MANAJEMEN
INDUSTRI
A.
DEFINISI MANAJEMEN INDUSTRI
Manajemen
industry, atau biasa disebut Manajemen Operasi, berkaitan dengan berbagai
kegiatan produksi barang dan jasa. Selama beberapa decade, ketika bidang
operasi lebih banyak berhubungan dengan manufaktur, Manajemen Operasi disebut
Manajemen Produksi. Istilah tersebut kemudian diperluas menjadi Manajemen
Produksi dan Operasi. Ketika terjadi pergeseran minat, dari bidang manufaktur
menjadi bidang jasa, seperti yang terjadi di Amerika, maka bidang perasi
tersebut diistilahkan sebagai Manajemen Operasi. Manajemen industry berusaha
mempelajari manajemen kuantitatif yang terlibat, baik dalam pengelolaan
industry jasa maupun manufaktur. Dari penjelasan sebelumnya kita dapat
mendefinisikan manajemen operasi sebagai kajian pengambilan keputusan dari
suatu fungsi operasi. Adapun tanggung jawab dari manajer operasi adalah
menghasilkan barang dan jasa sesuai fungsinya, mengambil keputusan mengenai
suatu fungsi operasi, dan sistem transformasi yang digunakan.
Dari
definisi tersebut, ada 3 hal yang mendapat perhatian, yaitu :
1. Fungsi
Di dalam suatu organisasi,
manajer operasi bertanggung jawab untuk mengelola departemen atau organisasi
yang menghasilkan barang atau jasa yang menyangkut koordinasi dan pelaksanaan fungsi
operasi. Selain itu, tanggung jawab manajer operasi juga menyangkut perancanaan
strategis, penentuan kebijaksanaan, penganggaran, koordinasi dengan manajer –
manajer lainnya.
2. System
Gambaran system tidak hanya
menjadi dasar dalam pendefinisian jasa dan manufaktur sebagai system
transformasi, tetapi juga menjadi dasar yang kuat untuk rancangan dan analisis
operasi. Si`stem operasi juga memberikan wawasan untuk rancangan dan manajemen
system yang produktif pada bidang fungsional di luar fungsi operasi.
3. Keputusan
Pada akhirnya definisi di
atas mengacu pada pengambilan keputusan sebagai elemen penting dari manajemen
operasi. Karena semua manajer mengambil keputusan, maka sudah selayaknya mereka
memusatkan perhatian pada pengambilan keputusan sebagai tema pokok operasi.
Focus keputusan ini memberikan dasar untuk membagi operasi berdasarkan bentuk
utama manajemen operasi, yaitu proses, kapasitas, sediaan, tenaga kerja, dan
mutu.
Pokok
bahasan manajemen sangat luas sehingga perlu adanya pembatasan agar fokus pada
masalah yang akan dipelajari. Beberapa tokoh di bidang manajemen memberikan
batasan - batasan dalam bidang manajemen, diantaranya adalah:
1. John D Millet
Menurut John D Millet,
manajemen adalah suatu proses pengarahan dan pemberian fasilitas kerja kepada
orang yang diorganisasikan dalam kelompok formal untuk mencapai tujuan. Inti
manajemen berada pada proses pengarahan atau actuating dan leading terhadap
sumber daya organisasi agar mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
2. James A.F. Stoner dan Charles
Wankel
Berbeda dengan John, Stoner
dan Wankel memberikan batasan manajemen adalah proses perencanaan,
pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dan
penggunaan seluruh sumber daya organisasi lainnya demi tercapai tujuan
organisasi.
3. Paul Hersey dan Kenneth H.
Blanchard
Paul dan Blanchard
membatasi manajemen sebagai suatu usaha yang dilakukan dengan dan bersama
individu atau kelompok untuk mencapai tujuan organisasi.
B.
SEJARAH MANAJEMEN OPERASI INDUSTRI
Ada
tujuh bidang/momen yang memberikan sumbangan besar dalam manajemen operasi,
yaitu sebagai berikut :
a. Revolusi industry
Revolusi ini berupa
pengaplikasian tenaga mesin untuk mengantikan tenaga manusia. Hal ini dimulai
sejak terciptanya mesin uap buatan James Watt (1764), dilanjutkan mesin
berbahan bakar mesin dan listrik (1800) dengan konsep produksi massalnya, dan
sampai pada era otomatisasi manufaktur dengan perhatian pada alam (green
technologi) dan terjadi pergeseran ke industry jasa (1960).
b. Spesialisasi tenaga kerja
Konsep spesialisasi kerja
ini dikembangkan secara ilmiah pertama kalinya oleh Adam Smith (1776) di mana
disimpulkan bahwa spesialisasi kerja dapat meningkatkan produktivitas
dikarenakan tiga hal yaitu peningkatan keterampilan pekerja, terhindarnya
kehilangan waktu karena pertukaran pekerjaan antar-pekerja, dan adanya
penambahan alat – alat dan mesin yang memudahkan pekerjaan. Berikutnya, Charles
Babbage (1832) menyimpulkan bahwa spesialisasi kerja tidak hanya meningkatkan
produktivitas saja, tetapi juga memungkinkan untuk tingkat upah berdasarkan
keahlian khusus. Meskipun demikian, konsep spesialisasi tenaga kerja saat ini
sedang dinilai kembali karena ternyata mengakibatkan beberapa efek nagatif,
seperti munculnya kebosanan pada pekerja yang pada akhirnya menurunkan
prestasi.
c. Manajemen ilmiah
Manajemen ilmiah dapat
digunakan untuk menentukan metode terbaik dalam melakukan kerja dengan cara
mengamati metode kerja yang dilakukan saat ini, mengembangkan metode yang baru
dengan melakukan analisis dan pengukuran kerja secara ilmiah, dan menerapkan
metode terbaru dengan mendapatkan umpan balik yang diperoleh dari pekerja
terhadap metode baru.
d. Metode kuantitatif
Konsep ini menggunakan
model matematis dalam menyelesaikan model – model keputusan dalam manajemen,
seperti model jumlah pemesanan ekonomis (EOQ) untuk keputusan menentukan
persediaan bahan, model pengendalian kualitas statistic dan berlanjut dengan
model – model simulasi computer.
e. Teori motivasi
Elton Mayo (1930)
menyatakan bahwa motivasi kerja merupakan elemen terpenting dalam peningkatan
produktivitas . teori motivasi ini mengarahkan kita pada penekanan aspek
nonteknis dari rancangan kerja seperti pengayaan pekerjaan untuk memanusiawikan
pekerjaan dan menghindarkan kebosanan.
f. Standarisasi ukuran.
Konsep ini berangkat dari
pemikiran akan pentingnya pembuatan ukuran yang standar untuk bagian – bagian
dari produk.
g. Komputerisasi
Computer telah digunkan
secara luas untuk otomatisasi operasi jasa maupun manufaktur. Ketujuh bidang
konsep di atas telah membantu meningkatkan efektivitas dari manajemen operasi
modern hingga berkembang sedemikian canggih saat ini. Program – program yang
dulu manual sekarang telah terkomputerisasi sehingga sangat mampu mempercepat
pengambilan keputusan, penyelesaian operasi, serta pengendaliannya.
C.
FUNGSI MANAJEMEN
Seperti
telah dijelaskan pada ilustrasi di atas bahwa semua organiasi untuk dapat
bekerja secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuannya diperlukan
manajemen yang baik. Jika organisasi bekerja tanpa manajemen yang baik tentu
akan mengalami kesulitan dan hambatan yang berat dalam usaha mencapai tujuannya
bahkan bisa berakibat fatal tidak dapat mencapai tujuan yang diiginkan.Manjemen
diperlukan dalam organisasi untuk :
· * Mencapai tujuan
Tujuan organisasi akan
tercapai dengan baik jika manajemen diterapkan dengan baik dengan meminimasi
trial and erroratau coba-coba. Melalui ilmu dan seni, sumber daya yang ada
dapat dioptimalkan demi tercapainya tujuan organisasi secara efektif dan
efisien.
· * Menjaga keseimbangan
diantara tujuan-tujuan yang bertentangan.
Kadang dalam suatu
organisasi terdapat kepentingan, tujuan, sasaran dan kegiatan yang berbeda dari
para anggota dan pengurusnya. Hal ini akan menimbulkan benturan yang sangat
hebat. Dengan manajemen yang baik permasalahan ini dapat diseimbangkan sehingga
prioritas tujuan bersama dapat diutamakan.
· * Mencapai efisiensi dan
efektivitas.
Kinerja suatu organisasi
merupakan ukuran baik tidaknya suatu organisasi, salah satu cara untuk mengukur
kinerja suatu organisasi yaitu dengan peningkatan efisiensi dan efektivitas
kinerja
D.
JENIS KEPUTUSAN MANAJEMEN OPERASI
Ada
tiga jenis keputusan yang dibuat pada organisasi manufaktur yaitu sebagai
berikut :
1. Keputusan – keputusan
strategis, yaitu keputusan – keputusan yang mempunyai efek dalam jangka waktu
lama dan menjadi landasan bagi keseluruhan arah organisasi.
2. Keputusan – keputusan
taksis, yaitu yang bersifat jangka menengah
3. Keputusan – keputusan
operasional, yaitu bersifat jangka pendek
Dalam
melakukan keputusan – keputusan tersebut di atas dibutuhkan peran seorang
manajer. Peran manajer adalah melakukan aktivitas – aktivitas POSLeC, yaitu
Plan (perancanaan), Organizing (pengorganisasian), staffing (pengisian),
Leading (kepemimpinan), dan Controling (pengawasan). Manajemen pada semua
tingkatan dalam organisasi akan melakukan minimal empat aktivitas (POSC), baik
pada tingkat atas, menengah, maupun supervise. Meskipun keempat aktivitas
tersebut dilakukan oleh semua tingkatan, tetapi terdapat beberapa perbedaan
untuk masing – masing tingkat manajemen tersebut dalam intensitas aktivitasnya.
Perbedaan intensitas tersebut ditunjukkan pada tabel berikut ini.
Tingkatan manajemen
|
Aktivitas
|
|||
Perencanaan
|
pengorganisasian
|
Pengisian
|
pengendalian
|
|
Atas
|
Tinggi
|
Rendah
|
Rendah
|
Sedang
|
Menengah
|
Sedang
|
Tinggi
|
Sedang
|
Sedang
|
Bawah
|
Rendah
|
Rendah
|
Tinggi
|
Tinggi
|
Tugas
utama dari manajer dalam melakukan aktivitas POSC ini adalah mengatur aktivitas
dan mengatur orang. Mengatur aktivitas merupakan pekerjaan yang bersifat
teknis, seperti mengontrol persediaan, mesin, peralatan, informasi dan
sebagainya, sedangkan mengatur orang lain lebih merupakan seni. Mengatur orang
merupakan hal yang terpenting dalam kegiatan manajemen. Untuk memanajemen orang
membutuhkan seorang manajer yang memiliki ketrampilan kepemimpinan, motivasi,
komunikasi, pendelegasian, dan pendekatan (lobi). Dengan keterampilan –
keterampuilan tersebut maka komponen – komponen dalam organisasi akan dapat termotivasi
untuk berprestasi dan bekerja sama dengan meminimasi konflik interen.
DAFTAR PUSTAKA
Nasution,
Arman Hakim. Manajemen Industri. 2006. ANDI OFFSET : Yokyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar