PENGERTIAN METODE, PENELITIAN, SOSIAL, KUANTITATIF DAN KUALITATIF, LATAR
BELAKANG, IDENTIFIKASI MASALAH, TUJUAN PENELITIAN, SIGNIFIKANSI, DAN MANFAAT
PENELITIAN
Disusun Oleh :
SITI SAHATI (6661160041)
IV B
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masih menjadi perdebatan apakah latar belakang masalah
(the background of the problem) atau latar belakang penelitian (the
background of the research ) atau latar belakang masalah penelitian. Ada
yang berpendapat bahwa isi dalam penyajian dari keduanya adalah sinonim dan
dapat dipertukarkan. Di pihak lain menganggap bahwa keduanya berbeda meskipun
di antara keduanya ada kaitan. Pihak yang terkait ini mengatakan bahwa
penggunaan "latar belakang penelitian" memuat bukan hanya
"latar belakang masalah" melainkan juga pentingnya masalah
diteliti dari perspektif keilmuan atau disiplin ilmu tertentu. Jadi, latar
belakang penelitian tidak hanya mengemukakan latar belakang masalah yang
diteliti melainkan juga landasan dan dasar keilmuan berkaitan dengan masalah
yang diteliti. Pihak terakhir mengatakan untuk lebih baik menggunakan latar
belakang masalah penelitian yang mencakup kedua hal yaitu latar belakang
masalah dan latar belakang penelitian.
Apapun format dan istilah yang digunakan, rumusan
masalah harus disertai dengan penyajian latar belakang masalah atau latar
belakang penelitian yang ditulis dalam titel latar belakang penelitian/latar
belakang masalah atau dicakup dalam titel rumusan masalah, meskipun masalah dan
rumusan masalah merupakan komponen pertama dan utama dalam langkah-langkah dari
satu proses penelitian atau dalam bagian introduksi. Dalam format penilaian
tertentu, seperti dikemukakan oleh Gay dan Diehl, pembahasan tentang latar
belakang masalah menjadi bahasan dan sebagian rumusan masalah. Tetapi dalam
format lain dan umumnya memisahkan bagian "latar belakang masalah"
dan bagian "rumusan masalah".
Bagaimanapun, memilih dan meneliti suatu masalah harus
memiliki latar belakang, baik latar belakang teoretis lewat buku-buku referensi
maupun latar belakang empiris lewat pengamatan. Latar belakang teoretis
menjelaskan signifikansi teoretis dari satu penelitian, sedangkan latar
belakang empiris menjelaskan signifikansi empiris dari penelitian. Signifikansi
teoretis berarti bahwa penelitian layak diteliti secara teoretis, sedangkan
signifikansi empiris berarti bahwa penelitian layak diteliti secara empiris.
Satu masalah menjadi relevan sebagai masalah
penelitian jika disertai keterangan yang melatarbelakanginya. Latar belakang
masalah berarti segala informasi diperlukan untuk suatu pemahaman tentang
masalah, termasuk signifikansi meneliti masalah tersebut. Peneliti mengemukakan
latar belakang mengapa ia memilih topik dan masalah tertentu dan situasi
masalah apa yang melatarbelakangi bahwa masalah tersebut signifikan untuk
diteliti, baik secara teoritis maupun kepentingan praktis.
Dalam latar belakang penelitian diuraikan secara
lengkap situasi yang melatarbelakangi mengapa memilih masalah tertentu.
Penyajian latar belakang masalah dianggap baik bila dilakukan dengan
identifikasi situasi masalah yang berhubungan dengan pertanyaan: apa
permasalahan, mengapa dimasalahkan, dimana masalah terjadi, mengapa penting
diteliti. Karena itu melalui latar belakang masalah pemahaman tentang masalah
penelitian menjadi jelas. Dalam latar belakang penelitian juga diurai
signifikansi masalah dihubungkan dengan bidang studi dan pemecahan masalah. Ini
yang membedakan latar belakang penelitian dan latar belakang masalah.
Setiap masalah memiliki latar belakang masalah
tertentu. Bahkan sering memilih satu masalah yang sama dapat memiliki latar
belakang yang berbeda jika dilakukan oleh peneliti yang berbeda. Perbedaan
latar belakang akan mempengaruhi kegiatan penelitian selanjutnya, seperti
halnya tujuan penelitian dan rekomendasi yang dihasilkan. Uraian atau
penjelasan tentang latar belakang penelitian hanya dapat dilakukan dengan baik
dan benar jika peneliti memiliki wawasan pengetahuan yang luas tentang masalah
yang diteliti dari literatur, seperti buku, jurnal, hasil penelitian, data
statistik dan pendapat para ahli.
B.
Identifikasi Masalah
Dalam melakukan penelitian, pertama-tama peneliti
perlu mengidentifikasi topik penelitian. Topik penelitian merupakan
persoalan-persoalan atau masalah masalah penelitian yang perlu diteliti.
Mengidentifikasi masalah penelitian merupakan kegiatan melakukan spesifikasi
persoalan-persoalan yang ada untuk diteliti, mengembangkan dasar-dasar
kebenaran untuk melakukan penelitian tersebut, dan mendeskripsikan pentingnya
penelitian terhadap pembaca yang berminat terhadap hasil penelitian tersebut.
Dengan demikian kegiatan spesifikasi masalah penelitian dapat membantu peneliti
untuk membatasi persoalan penelitian serta menjadikan penelitian terfokus pada
ada aspek yang spesifik dari penelitian. Dalam konteks ini, identifikasi
masalah penelitian perlu dilakukan agar tidak terlalu luas dan tidak terlalu
sempit.
Dalam bidang pendidikan, masalah-masalah penelitian
merupakan kebutuhan pendidikan serta isu-isu kontroversial ke pendidikan yang
dimunculkan oleh para guru, sekolah dan pengambil kebijakan atau para peneliti
sendiri. Kebutuhan dan isu-isu tersebut disebut masalah penelitian.
Persoalan yang kerap dihadapi peneliti pemula dan
mahasiswa ialah di mana masalah penelitian yang dipresentasikan dalam
penelitian. Masalah penelitian perlu dijelaskan secara rinci dalam bagian
pendahuluan penelitian. Dalam bagian ini peneliti perlu menjelaskan terdahulu
tentang topik penelitian, lalu dipersempit ke masalah penelitian serta
alasan-alasan yang signifikan melakukan penelitian tentang masalah tersebut.
Dalam tulisan tulisan ilmiah bahasa inggris, latar belakang penelitian disebut
dengan istilah research background/statement of the problem, yang
mencakup: topic (topik), problem (masalah penelitian) a
justification of the problem (penyediakan bukti-bukti akan pentingnya
masalah penelitian dan pernyataan tentang bagaimana penelitiannya dapat
memberikan kontribusi terhadap masalah penelitian tersebut).
C.
Tujuan Penelitian
- Orang melakukan penelitian karena ada tujuan.
Tujuan melakukan penelitian termasuk penelitian kuantitatif adalah
menemukan jawaban atas pertanyaan melalui aplikasi dari prosedur ilmiah.
Walaupun masing-masing studi penelitian telah memiliki maksud spesifik,
menurut Kotari.
- Untuk membiasakan diri dengan sebuah
fenomena atau untuk mencapai wawasan baru mengenai hal itu (studi mengenai
objek ini disebut dengan studi penelitian exploratory atau formulative).
- Untuk menampilkan secara akurat
karakteristik dari individual, situasi atau satu kelompok (studi mengenai objek
dalam pandangan ini dikenal sebagai studi penelitian descriptive)
- Untuk menentukan frekuensi dengan mana
terjadi sesuatu atau dengan mana hal ini dihubungkan dengan sesuatu hal lain
(studi dalam objek dalam pandangan ini dikenal sebagai studi penilaian diagnostic)
- Untuk menguji sebuah hipotesis dari
hubungan sebab-akibat antara berbagai variabel (studi ini dikenal dengan
penelitian hypotesis-testing).
D.
Signifikansi
1.
Signifikansi Penelitian untuk evaluasi dan
inovasi kebijakan
Penelitian sangat penting bagi evaluasi dan inovasi kebijakan terutama
dalam ruang lingkup pemerintahan birokrasi. Kita dapat membayangkan betapa
bobroknya suatu kebijakan massal pemerintah yang diambil berdasarkan pikiran
sehari-hari, apalagi kebijakan yang hanya berdasarkan common sense
dan pengalaman penguasa sendiri. Kebijakan-kebijakan seperti itu terlalu
sering mengedepankan kepentingan-kepentingan elit politik tanpa menyentuh
langsung kebutuhan masyarakat. Untuk menghindari berbagai kebijakan yang tidak
mengedepankan kebutuhan publik, penelitian perlu dilakukan baik dalam
merumuskan kebijakan baru maupun dalam mengevaluasi dan menginovasi
kebijakan-kebijakan yang sudah ada.
2. Signifikansi Penelitian untuk perbaikan
praktek
Kendatipun kebijakan-kebijakan telah dilakukan berdasarkan penelitian yang
valid, kredibel, dan reliabel, sangat penting untuk mengevaluasi dan meniliti
implementasi dan/atau praktek-praktek dari kebijakan-kebijakan yang telah
ditetapkan. Dalam konteks ini, penelitian dilakukan untuk memperbaiki
praktek-praktek kebijakan yang dilakukan pihak-pihak terkait. Untuk itu,
penelitian penting dilakukan agar dapat mengubah hal-hal praktis dan
implementatif yang tidak sesuai dengan teori dan dasar kebijakan-kebijakan yang
telah ditetapkan.
Dalam konteks signifikansi penelitian untuk perbaikan praktek, Marshall
& Rossman (1999) menggarisbawahi perlunya seorang peneliti tetap melakukan
kajian terhadap rekomendasi-rekomendasi yang pernah dilakukan para peneliti
sebelumnya. Dalam konteks ini, kajian literatur terhadap masalah penelitian
masih perlu peneliti dilakukan untuk membuktikan pentingnya penelitian tersebut
dilakukan, baik dalam konteks penelitian kuantitatif fan kualitatif maupun
dalam konteks penelitian gabungan kuantitatif fan kualitatif (mixed-methods
research).
3. Signifikansi Penelitian untuk pengembangan
ilmu
Karakteristik utama dalam penelitian ilmiah adalah pada pentingnya
melakukan penelitian untuk pengembangan ilmu pengetahuan yang sedang berkembang
dalam literatur. Kendatipun penelitian ilmiah memiliki implikasi praktis dan
inovatif kebijakan, tujuan utama penelitian ilmiah ialah untuk mengembangkan
ilmu pengetahuan. Beberapa ahli (Creswell, 2005; Johnson, 2012; Marshall &
Rossman, 1999) menjelaskan bahwa suatu penelitian dapat memberikan manfaat
terhadap pengembangan ilmu pengetahuan jika memenuhi empat kriteria.
Pertama-tama suatu penelitian akademik memiliki signifikansi terhadap
pengembangan ilmu jika masalah penelitian tersebut dapat menutup gap yang ada
dalam literatur yang sedang berkembang (address the gaps in knowledge in the
current existing knowledge). Istilah “filling the gap in literature”
berarti masalah penelitian yang hendak diteliti terbukti berdasarkan kajian
literatur bahwa masalah penelitian tersebut belum banyak diteliti atau bahkan
tidak pernah dilakukan sebelumnya. Pembuktian literatur dapat diperoleh dari
ungkapan-ungkapan peneliti terdahulu yang ditulis secara eksplisit dalam bagian
pengantar artikel jurnal yang kredibel. Karena itu, peneliti akademis perlu memiliki
kemampuan menulis masalah penelitian-penelitian berbasis riset (researh-based
problems) untuk tujuan penelitian kualitatif dan mixed-methods research.
Sementara itu dalam latar belakang penelitian kuantitatif, identifikasi masalah
penelitian perlu dibuat berdasarkan triangulasi teori. Berkaitan dengan itu,
keterampilan menulis tentang topik penelitian yang dipersempit kedalam masalah
penelitian serta penjelasan mengenai pentingnya melakukan masalah penelitian
tersebut menjadi tuntutan yang penting dalam suatu proses riset akademik.
E.
Manfaat Penelitian
1.
Bidang ekonomi (Misalnya produk baru,
teknologi dan pelayanan yang baru)
2.
Bidang sosial (Meningkatkan pengetahuan
bagi para pengambil/penentu kebijakan)
3. Bidang lingkungan hidup (Memperbaiki
teknik untuk memastikan produksi pangan yang berkesinambungan)
4. Bidang budaya (Meningkatkan pemahaman
tentang nilai-nilai budaya dan pendekatan sosial-budaya)
5.
Bidang kesehatan (Pemahaman yang lebih
baik akan sebab-sebab kondisi medis atau pelayanan medis yang lebih baik)
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Penelitian
Pengertian penelitian
menurut para ahli :
· Sutrisno Hadi : Research
(Penelitian) sebagai usaha untuk menemukan, mengembangkan, menguji
kebenaran suatu pengetahuan yang dilakukan dengan menggunakan metode-metode
ilmiah.
· Arief Furchan : hakekat penelitian adalah
penerapan pendekatan ilmiah pada
pengkajian suatu masalah dengan tujuan untuk menemukan jawaban tentang persoalan
yang berarti, melalui penerapan prosedur- prosedur ilmiah.
· Fellin, Tripodi dan Meyer : Penelitian
adalah suatu cara sistematikuntuk maksud meningkatkan, memodifikasi dan
mengembangkan pengetahuan yang dapat di
sampaikan (dikomunikasikan) dan diuji(diverifikasi) oleh
peneliti lain
· David H. Penny : Penelitian adalah
pemikiran yang sistematis mengenai berbagai jenis masalah yang
pemecahannya memerlukan pengumpulan dan penafsiran fakta-fakta
Apa itu penelitian? Kata penelitian atau “research” (bahasa inggris)
berasal dari kata “reserare” (bahasa Latin) yang berarti mengungkapkan.
Secara etimologis kata “research” (bahasa inggris) berasal dari dua suku
kata (syllables), “re” dan “search”. Re satu preik
yang bermakna melakukan kembali dan Search adalah satu kata yang
bermakna menjelaskan secara terbuka dan secara berhati-hati, menguji dan
mencoba, atau memeriksa. Secara bersamaan Re dan Search membentuk
satu kata benda “research” yang menggambarkan satu studi dan investigasi
yang berhati-hati dan sistematik dalam beberapa lapangan pengetahuan, berusaha
untuk menggali fakta.Makna yang terkandung dalam kata “research” jauh
lebih luas seperti tampak dari definisi penelitian. Walaupun penelitian
merupakan sentral untuk penyelidikan dan pencarian solusi atau pemberian
jawaban atas masalah-masalah sosial dan kegiatan akademik, tetapi belum ada
konsensus dalam literatur tentang bagaimana penelitian harus didefinisikan.
Penelitian telah didefiniskan dalam berbagai cara oleh para metodologist
dalam disiplin akademik. Penelitian didefinisikan secara berbeda untuk orang
yang berbeda pula. Leddy mengatakan “Research is a procedure by which we
attempt to find systematically, and with the support of demonstrable fact, the
answer to a question or the resolution of a problem”. Menurut Sekaran
(2003), mendefinisikan penelitian sebagai suatu kegiatan yang terorganisir,
sistematis, berdasarkan data, dilakukan secara kritis, objektif, ilmiah untuk
mendapatkan jawaban atau pemahaman yang lebih mendalam atas suatu masalah.
Intinya yaitu memberikan masukan yang dibutuhkan oleh pengambil kebijakan untuk
membuat suatu keputusan. Masukan tersebut merupakan penelaahan dan analisis
data yang dibuat secara seksama. Burn mengatakan, Research is a systematic
investigation to find answer to a problem. Dan Kotari mengatakan, the search
for knowledge through objective and systematic method of finding solution to a
problem is research. The systematic approach concerning generalisation and the
formulation of a theory is also research.
Ahli lain mendefinisikan penelitian sebagai suatu proses yang terdiri dari
berbagai tahap-tahap kegiatan. Clifford Woody, mengatakan “research
comprises defining and redefining problems, formulating hypothesis or suggested
solutions; collecting, organising and evakuating data; making deductions and
reaching conclusions; and at last carefully testing the conclusions to
determine whether they fit the formulating hypothesis”. Sedangkan Kotari
mengatakan “As such then term ‘research’ refers the the systematic method
consisting of enunciating the problem, fomulating a hypothesis, collecting the
facts or data, analysing the facts and the research certain conclusions either
in the form of solutions (s) towards the concerned problem or in certain
generalisations for some theoretical formulation”.
John Creswell (2008) mendefinisikan penelitian sebagai suatu proses
bertahap bersiklus yang dimulai dengan identifikasi masalah atau isu yang akan
diteliti. Setelah masalah teridentifikasi kemudian diikuti dengan mereview
bahan bacaan atau kepustakaan. Sesudah itu menentukan dan memperjelas tujuan
penelitian. Dilanjutkan dengan pengumpulan analisis data. Kemudian menafsirkan
data yang diperoleh. Penelitian ini berpuncak pada pelaporan hasil penelitian.
Pembaca atau audien akan mengevaluasi dan selanjutnya menggunakannya. Dari
identifikasi masalah hingga pelaporan, semuanya berlangsung dalam suatu proses
yang bertahap yang berurutan secara teratur dan sistematis. Bagan Penelitian
Menurut Creswell,
Jadi dari beberapa pengertian diatas, penelitian dapat didefinisikan
sebagai suatu proses penyidikan atas suatu masalah dengan menggunakan
metode ilmiah untuk menemukan solusi atas masalah atau jawaban pertanyaan
penelitian dan menambah pengetahuan baru yang dapat diaplikasikan. Dari
definisi penelitian yang ditawarkan ada beberapa kesamaan karakteristik.
1. Penelitian merupaka proses penyelidikan
atas suatu masalah. Penelitian harus membicarakan satu masalah atau isu
spesifik, kadang-kadang menunjuk sebagai masalah penelitian (research problem),
dalam rangka menetapkan satu tujuan yang dapat dijelaskan untuk kegiatan
penelitian.
2. Penelitian dilakukan dengan menggunakan
metode ilmiah. Penyelidikan harus seksama dan setepat-tepatnya pada semua
tahap-tahap dari proses penelitian sebagai prosedur terstandar yang paralel
dengan tahap-tahap dalam metode ilmiah.
3. Penelitian dilakukan untuk menentukan
solusi atas masalah atau jawaban atas pertanyaan penelitian dan untuk menambah
pengetahuan.
4. Penelitian meliputi kegiatan penetapan dan
perumusan masalah, formulasi hipotesis, pengumpulan data atau fakta,
penganalisisan akta atau data dan membuat kesimpulan (dalam bentuk solusi atau
jawaban) terhadap masalah untuk menentukan apakah sesuai dengan formulasi
teoritik atau hipotesis yang diformulasi.
B.
Pengertian Metode
Pengertian metode
menurut para ahli :
· Rothwell dan Kazanas : Metode adalah cara,
pendekatan, atau prosesuntuk menyampaikan informasi.
· Rosdy Ruslan : Metode merupakan kegiatan
ilmiah yang berkaitandengan suatu cara kerja (sistematis) untuk memahami suatu
subjek atauobjek penelitian, sebagai upaya untuk menemukan jawaban yang
dapatdipertanggung jawabkan secara ilmiah dan termasuk keabsahannya.
· Drs. Agus M. Hardjana : Metode adalah cara
yang sudah dipikirkanmasak-masak dan dilakukan dengan mengikuti
langkah-langkahtertentu guna mencapai tujuan yang hendak dicapai.
· Hebert Bisno : Metode adalah teknik-teknik
yg digeneralisasikan
dgn baik agar dapat diterima atau digunakan secara sama dalam satudisiplin,
praktek, atau bidang disiplin dan praktek.
Metode (Inggris: Methods; Junani: methodos) adalah cara atau
jalan. Metode merupakan cara yang teratur untuk mencapai suatu maksud
yang diinginkan (Salim dan salim, 1991). Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka
metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi
sasaran ilmu bersangkutan (Koentjaraningrat,1981:16). Metode adalah cara
mendekati, mengamati dan menjelaskan suatu gejala dengan menggunakan landasan
teori (Salim dan salim, 1991). Jika kata metode dihubungkan dengan penelitian,
menurut Dowson, Research methods may be understood as all those
methods/techniques that are used for conduction of research. Research
methods or techniques, thus, refer to the methods the researchers use in
performing research operations. In the other words, all those methods which
are used by the researcher during the course of studying his research problem
are termed as research methods.
Umumnya, para penstudi penelitian mengartikan metode sebagai research
technique yang berhubungan dengan teknik pengumpulan data (observation,
interviewing, and audio recording) dan teknik analisis data (quantitative,
statistical correlations). Metode penelitian menunjuk pada cara dalam mana
studi penelitian dirancang dan prosedur-prosedur melalui mana data dianalisis.
Ini merupakan arti sempit dari kata metode yaitu hanya berhuungan dengan
prosedur pengumpulan data dan teknik analisis data.
Adapun arti luasnya dari metode penelitian adalah cara dan prosedur
sistematik dan terorganisir untuk menyelidiki suatu masalah tertentu untuk mendapatkan
inormasi untuk digunakan sebagai solusi atas masalah tersebut. Cara dan
prosedur yang dimaksud dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah yang terdiri
dari berbagai tahapan atau langkah-langkah. Metode penelitian
mengidentifikasikan tahap-tahap spesifik (langkah-langkah atau pendekatan tahap
demi tahap) yang harus diambil dalam satu aturan tertentu ketika melakukan
penelitian. Jadi, metode penelitian merupakan keseluruhan langkah ilmiah yang
digunakan untuk menemukan solusi atas suatu masalah. Dengan langkah-langkah
tersebut, maka siapapun yang melaksanakan penelitian dengan mengulang atau
menggunakan metode penelitian yang sama untuk objek dan subjek yang sama akan
memperoleh hasil yang sama pula. Signifikansi dari pengertian ini tergantung pada
kata metode yang dapat diartikan secara terbatas yaitu hanya meliputi
pengumpulan data dan analisis data atau dalam arti luas yang meliputi
keseluruhan cara atau teknik yang digunakan untuk melakukan penelitian.
C.
Pengertian Sosial
Istilah sosial menunjuk pada hubungan-hubungan antara dan diantara
orang-orang, kelompok-kelompok (seperti keluarga), institusi (sekolah,
komunitas, organisasi) dan lingkungan yang lebih besar. Melakukan penelitian
sosial membantu kita dalam menjawab pertanyaan tentang berbagai aspek dari
fenomena sosial dan masyarakat dan kemudian dapat membantu memahami fenomena
sosial dan masyarakat. Jika Kita adalah ilmuwan sosial (social scientist)
maka kita akan mencari pengetahuan tentang kehidupan sosial dan memecahkan
masalah-masalah sosial. Salah satu cara yang dapat kita lakukan ialah melalui
penelitian sosial (social research). Jika penelitian adalah aplikasi
sistematik dari metode ilmiah untuk mempelajari masalah-masalah, maka
penelitian sosial adalah aplikasi sistematik dari metode ilmiah untuk
penyelidikan masalah-masalah sosial. Lengkapnya, penelitian sosial ialah satu
penyelidikan yang dilakukan secara sistematik dan metodik atas suatu masalah
sosial untuk menemukan solusi atas masalah sosial tersebut dan menambah
khazanah pengetahuan sosial.
Penelitian sosial merupakan satu tipe penelitian tentang masalah sosial
yang dilakukan oleh ilmuwan sosial dengan menggunakan metode ilmiah sosial
untuk memberi solusi dan menambah khazanh pemahaman dan pengetahuan atas
masalah sosial, gejala sosial atau praktik-praktik sosial tertentu yang
diselidiki. Satu gejala sosial atau hubungan antara dua atau lebih gejala
sosial dijadikan sebagai topik untuk penelitian sosial. Topik yang berhubungan
dengan gejala sosial bisa menyangkut individu (misal, kepuasan kerja), kelompok
(misal kepemmpinan), masyarakat (misal struktur sosial), institusi (misal
pertumbuhan ekonomi nasional). Jadi penelitian tentang satu gejala sosial atau
hubungan antara dua atau lebih gejala sosial dinamakan sebagai penelitian sosial.
Sedangkan penelitian sosial adalah aplikasi sistematik dari metode ilmiah untuk
mempelajari masalah-masalah sosial.
D.
Pengertian Kuantitatif
Penelitian kuantitatif telah memiliki sejarah panjang, mulai pada tahun
1930-an yang dihasilkan oleh profesional yang digunakan untuk membuat
keputusan. Deskripsi yang baik tentang quantitative methods dikemukakan
antara lain oleh Bryman (2004); Kerlinger (1964); Neuman (1986). Ada juga
jurnal yang mempublikasikan quantitative methodology papers dan research
studies. Apakah itu metode penelitian kuantitatif ? dengan mengutip
pendapat Lincoln & Guba (1985), Michael R. Harwell memberi penjelasan
tentang metode penelitian kuantitatif sebagai berikut. Quatitative research
attempt to maximize objectivity, replicability, and generalizibility of
findings, and are typically interested in prediction. integral to this approach
is the expectation that a researcher will set aside his or her experiences,
perceptions, and biases to ensure objectivity in the conduct of the study and
the conclusions that are drawn. Key features of many quantitative studies are
the use of instruments such as tests or surveys to collect data, and reliance
on probability theory to test statistical hypotheses that correspond to
research questions of interest. Quantitative methods are frequently described
as deductive in nature, in the sense that inferences from tests of statistical
hypostheses lead to general inferences about characteristics of a population.
Quantitative methods are also frequently characterized as assuming that there
is a single truth that exists, independent of human perception.
Menurut Creswell (2005:39) Penelitian kuantitatif berkaitan dengan kegiatan
ilmiah yang dilakukan seorang peneliti dalam memutuskan apa yang akan diteliti,
memrumuskan masalah penelitian yang spesifik, mengumpulkan data numerik dari
partisipan dan menganalisis angka-angka tersebut dengan menggunakan statistik.
Desain penelitian kuantitatif menuntut adanya pengkategorian informasi dengan
angka-angka. Dengan demikian, data yang dianalisis ialah angka-angka dan
menerjemahkan angka-angka tersebut menjadi sebuah hasil penelitian yang dapat
dimengerti oleh orang lain.
Menurut Rachad Antonius, The procedures and techniques used to analyze
data numerically are called quantitative methods. In other words, quantitative
methods are procedures and techniques used to analyze data numerically; they
include a study of the valid methods used for collecting data in the first
place, as well as a discussion 0f the limits of validity of any given procedure
(that is, an understanding of the situations when a given procedure yields
valid results) and of the ways the results are to be interpreted.
Jadi Quantitative methods digunakan untuk menunjuk pada metode dan
teknik statistik yang diterapkan untuk masalah-masalah nyata. Berdasarkan
definisi tersebut dapat dikemukakan elemen-elemen penting dari metode
penelitian kuantitatif yaitu menjelaskan fenomena, mengumpulkan data numerik
dan menghasilkan statistik. Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional,
karena metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai
metode untuk penelitian. Metode ini disebut sebagai metode positivistik karena
berlandaskan pada filsafat posistivisme. Metode ini sebagai metode
ilmiah/scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu
konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional dan sistematis. Metode ini juga
disebut metode discovery, karena dengan metode ini dapat ditemukan dan
dikembangkan berbagai IPTEK baru. Metode ini disebut kuantitatif karena data
penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik.
E.
Pengertian Kualitatif
Menurut Creswell (2009) mendefinisikan bahwa “qualitative research is a
means for exploring and understanding the meaning individuals or groups ascribe
to a social or human problem”. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa inti
utama dari penelitian kualitatif ialah pada tujuan eksplorasi dan pemahaman
data secara lebih mendalam. Konteks ini berkaitan dengan makna setiap ungkapan
mengenai masalah-masalah penelitian yang disampaikan secara langsung oleh
informan, terutama informan-informan utama/kunci penelitian (Key informants).
Creswell (2008) mendefinisikan kualitatif sebagai suatu pendekatan atau
penelusuran untuk mengeksplorasi dan memahami suatu gejala sentral. Untuk
mengerti gejala sentral tersebut peneliti mewawancarai peserta penelitian atau
partisipan kemudian dikumpulkan. Informasi tersebut biasanya berupa kata atau
teks. Data yang berupa kata-kata atau teks tersebut kemudian dianalisis. Hasil
analisis itu dapat berupa gambaran atau deskripsi atau dapat pula dalam bentuk
tema-tema. Dari data-data itu, peneliti membuat interpretasi untuk menangkap
arti yang terdalam. Sesudahnya peneliti membuat permenungan pribadi dan
menjabarkannya dengan penelitian-penelitian ilmuwan lain yang dibuat
sebelumnya. Hasil akhir dari penelitian kualitatif dituangkan dalam bentuk
laporan tertulis.
Penelitian kualitatif dapat digunakan apabila ingin melihat dan
mengungkapkan suatu keadaan maupun suatu objek dalam konteknya; menemukan makna
(meaning) atau pemahaman yang mendalam tentang sesuatu masalah yang dihadapi,
yang tampak dalam bentuk data kualittaiif, baik berupa gambar, kata, amupun
kejadian serta dalam "natural setting". Penelitian kualitatif
berawal dari data, memanfaatkan sebuah teori yang ada sebagai referensi lalu
berakhir dengan sebuah teori baru. Dalam pengertian kualitatif, sudah dibahas bahwa
penelitian kualitatif ini dilakukan dengan tujuan utama untuk memperoleh
wawasan, jadi memang sebaiknya penelitian kualitatif ini disajikan dan
dilakukan dengan cara lebih mendalam. Dalam penelitian kualitatif, seorang
peneliti memang sebaiknya ikut serta dalam sebuah peristiwa yang akan diteliti
atau melakukan observasi langsung di lapangan. Hasil dari penelitian kualitatif
ini bersifat subjektif, artinya tidak dapat digeneralisasikan atau berlaku
umum. Ada dua macam metode dalam penelitian kualitatif, yaitu wawancara dan
observasi. Awalnya peneliti akan terlibat dan melakukan observasi langsung
terhadap sebuah peristiwa yang akan diteliti dan juga melakukan sebuah
wawancara pada sebuah kelompok kecil secara mendalam. Peserta biasanya akan
diminta untuk menjawab berbagai pertanyaan mengenai persepsi, pendapat serta
perasaan mereka mengenai suatu topik penelitian.
Penelitian Kualitatif adalah suatu penelitian yang berpola investigasi
dimana data-data dan pernyataan di peroleh dari hasil interaksi langsung antara
peneliti, objek yang diteliti dan orang-orang yang ada di tempat
penelitian. Penelitian kualitatif bersifat deskriptif dan cenderung
menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Pada penelitian kualitatif,
teori hanya di gunakan sebagai pedoman agar penelitian tidak melenceng dari
fakta di lapangan. Landasan teori pada penelitian kualitatif juga berfungsi
sebagai latar belakang penelitian dan bahan pembahasan. Dalam melakukan
penelitian kualtatif, peneliti melakukan penelitian atas dasar data-data yang
dimilikinya dengan memanfaatkan teori sebagai bahan acuan dan berakhir dengan
di temukannya suatu ‘Teori’. Teori yang dihasilkan merupakan hasil akhir dari
segala kesimpulan yang di ambil berdasarkan data-data dan pernyataan-peryataan
yang di peroleh selama masa penelitian.
Menurut Nana Syaodih, penelitian kualitatif (Qualitative research) merupakan
penelitian yang bertolak dari filsafat konstruktivisme yang memiliki asumsi
bahwa kenyataan itu berdimensi jamak, interaktif dan suatu pertukaran pengalaman
sosial (a shared social eperience) yang hanya bisa diinterpretasikan
oleh individu-individu tertentu. Individu yang berperan dalam penelitian
kualitatif memiliki hak yang menjadi kode etik penelitian kualitatif. Yaitu
bahwa identitas informan serta informasi-informasi yang disampaikan menjadi
sesuatu yang berharga dan perlu pertanggung jawaban yang tinggi. Untuk
menjaga kode etik, biasanya sebelum dilakukan observasi, di buat
kesepakatan tertulis dalam bentuk formulir kesepakatan (consent form)
antara peneliti dan informan.
F.
Bagan Alur Penelitian
Kuantitatif
Penjelasan
1. Pilih Masalah Penelitian Rumuskan
Tidak ada formula untuk tugas ini, tetapi apakah peneliti seorang peneliti
yang sudah berpengalaman ataukah peneliti pemula, petunjuk terbaik adalah untuk
melakukan penelitian dalam sesuatu yang menarik bagi peneliti baik yang
bersumber dari pengamatan setiap hari (disebut isu praktis) atau membaca jurnal
ilmiah atau buku (disebut isu teoretis). Berdasarkan pengalaman pribadi,
misalnya seorang peneliti memilih perilaku memilih sebagai topik. Jika topik
adalah perilaku memilih, maka pernyataan penelitian atau perumusan masalah
adalah “Apakah kelas sosial mempengaruhi perilaku memilih?”
2. Tetapkan Desain Penelitian
Dalam tahap ini peneliti memutuskan bagaimana dia akan melaksanakan studi
spesifik atau proyek penelitian. Tahap ini meliputi pembuatan keputusan tentang
praktik rinci mengerjakan penelitian (misal, apakah menggunakan survei,
observasi atau eksperimen dilapangan, berapa banyak subjek untuk digunakan,
pertanyaan mana untuk ditanyakan, dan sebagainya). Jadi desain penelitian
adalah rencana atau program yang memadu penyelidik dalam memutuskan kapan dan
bagaimana sering mengumpulkan data, apa data yang dikumpulkan, dari siapa data
dikumpulkan dan bagaimana mengumpulkannya dan menganalisis data dan
menginterpretasikannya.
Ada dua rancangan utama dari pendekatan kuantitatif yaitu survei dan
eksperimen. Rancangan survei digunakan jika bermaksud mengukur dua atau lebih
variabel dan melihat hubungan-hubungan diantara mereka tanpa melakukan
manipulasi atas variabel. Rancangan eksperimen digunakan jika peneliti bermaksud
untuk menguji korelasi antara dua variabel dengan melakukan manipulasi atas
variabel independen dan melihat perubahan yang sama dalam variabel kedua atau
dependen atau dengan rancangan kuasi-eksperimental. Keputusan penting lain
dalam poin ini meliputi dimana peneliti melakukan penelitian (dalam laboratori
atau dalam lapangan) dan bagaimana peneliti akan mengukur perilaku.
3. Konstruk Teori Dan Rumuskan Hipotesis
Menjadi keharusan dalam penelitian kuantitatif untuk mengkontruksikan teori
atau membangun kerangka teoritik dan hipotesis (developing theoretical
framework and hypotheses). Itu dilakukan dengan mengadakan telaah
literatur. Telaah literatur dilakukan untuk dua hal; telaah teori-teori dan
telaah temuan penelitian sebelumnya. Ini dimaksudkan untuk membangun kerangka
teoritis. Kerangka teoritik merupakan penjelasan atas suatu gejala atau masalah
menjadi pusat perhatian peneliti. Kerangka teoritik dibangun melalui survei dan
telaahan literatur dan merupakan logical construct atau theory ad-hoc
yang digunakan untuk menjelaskan masalah atau “menjawab” pertanyaan
penelitian. Dari kerangka teori tersebut peneliti menderivasi dugaan atau
jawaban atau pernyataan sementara tentang satu masalah atau hubungan antara
satu gejala dengan satu atau lebih gejala yang dipermasalahkan dalam perumusan
masalah disebut hipotesis. Hipotesis diformulasi atau diturunkan dari teori
atau dideduksi dari kerangka teori untuk menghasilkan proposisi-proposisi baru
yang menghendaki uji empirik atau uji hipotesis. Karena itu kerangka teori dan
hipotesis merupakan bagian dari deducto-hipotetico.
4. Kumpulkan Data
Untuk mengumpulkan data, peneliti perlu melakukan
pengukuran atas konsep/ variabel, menentukan sampel dan teknik pengumpulan data
yang digunakan. Dalam pengukuran diputuskan secara tepat apa yang peneliti
ingin observasi ini ditentukan oleh topik atau isu atau masalah yang telah
peneliti pilih untuk penyelidikan. Kemudian peneliti harus melakukan pengukuran
atas apa yang diinginkan peneliti observasi pengukuran merupakan proses
menentukan indikator atau ukuran empirik dan kategori respon. Keduanya
dijadikan sebagai instrumen pengukuran atau alat ukur. Alat ukur menghubungkan
antara suatu masalah penelitian yang diformulasi secara teoritik dan data yang
dikumpulkan dari empirik. Alat ukur adalah indikator atau item dan kategori
respons yang digunakan untuk mendeteksi aktivitas sosial dan mengukur
frekuensinya. Indikator dari variabel dikembangkan karena ia secara nyata
mewakili definisi operasional dari variabel yang diukur kemudian kategori
respon perlu ditentukan berdasarkan tipe skala ukuran apakah nominal, ordinal,
interval, atau rasio.
Dalam menentukan sumber data atau unit observasi,
peneliti menentukan apakah meneliti populasi atau sampel. Kemudian diputuskan
bagaimana memperoleh subjek penelitian dan bagaimana mereka ditangani dalam
penelitian kadang-kadang peneliti meneliti populasi, tetapi juga sering
meneliti sebagian dari populasi yang disebut sampel. Sampel adalah bagian dari
dan sebagai representasi dari populasi sehingga apapun dari hasil sampel
menjadi parameter untuk populasi. Jika meneliti sample maka kita harus
menentukan teknik memilih sampel yang kita gunakan. Secara garis besar ada dua
cara yang dapat dilakukan untuk menarik sampel dari populasi yaitu penarikan
sampel probabilitas dan penarikan sampel tak-probabilitas. Hasil penelitian
dari sample secara probabiliti dapat dibuat generalisasi atau populasi, tetapi
dari sampel yang ditentukan secara non-probabiliti generalisasi hanya berlaku
untuk sampel yang dianalisis.
Akhirnya peneliti harus terlebih dahulu memilih teknik
pengumpulan data (data collection technique) dan menyusun instrumen
penelitian (research instrument) yang tepat kita gunakan. Untuk
menentukan teknik pengumpulan data yang tepat, kita harus memahami unit
observasi atau dari mana dan dari siapa data dikumpulkan, jenis data yang akan
dikumpulkan dan sumber data (apakah data primer atau data sekunder atau
keduanya). Pilihan metode pengumpulan data yang dapat digunakan antara lain
wawancara dan kuesioner untuk penelitian kuantitatif dan observasi untuk
penelitian kuantitatif. Bukan keharusan untuk menggunakan satu metode saja
dalam satu penelitian melainkan untuk masalah tertentu yang membutuhkan data
tertentu dapat menggunakan lebih dari satu metode. Setelah menentukan metode
dan instrumen pengumpulan data, sekarang peneliti secara aktual siap untuk
mengambil bagian dalam penelitian untuk mengumpulkan data. Mungkin melakukan
penelitian dalam laboratory atau penelitian lapangan. Peneliti mengamati dan
mengukur perilaku atau gejala-gejala dari fenomena untuk dapat data yang
peneliti butuhkan. Data secara formal dicatat dan setelah kita selesai
mengumpulkan data kemudian kita mengolah dan menganalisis.
5. Analisis Data Dan Uji Hipotesis
Data yang sudah kita peroleh kemudian kita
menganalisisnya dan hasil analisis kemudian di interpretasi (data analysis
and interpretating results). Analisis data berisi uraian tentang cara-cara
analisis, yaitu bagaimana mengolah dan memanfaatkan data yang terkumpul untuk
memecahkan masalah penelitian. Kita dapat menganalisis data dalam berbagai
cara, dan beberapa tipe data sebaiknya dianalisis dengan salah satu metode
daripada lainnya. Jenis analisis data dapat dipilih antara analisis kualitatif
atau analisis kuantitatif. Pemilihan jenis analisis ini tergantung pada gua
penelitian dan ditentukan berdasarkan masalah penelitian, tujuan penelitian dan
terutama ditentukan oleh jenis data yang dikumpulkan. Sebagai alat analisis,
kedua jenis analisis ini tidak harus dipisahkan sama sekali, melainkan dapat
saling menunjang. Jika pilihan pada analisis kuantitatif, maka berbagai teknik
statistik dapat digunakan untuk mengolah dan menganalisis data. Tetapi secara
garis besar ada dua teknik analisis data kuantitatif yaitu statistik deskriptif
dan statistik inferensial. Dalam kasus tertentu, kita mungkin menggunakan
beberapa statistik deskriptif yang menyediakan deskripsi dari data peneliti
(seperti rata-rata dan deviasi standar) dan statistik inferensial yang
mengakses hubungan atau relationship dari data (seperti hubungan
asosiasi dan hubungan kausal atau uji beda).
6. Interpretasi Hasil Dan Diskusikan
Setelah kita selesai menganalisis data, kemudian kita
menginterpretasi dan membahas atau mendiskusikannya. Proses interpretasi dan
pembahasan meliputi sejumlah keputusan-keputusan. Interpretasi dalam penelitian
kuantitatif memutuskan apakah hasil analisis tentang hubungan antara variabel
yang ditunjukkan oleh angka koefisien korelasi menunjukkan derajat kuat atau
lemah dan apakah hipotesis penelitian diterima atau ditolak. Pembahasan
dilakukan untuk mencari makna dan implikasi implikasi yang lebih luas dari hasil-hasil
penelitian. Jika hubungan atau pengaruh antara variabel berada dalam derajat
maka kuat apa maknanya dan apa implikasinya; dan sebaliknya, jika hubungan atau
pengaruh antara variabel berada dalam derajat lemah, maka apa maknanya dan apa
implikasinya. Implikasi dari satu hasil penelitian dapat menunjukkan implikasi
teoritis dan implikasi praktis. Implikasi teoritis terkait dengan teori yang
digunakan sehingga dapat mengarah pada menerima atau menolak teori atau
membarui teori yang digunakan atau adanya teori baru yang ditemukan. Implikasi
praktis terkait dengan solusi atas masalah jawaban atas pertanyaan penelitian.
7. Buat Kesimpulan Dan Saran
Interpretasi data juga berdampak pada kesimpulan.
Kesimpulan-kesimpulan. Harus dibatasi pada hal-hal yang dipertanyakan dan yang
ditunjang oleh data penelitian dan pada hal-hal di mana data hasil penelitian
dapat menjadi dasar yang cukup, interpretasi data dan pembahasan. Jangan
tergoda untuk memperluas dasar-dasar penarikan kesimpulan dengan memasukkan
pengalaman-pengalaman pribadi yang berada di luar cakupan data penelitian yang
dikumpulkan karena tindakan tersebut akan mengurangi objektivitas penelitian
atau membuat kesimpulan lain yang tidak ada kaitan nya langsung dengan masalah
dan pertanyaan penelitian.
8. Laporkan Hasil
Setelah menginterpretasi dan membahas hasil, tibalah
ke langkah terakhir dalam proses penelitian ialah pelaporan hasil. Kita
sekarang siap untuk membuat satu laporan tentang penelitian peneliti. Menulis
laporan penelitian harus mengikuti aturan tertentu sebagaimana ditentukan oleh American
psychological Association (ASA) atau American sociological Association
(ASA) atau oleh institusi dimana dilakukan penelitian. Jika hasil penelitian
kita adalah andal dan cukup penting, kita mungkin ingin mempublikasikannya.
Konsekuensinya harus memenuhi standar untuk satu karya tulis formal untuk
dipublikasi untuk jurnal, misalnya. Mungkin juga kita memutuskan penyajian
peper peneliti pada suatu pertemuan ilmiah.
Tahap-tahap penelitian tersebut dikelompokkan menjadi
tiga tahap atau tingkat: tahap logika atau teoretik (theoretical phase),
tahap Empirik (The empirical phase) dan tahap interpretatif (the
interpretative phase). Kadang-kadang dibedakan menjadi tahap deduktif dan
induktif atau tahap mengembangkan atau menemukan gagasan (Discovery) dan
dapat menentukan ketidakbenaran gagasan atau falsifikasi (falsification)
tahap atau tingkat teoritik meliputi merumuskan masalah serta membangun
kerangka teoritik dan merumuskan hipotesis. Tahap empirik mengarahkan ide-ide
teoretik untuk fakta-fakta tertentu yang meliputi desain penelitian,
mengumpulkan dan menganalisis data. Tahap teoritik dan empirik disusun dalam
suatu rencana atau proposal penelitian. Akhirnya, tahap interpretatif peneliti
membandingkan fakta fakta dan teori dan Mencoba memahami signifikansinya secara
lebih luas. Ini merupakan tahap-tahap falsifikasi untuk menguji ketidakbenaran
gagasan berdasarkan fakta empiris. Tahap ini meliputi interpretasi dan
pembahasan dan pembuatan kesimpulan dan menginformasikan kepada orang lain.
Tahap teoretik, tahap empirik dan tahap interpretatif disusun dalam satu
laporan penelitian.
Tahap-tahap penelitian seperti dalam bagan adalah oversimplified,
di mana jika tahap satu selesai baru kemudian melangkah ke tahap dua, dan seterusnya.
Sebab urutan dalam proses penelitian bukanlah dalam suatu bentuk garis linear
tetap dimana tiap tahap dilakukan. Setelah tahap yang mendahuluinya selesai
dilakukan urutan dalam tahap-tahap penelitian saling berkaitan satu sama lain
seperti suatu mata rantai. Saat melakukan satu tahap, peneliti harus
memperhatikan tahap sebelumnya atau yang didahului nya dan juga tahap
kemudiannya atau yang mendahuluinya, sehingga bisa terjadi pembelokan, loncatan
atau pengulangan.
Tahap-tahap dalam penelitian sebagai proses secara
konseptual tersusun dalam urutan yang teratur, dimana tahap yang satu menjadi
landasan bagi tahap berikutnya. Tetapi dalam praktik sering terjadi
lompatan-lompatan. Hubungan antara tahap yang satu dengan tahap yang lainnya
tidak terikat secara statis melainkan bersifat dinamis dengan proses pengkajian
ilmiah yang tidak semata-mata mengandalkan penalaran melainkan juga imajinasi
dan kreativitas. Sering terjadi bahwa langkah yang satu bukan saja merupakan landasan
bagi tahap yang berikutnya namun sekaligus juga merupakan landasan koreksi bagi
langkah lainnya. Neuman mengakui: "Research is more of an Interactive
proses in which statement in to each other. A letter step may stimulate
reconsideration of the provision one. The process is not strictly linear; it
may flow in several directions before reacing an end... It is an ongoing
process, and the end of one study often stimulates ne thinking and fresh
research questions".
Oleh karena itu proses atau tahap-tahap penelitian
merupakan a system of interdependent related stages. Artinya, tiap
tahap tergantung satu sama lain, sehingga proses penelitian sangat baik di
peneliti yang bukan saja sebagai satu lingkaran, bahkan juga sebagai "semua
saluran" sebagai contoh, setelah tahap interpretasi hasil selesai
semestinya peneliti dapat mengakhiri penelitiannya. Dalam praktik proses
penelitian itu sendiri tidak berarti selesai pada tahap ini. Ada kemungkinan
bila penelitian yang dilakukan tidak membawa hasil sebagaimana diharapkan, maka
peneliti perlu melakukan revisi hipotesisnya. Mungkin hipotesis sudah benar
tetapi kesalahan terdapat dalam tahap lain, misalnya kesalahan menentukan
sampel, pengukuran atau ketidaktepatan analisis data, maka dalam hal ini
peneliti harus mengulang proses penelitian.
Keistimewaan karakteristik dari proses penelitian
adalah cyclic nature. Proses penelitian biasanya mulai dengan satu
masalah dan berakhir dalam satu generalisasi empiris tentatif. Generalisasi
mengakhiri satu siklus adalah permulaan dari siklus berikutnya. Kemudian proses
penelitian juga self-correcting. Generalisasi tentatif terhadap masalah
penelitian diuji secara logis dan secara empirik. Jika generalisasi ini
ditolak, sesuatu yang baru diformulasi dan diuji. Dalam proses preformulasi
semua kegiatan penelitian dievaluasi kembali sebab penolakan satu generalisasi
tentatif mungkin bukan karena tidak valid tetapi karena error dalam
pelaksanaan kegiatan-kegiatan penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Silalahi, DR. Ulber. 2015. Metode Penelitian Sosial Kuantitatif.
Bandung : PT. Refika Aditama
Bandur, Agustinus. 2016. Penelitian Kualitatif : Metodologi, Desain, Dan
Teknik Analisis Data Dengan NVIVO 11 Plus. Jakarta : Mitra Wacana Media
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung
: Alfabeta