendekatan atau penelusuran untuk  mengeksplorasi dan memahami suatu gejala sentral. Untuk mengerti gejala sentral tersebut peneliti mewawancarai peserta penelitian atau partisipan kemudian dikumpulkan. Informasi tersebut biasanya berupa kata atau teks. Data yang berupa kata-kata atau teks tersebut kemudian dianalisis. Hasil analisis itu dapat berupa gambaran atau deskripsi atau dapat pula dalam bentuk tema-tema. Dari data-data itu, peneliti membuat interpretasi untuk menangkap arti yang terdalam.  Sesudahnya peneliti membuat permenungan pribadi dan menjabarkannya dengan penelitian-penelitian ilmuwan lain yang dibuat sebelumnya. Hasil akhir dari penelitian kualitatif dituangkan dalam bentuk laporan tertulis.
Penelitian kualitatif dapat digunakan apabila ingin melihat dan mengungkapkan suatu keadaan maupun suatu objek dalam konteknya; menemukan makna (meaning) atau pemahaman yang mendalam tentang sesuatu masalah yang dihadapi, yang tampak dalam bentuk data kualittaiif, baik berupa gambar, kata, amupun kejadian serta dalam "natural setting". Penelitian kualitatif berawal dari data, memanfaatkan sebuah teori yang ada sebagai referensi lalu berakhir dengan sebuah teori baru. Dalam pengertian kualitatif, sudah dibahas bahwa penelitian kualitatif ini dilakukan dengan tujuan utama untuk memperoleh wawasan, jadi memang sebaiknya penelitian kualitatif ini disajikan dan dilakukan dengan cara lebih mendalam. Dalam penelitian kualitatif, seorang peneliti memang sebaiknya ikut serta dalam sebuah peristiwa yang akan diteliti atau melakukan observasi langsung di lapangan. Hasil dari penelitian kualitatif ini bersifat subjektif, artinya tidak dapat digeneralisasikan atau berlaku umum. Ada dua macam metode dalam penelitian kualitatif, yaitu wawancara dan observasi. Awalnya peneliti akan terlibat dan melakukan observasi langsung terhadap sebuah peristiwa yang akan diteliti dan juga melakukan sebuah wawancara pada sebuah kelompok kecil secara mendalam. Peserta biasanya akan diminta untuk menjawab berbagai pertanyaan mengenai persepsi, pendapat serta perasaan mereka mengenai suatu topik penelitian.
Penelitian Kualitatif adalah suatu penelitian yang berpola investigasi dimana data-data dan pernyataan di peroleh dari hasil interaksi langsung antara peneliti, objek yang diteliti dan orang-orang yang ada di tempat penelitian. Penelitian kualitatif bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Pada penelitian kualitatif, teori hanya di gunakan sebagai pedoman agar penelitian tidak melenceng dari fakta di lapangan. Landasan teori pada penelitian kualitatif juga berfungsi sebagai latar belakang penelitian dan bahan pembahasan. Dalam melakukan penelitian kualtatif, peneliti melakukan penelitian atas dasar data-data yang dimilikinya dengan memanfaatkan teori sebagai bahan acuan dan berakhir dengan di temukannya suatu ‘Teori’. Teori yang dihasilkan merupakan hasil akhir dari segala kesimpulan yang di ambil berdasarkan data-data dan pernyataan-peryataan yang di peroleh selama masa penelitian.
Menurut Nana Syaodih, penelitian kualitatif (Qualitative research) merupakan penelitian yang bertolak dari filsafat konstruktivisme yang memiliki asumsi bahwa kenyataan itu berdimensi jamak, interaktif dan suatu pertukaran pengalaman sosial (a shared social eperience) yang hanya bisa diinterpretasikan oleh individu-individu tertentu.  Individu yang berperan dalam penelitian kualitatif memiliki hak yang menjadi kode etik penelitian kualitatif. Yaitu bahwa identitas informan serta informasi-informasi yang disampaikan menjadi sesuatu yang berharga dan perlu pertanggung jawaban yang tinggi. Untuk menjaga kode etik, biasanya sebelum dilakukan observasi, di buat kesepakatan tertulis dalam  bentuk formulir kesepakatan (consent form) antara peneliti dan informan.

F.    Bagan Alur Penelitian Kuantitatif
Penjelasan
1.   Pilih Masalah Penelitian Rumuskan
Tidak ada formula untuk tugas ini, tetapi apakah peneliti seorang peneliti yang sudah berpengalaman ataukah peneliti pemula, petunjuk terbaik adalah untuk melakukan penelitian dalam sesuatu yang menarik bagi peneliti baik yang bersumber dari pengamatan setiap hari (disebut isu praktis) atau membaca jurnal ilmiah  atau buku (disebut isu teoretis). Berdasarkan pengalaman pribadi, misalnya seorang peneliti memilih perilaku memilih sebagai topik. Jika topik adalah perilaku memilih, maka pernyataan penelitian atau perumusan masalah adalah “Apakah kelas sosial mempengaruhi perilaku memilih?”
    2.    Tetapkan Desain Penelitian
Dalam tahap ini peneliti memutuskan bagaimana dia akan melaksanakan studi spesifik atau proyek penelitian. Tahap ini meliputi pembuatan keputusan tentang praktik rinci mengerjakan penelitian (misal, apakah menggunakan survei, observasi atau eksperimen dilapangan, berapa banyak subjek untuk digunakan, pertanyaan mana untuk ditanyakan, dan sebagainya). Jadi desain penelitian adalah rencana atau program yang memadu penyelidik dalam memutuskan kapan dan bagaimana sering mengumpulkan data, apa data yang dikumpulkan, dari siapa data dikumpulkan dan bagaimana mengumpulkannya dan menganalisis data dan menginterpretasikannya.
Ada dua rancangan utama dari pendekatan kuantitatif yaitu survei dan eksperimen. Rancangan survei digunakan jika bermaksud mengukur dua atau lebih variabel dan melihat hubungan-hubungan diantara mereka tanpa melakukan manipulasi atas variabel. Rancangan eksperimen digunakan jika peneliti bermaksud untuk menguji korelasi antara dua variabel dengan melakukan manipulasi atas variabel independen dan melihat perubahan yang sama dalam variabel kedua atau dependen atau dengan rancangan kuasi-eksperimental. Keputusan penting lain dalam poin ini meliputi dimana peneliti melakukan penelitian (dalam laboratori atau dalam lapangan) dan bagaimana peneliti akan mengukur perilaku.
    3.   Konstruk Teori Dan Rumuskan Hipotesis
Menjadi keharusan dalam penelitian kuantitatif untuk mengkontruksikan teori atau membangun kerangka teoritik dan hipotesis (developing theoretical framework and hypotheses). Itu dilakukan dengan mengadakan telaah literatur. Telaah literatur dilakukan untuk dua hal; telaah teori-teori dan telaah temuan penelitian sebelumnya. Ini dimaksudkan untuk membangun kerangka teoritis. Kerangka teoritik merupakan penjelasan atas suatu gejala atau masalah menjadi pusat perhatian peneliti. Kerangka teoritik dibangun melalui survei dan telaahan literatur dan merupakan logical construct atau theory ad-hoc yang digunakan untuk menjelaskan masalah atau “menjawab” pertanyaan penelitian. Dari kerangka teori tersebut peneliti menderivasi dugaan atau jawaban atau pernyataan sementara tentang satu masalah atau hubungan antara satu gejala dengan satu atau lebih gejala yang dipermasalahkan dalam perumusan masalah disebut hipotesis. Hipotesis diformulasi atau diturunkan dari teori atau dideduksi dari kerangka teori untuk menghasilkan proposisi-proposisi baru yang menghendaki uji empirik atau uji hipotesis. Karena itu kerangka teori dan hipotesis merupakan bagian dari deducto-hipotetico.
    4.   Kumpulkan Data
Untuk mengumpulkan data, peneliti perlu melakukan pengukuran atas konsep/ variabel, menentukan sampel dan teknik pengumpulan data yang digunakan. Dalam pengukuran diputuskan secara tepat apa yang peneliti ingin observasi ini ditentukan oleh topik atau isu atau masalah yang telah peneliti pilih untuk penyelidikan. Kemudian peneliti harus melakukan pengukuran atas apa yang diinginkan peneliti observasi pengukuran merupakan proses menentukan indikator atau ukuran empirik dan kategori respon. Keduanya dijadikan sebagai instrumen pengukuran atau alat ukur. Alat ukur menghubungkan antara suatu masalah penelitian yang diformulasi secara teoritik dan data yang dikumpulkan dari empirik. Alat ukur adalah indikator atau item dan kategori respons yang digunakan untuk mendeteksi aktivitas sosial dan mengukur frekuensinya. Indikator dari variabel dikembangkan karena ia secara nyata mewakili definisi operasional dari variabel yang diukur kemudian kategori respon perlu ditentukan berdasarkan tipe skala ukuran apakah nominal, ordinal, interval, atau rasio.
Dalam menentukan sumber data atau unit observasi, peneliti menentukan apakah meneliti populasi atau sampel. Kemudian diputuskan bagaimana memperoleh subjek penelitian dan bagaimana mereka ditangani dalam penelitian kadang-kadang peneliti meneliti populasi, tetapi juga sering meneliti sebagian dari populasi yang disebut sampel. Sampel adalah bagian dari dan sebagai representasi dari populasi sehingga apapun dari hasil sampel menjadi parameter untuk populasi. Jika meneliti sample maka kita harus menentukan teknik memilih sampel yang kita gunakan. Secara garis besar ada dua cara yang dapat dilakukan untuk menarik sampel dari populasi yaitu penarikan sampel probabilitas dan penarikan sampel tak-probabilitas. Hasil penelitian dari sample secara probabiliti dapat dibuat generalisasi atau populasi, tetapi dari sampel yang ditentukan secara non-probabiliti generalisasi hanya berlaku untuk sampel yang dianalisis.
Akhirnya peneliti harus terlebih dahulu memilih teknik pengumpulan data (data collection technique) dan menyusun instrumen penelitian (research instrument) yang tepat kita gunakan. Untuk menentukan teknik pengumpulan data yang tepat, kita harus memahami unit observasi atau dari mana dan dari siapa data dikumpulkan, jenis data yang akan dikumpulkan dan sumber data (apakah data primer atau data sekunder atau keduanya). Pilihan metode pengumpulan data yang dapat digunakan antara lain wawancara dan kuesioner untuk penelitian kuantitatif dan observasi untuk penelitian kuantitatif. Bukan keharusan untuk menggunakan satu metode saja dalam satu penelitian melainkan untuk masalah tertentu yang membutuhkan data tertentu dapat menggunakan lebih dari satu metode. Setelah menentukan metode dan instrumen pengumpulan data, sekarang peneliti secara aktual siap untuk mengambil bagian dalam penelitian untuk mengumpulkan data. Mungkin melakukan penelitian dalam laboratory atau penelitian lapangan. Peneliti mengamati dan mengukur perilaku atau gejala-gejala dari fenomena untuk dapat data yang peneliti butuhkan. Data secara formal dicatat dan setelah kita selesai mengumpulkan data kemudian kita mengolah dan menganalisis.
     5.   Analisis Data Dan Uji Hipotesis
Data yang sudah kita peroleh kemudian kita menganalisisnya dan hasil analisis kemudian di interpretasi (data analysis and interpretating results). Analisis data berisi uraian tentang cara-cara analisis, yaitu bagaimana mengolah dan memanfaatkan data yang terkumpul untuk memecahkan masalah penelitian. Kita dapat menganalisis data dalam berbagai cara, dan beberapa tipe data sebaiknya dianalisis dengan salah satu metode daripada lainnya. Jenis analisis data dapat dipilih antara analisis kualitatif atau analisis kuantitatif. Pemilihan jenis analisis ini tergantung pada gua penelitian dan ditentukan berdasarkan masalah penelitian, tujuan penelitian dan terutama ditentukan oleh jenis data yang dikumpulkan. Sebagai alat analisis, kedua jenis analisis ini tidak harus dipisahkan sama sekali, melainkan dapat saling menunjang. Jika pilihan pada analisis kuantitatif, maka berbagai teknik statistik dapat digunakan untuk mengolah dan menganalisis data. Tetapi secara garis besar ada dua teknik analisis data kuantitatif yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial. Dalam kasus tertentu, kita mungkin menggunakan beberapa statistik deskriptif yang menyediakan deskripsi dari data peneliti (seperti rata-rata dan deviasi standar) dan statistik inferensial yang mengakses hubungan atau relationship dari data (seperti hubungan asosiasi dan hubungan kausal atau uji beda).
     6.   Interpretasi Hasil  Dan Diskusikan
Setelah kita selesai menganalisis data, kemudian kita menginterpretasi dan membahas atau mendiskusikannya. Proses interpretasi dan pembahasan meliputi sejumlah keputusan-keputusan. Interpretasi dalam penelitian kuantitatif memutuskan apakah hasil analisis tentang hubungan antara variabel yang ditunjukkan oleh angka koefisien korelasi menunjukkan derajat kuat atau lemah dan apakah hipotesis penelitian diterima atau ditolak. Pembahasan dilakukan untuk mencari makna dan implikasi implikasi yang lebih luas dari hasil-hasil penelitian. Jika hubungan atau pengaruh antara variabel berada dalam derajat maka kuat apa maknanya dan apa implikasinya; dan sebaliknya, jika hubungan atau pengaruh antara variabel berada dalam derajat lemah, maka apa maknanya dan apa implikasinya. Implikasi dari satu hasil penelitian dapat menunjukkan implikasi teoritis dan implikasi praktis. Implikasi teoritis terkait dengan teori yang digunakan sehingga dapat mengarah pada menerima atau menolak teori atau membarui teori yang digunakan atau adanya teori baru yang ditemukan. Implikasi praktis terkait dengan solusi atas masalah jawaban atas pertanyaan penelitian.
    7.   Buat Kesimpulan Dan Saran
Interpretasi data juga berdampak pada kesimpulan. Kesimpulan-kesimpulan. Harus dibatasi pada hal-hal yang dipertanyakan dan yang ditunjang oleh data penelitian dan pada hal-hal di mana data hasil penelitian dapat menjadi dasar yang cukup, interpretasi data dan pembahasan. Jangan tergoda untuk memperluas dasar-dasar penarikan kesimpulan dengan memasukkan pengalaman-pengalaman pribadi yang berada di luar cakupan data penelitian yang dikumpulkan karena tindakan tersebut akan mengurangi objektivitas penelitian atau membuat kesimpulan lain yang tidak ada kaitan nya langsung dengan masalah dan pertanyaan penelitian.
    8.   Laporkan Hasil
Setelah menginterpretasi dan membahas hasil, tibalah ke langkah terakhir dalam proses penelitian ialah pelaporan hasil. Kita sekarang siap untuk membuat satu laporan tentang penelitian peneliti. Menulis laporan penelitian harus mengikuti aturan tertentu sebagaimana ditentukan oleh American psychological Association (ASA) atau American sociological Association (ASA) atau oleh institusi dimana dilakukan penelitian. Jika hasil penelitian kita adalah andal dan cukup penting, kita mungkin ingin mempublikasikannya. Konsekuensinya harus memenuhi standar untuk satu karya tulis formal untuk dipublikasi untuk jurnal, misalnya. Mungkin juga kita memutuskan penyajian peper peneliti pada suatu pertemuan ilmiah.
Tahap-tahap penelitian tersebut dikelompokkan menjadi tiga tahap atau tingkat: tahap logika atau teoretik (theoretical phase), tahap Empirik (The empirical phase) dan tahap interpretatif (the interpretative phase). Kadang-kadang dibedakan menjadi tahap deduktif dan induktif atau tahap mengembangkan atau menemukan gagasan (Discovery) dan dapat menentukan ketidakbenaran gagasan atau falsifikasi (falsification) tahap atau tingkat teoritik meliputi merumuskan masalah serta membangun kerangka teoritik dan merumuskan hipotesis. Tahap empirik mengarahkan ide-ide teoretik untuk fakta-fakta tertentu yang meliputi desain penelitian, mengumpulkan dan menganalisis data. Tahap teoritik dan empirik disusun dalam suatu rencana atau proposal penelitian. Akhirnya, tahap interpretatif peneliti membandingkan fakta fakta dan teori dan Mencoba memahami signifikansinya secara lebih luas. Ini merupakan tahap-tahap falsifikasi untuk menguji ketidakbenaran gagasan berdasarkan fakta empiris. Tahap ini meliputi interpretasi dan pembahasan dan pembuatan kesimpulan dan menginformasikan kepada orang lain. Tahap teoretik, tahap empirik dan tahap interpretatif disusun dalam satu laporan penelitian.
Tahap-tahap penelitian seperti dalam bagan adalah oversimplified, di mana jika tahap satu selesai baru kemudian melangkah ke tahap dua, dan seterusnya. Sebab urutan dalam proses penelitian bukanlah dalam suatu bentuk garis linear tetap dimana tiap tahap dilakukan. Setelah tahap yang mendahuluinya selesai dilakukan urutan dalam tahap-tahap penelitian saling berkaitan satu sama lain seperti suatu mata rantai. Saat melakukan satu tahap, peneliti harus memperhatikan tahap sebelumnya atau yang didahului nya dan juga tahap kemudiannya atau yang mendahuluinya, sehingga bisa terjadi pembelokan, loncatan atau pengulangan.
Tahap-tahap dalam penelitian sebagai proses secara konseptual tersusun dalam urutan yang teratur, dimana tahap yang satu menjadi landasan bagi tahap berikutnya. Tetapi dalam praktik sering terjadi lompatan-lompatan. Hubungan antara tahap yang satu dengan tahap yang lainnya tidak terikat secara statis melainkan bersifat dinamis dengan proses pengkajian ilmiah yang tidak semata-mata mengandalkan penalaran melainkan juga imajinasi dan kreativitas. Sering terjadi bahwa langkah yang satu bukan saja merupakan landasan bagi tahap yang berikutnya namun sekaligus juga merupakan landasan koreksi bagi langkah lainnya. Neuman mengakui: "Research is more of an Interactive proses in which statement in to each other. A letter step may stimulate reconsideration of the provision one. The process is not strictly linear; it may flow in several directions before reacing an end... It is an ongoing process, and the end of one study often stimulates ne thinking and fresh research questions".
Oleh karena itu proses atau tahap-tahap penelitian merupakan a system of  interdependent related stages. Artinya, tiap tahap tergantung satu sama lain, sehingga proses penelitian sangat baik di peneliti yang bukan saja sebagai satu lingkaran, bahkan juga sebagai "semua saluran" sebagai contoh, setelah tahap interpretasi hasil selesai semestinya peneliti dapat mengakhiri penelitiannya. Dalam praktik proses penelitian itu sendiri tidak berarti selesai pada tahap ini. Ada kemungkinan bila penelitian yang dilakukan tidak membawa hasil sebagaimana diharapkan, maka peneliti perlu melakukan revisi hipotesisnya. Mungkin hipotesis sudah benar tetapi kesalahan terdapat dalam tahap lain, misalnya kesalahan menentukan sampel, pengukuran atau ketidaktepatan analisis data, maka dalam hal ini peneliti harus mengulang proses penelitian.
Keistimewaan karakteristik dari proses penelitian adalah cyclic nature. Proses penelitian biasanya mulai dengan satu masalah dan berakhir dalam satu generalisasi empiris tentatif. Generalisasi mengakhiri satu siklus adalah permulaan dari siklus berikutnya. Kemudian proses penelitian juga self-correcting. Generalisasi tentatif terhadap masalah penelitian diuji secara logis dan secara empirik. Jika generalisasi ini ditolak, sesuatu yang baru diformulasi dan diuji. Dalam proses preformulasi semua kegiatan penelitian dievaluasi kembali sebab penolakan satu generalisasi tentatif mungkin bukan karena tidak valid tetapi karena error dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan penelitian.

DAFTAR PUSTAKA
 Silalahi, DR. Ulber. 2015. Metode Penelitian Sosial Kuantitatif. Bandung : PT. Refika Aditama
Bandur, Agustinus. 2016. Penelitian Kualitatif : Metodologi, Desain, Dan Teknik Analisis Data Dengan NVIVO 11 Plus. Jakarta : Mitra Wacana Media
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung : Alfabeta



Tidak ada komentar:

Posting Komentar