MAJAS
A. Pengertian Majas
Majas ialah gaya bahasa dalam bentuk tulisan maupun lisan yang
dipergunakan dalam suatu karya sastra dengan tujuan untuk mewakili perasaan dan
pikiran penulis. Menurut Prof. Dr. H. G. Tarigan majas ialah cara mengungkapkan
pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian
penulis. Sedangkan menurut Goris Keraf, suatu majas dikatakan baik bila
mengandung tiga dasar, yaitu kejujuran, sopan-santun dan menarik. Majas juga
diartikan sebagai bahasa kias, bahasa yang dipakai untuk menciptakan suatu efek
tertentu. Majas nerupakan bentuk retoris yang penggunaanya untuk memunculkan
kesan imajinatif dari pendengar maupun pembaca.
Majas
adalah sebuah karya sastra yang memiliki nilai tinggi. Pengertian Majas adalah Gaya Bahasa dalam bentuk
tulisan maupun lisan yang dipakai dalam suatu karangan yang bertujuan untuk
mewakili perasaan dan pikiran si pengarang. Majas
adalah bahasa indah yang digunakan untuk mempercantik susunan kalimat yang
tujuan akhirnya ialah untuk memperoleh efek tertentu agar tercipta sebuah kesan
imajinatif bagi penyimak atau pendengarnya, baik secara lisan maupun tertulis.
Perihal istilah majas dalam pelajaran Bahasa Indonesia memang cukup banyak,
seperti yang terdapat dalam puisi, pantun, dan karya seni lainnya.
Selain
itu, ada pengertian lain yang menggambarkan tentang majas, yakni pemanfaatan
gaya bahasa untuk memperoleh nuansa tertentu sehingga menciptakan kesan kata
kata yang lebih imajinatif. Berbicara tentang contoh macam-macam
majas seperti, Metafora, Personifikasi, Hiperbola, Alegori dan lain-lain
adalah hal penting bagi Anda yang ingin mempelajari lebih jauh salah satu
materi dari mata pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah ini. Gaya bahasa
yang baik dan menarik tentunya akan membuat setiap pembacanya merasa tertarik. Jadi,
dalam membuat sebuah puisi ataupun cerita. salah satu hal utama yang menjadi
faktor penilaian pembaca adalah gaya bahasanya alias majas nya. Oleh karena itu
juga, kemampuan yang baik dalam berbahasa mutlak diperlukan bagi Anda yang
ingin mendalami dunia penulisan, entah itu novel, puisi, ataupun pantun. Jadi
perbanyaklah merangkai beragam susunan bahasa dalam pikiran dan tulisan Anda di
buku setiap harinya supaya otak Anda semakin terlatih untuk membuat majas
dengan gaya yang menarik. Sesuai dengan
tema pada kesempatan kali ini, berikut Espilen Blog sampaikan contoh majas, dan
macam-macamnya beserta pengertiannya.
B.
Macam-Macam
Majas
1.
Majas Perbandingan
Majas
Perbandingan ialah kata-kata berkias yang menyatakan perbandingan untuk
meningkatkan kesan dan pengaruhnya terhadap pendengar atau pembaca”. Ditinjau
dari cara pengambilan perbandingannya, Majas Perbandingan dibagi menjadi:
a)
Asosiasi atau Perumpamaan
Majas asosiasi atau perumpamaan
adalah perbandingan dua hal yang pada hakikatnya berbeda, tetapi sengaja
dianggap sama. Majas ini ditandai oleh penggunaan kata bagai, bagaikan,
seumpama, seperti, dan laksana. Contoh :
v Semangatnya
keras bagaikan baja,
v Bagaikan
harimau pulang kelaparan
v Mukanya
pucat bagai mayat,
v Seperti
menyulam di kain yang lapuk
v Wajahnya
kuning bersinar bagai bulan purnama
b) Metafora
Metafora adalah majas yang membandingkan dua hal secara langsung,
tetapi dalam bentuk yang singkat atau merupakan Gabungan dua hal yang berbeda
yang dapat membentuk suatu pengertian baru. Contoh:
v Engkau
belahan jantung hatiku sayangku. (sangat penting)
v Raja
siang keluar dari ufuk timur
v Jonathan
adalah bintang kelas dunia.
v Harta
karunku (sangat berharga)
v Dia
dianggap anak emas majikannya.
v Perpustakaan
adalah gudang ilmu.
v Perahu itu menggergaji ombak.
v Dewi
malam telah keluar dari balik awan (dewi malam = bulan)
c) Personifikasi
Personifikasi adalah majas yang
membandingkan benda-benda tak bernyawa seolah-olah mempunyai sifat seperti
manusia. Contoh:
v Badai
mengamuk dan merobohkan rumah penduduk.
v Ombak
berkejar-kejaran ke tepi pantai.
v Awan
menari-nari di angkasa, baru saja berjalan 8 km mobilnya sudah batuk –batuk
v Peluit
wasit menjerit panjang menandai akhir dari pertandingan tersebut.
d) Alegori
Alegori adalah Menyatakan dengan
cara lain, melalui kiasan atau penggambaran. Contoh:
v Cerita Kancil dengan Buaya
v Kancil dengan Burung Gagak.
v Perjalanan hidup manusia seperti sungai
yang mengalir menyusuri tebing-tebing, yang kadang-kadang sulit ditebak
kedalamannya, yang rela menerima segala sampah, dan yang pada akhirnya berhenti
ketika bertemu dengan laut.
v hidup
ini dibandingkan dengan perahu yang tengah berlayar di lautan (suami : nahkoda istri : juru mudi gelombang : cobaan dalam kehidupan tanah
seberang : cita-cita)
e) Simbolik
Simbolik adalah majas yang
melukiskan sesuatu dengan mempergunakan benda, binatang, atau tumbuhan sebagai
simbol atau lambang. Contoh:
v Ia
terkenal sebagai buaya darat.
v Rumah
itu hangus dilalap si jago merah.
v Bunglon,
lambang orang yang tak berpendirian
v Melati,
lambang kesucian
v
Teratai, lambang pengabdian
v
ia adalah seorang lintah darat
(lintah darat: pemeras, pemakan riba)
f) Metonimia
Metonimia adalah majas yang menggunakan ciri atau lebel dari sebuah benda
untuk menggantikan benda tersebut.Pengungkapan tersebut berupa penggunaan nama
untuk benda lain yang menjadi merek, ciri khas, atau atribut. Contoh:
v Di
kantongnya selalu terselib gudang garam. (maksudnya rokok gudang garam
v Setiap
pagi Ayah selalu menghirup kapal api. (maksudnya kopi kapal api)
v
Ayah pulang dari luar negeri naik
garuda (maksudnya pesawat)
v
Budi sedang menikmati gudang
garam di depan rumahnya(Rokok)
v
Ina meminta aqua pada
ibunya karena haus(air)
v
Budi setiap malam menggunakan
pepsodent(pasta gigi)
v
Kami pergi ke gunung
menggunakan kijang (mobil)
v
Ia sedang membuatkan ibu segelas
kapal api(kopi)
v
Ia kesini dengan menggunakan
honda(motor)
v
Ia tergesa gesa menuju pertamina(pom
bensin)
g)
Sinekdok
Sinekdok adalah majas yang
menyebutkan bagian untuk menggantikan benda secara keseluruhan atau sebaliknya.
Majas sinekdokhe terdiri atas dua bentuk berikut.
1) Pars
pro toto, yaitu menyebutkan sebagian untuk
keseluruhan. Contoh:
v Hingga
detik ini ia belum kelihatan batang hidungnya.
v Per
kepala mendapat Rp. 300.000.
2) Totem
pro parte, yaitu menyebutkan keseluruhan untuk sebagian.
Contoh:
v Dalam
pertandingan final bulu tangkis Rt.03 melawan Rt. 07.
v Indonesia
akan memilih idolanya malam nanti
h) Simile
Majas ini mengandung perbandingan
yang bersifat eksplisit. Yang dimaksud dengan perbandingan yang bersifat
eksplisit adalah langsung menyatakan sesuatu sama dengan hal yang lain. Untuk
itu, ia memerlukan upaya yang secara eksplisit menunjukkan kesamaan itu, yaitu
kata-kata: seperti, sama, sebagai, bagaikan, laksana, dan sebagainya. Contoh:
v Kau
umpama air aku bagai minyaknya,
v Mukanya
merah laksana kepiting rebus
v Kikirnya
seperti kepiting batu
v bagaikan
Qais dan Laila yang dimabuk cinta berkorban apa saja.
i) Majas
Alusio
Adalah majas yang mempergunakan peribahasa/kata-kata
yang artinya diketahui umum. Contoh; upacara itu mengingatkan aku pada
proklamasi kemerdekaan tahun 1945
j) Majas
Antonomasia
Adalah majas yang menyebutkan nama lain terhadap
seseorang yang berdasarkan cirri/sifat menonjol yang dimilikinya. Contoh:
v Si pincang
v Si jangkung
v Si kribo
k) Majas Eufimisme
Majas Eufimisme adalah majas perbandingsn yang melukiskan sesuatu dengan
kata-kata yang lebih lembut untuk meggantikan kata-kata lain untuk sopan santun
atau tabu bahasa (pantang). Contoh : Para
tuna karya perlu perhatin yang serius dari pemerintah-orang ini berubah akal
B. Majas Pertentangan
Majas Pertentangan adalah “Kata-kata berkias yang
menyatakan pertentangan dengan yang dimaksudkan sebenarnya oleh pembicara atau
penulis dengan maksud untuk memperhebat atau meningkatkan kesan dan pengaruhnya
kepada pembaca atau pendengar”. Jenis-jenis Majas Pertentangan
dibedakan menjadi berikut.
1) Antitesis
1) Antitesis
Antitesis
adalah majas yang mempergunakan pasangan kata yang berlawanan artinya. Contoh:
v Tua
muda, besar kecil, ikut meramaikan festival itu.
v Miskin
kaya, cantik buruk sama saja di mata Tuhan.
v Air susu
dibalas air tuba
v hidup
matinya manusia ada ditangan tuhan
2) Paradoks
Paradoks adalah majas yang
mengandung pertentangan antara pernyataan dan fakta yang ada. Contoh;
v Aku
merasa sendirian di tengah kota Jakarta yang ramai ini.
hatinya sunyi tinggal di kota jakarta yang ramai.
hatinya sunyi tinggal di kota jakarta yang ramai.
v Hatiku
merintih di tengah hingar bingar pesta yang sedang berlangsung ini
3) Hiperbola
Majas hiperbola adalah majas yang
berupa pernyataan berlebihan dari kenyataannya dengan maksud memberikan kesan
mendalam atau meminta perhatian. Contoh:
v Suaranya
menggelegar membelah angkasa.
v Ibu terkejut
setengah mati, ketika mendengar anaknya kecelakaan
v Tubuhnya
tinggal kulit pembalut tulang.
v harga
bensin membumbung tinggi-kakak membanting tulang demi menghidupi keluarganya.
4)
Litotes
Litotes adalah majas yang menyatakan sesuatu dengan cara yang berlawanan dari kenyataannya dengan mengecilkan atau menguranginya. Tujuannya untuk merendahkan diri. Contoh:
Litotes adalah majas yang menyatakan sesuatu dengan cara yang berlawanan dari kenyataannya dengan mengecilkan atau menguranginya. Tujuannya untuk merendahkan diri. Contoh:
v
Makanlah seadanya hanya dengan nasi
dan air putih saja.
v
Mampirlah ke gubuk saya
v
Mengapa kamu bertanya pada orang
yang bodoh seperti saya ini?
v
Perjuangan kami hanyalah setitik air
dalam samudera luas.
5) Kontradiksi Intermiris
Majas Kontradiksi Intermiris adalah
majas pertentangan yang meperlibatkan pertentangan dengan penjelasan semula. Contoh : semua murid kelas ini hadir,
kecuali Hasan yang sedang ikut olympiade
6) Okupasi
Majas Okupasi
adalah majas pertetangan yang melukiskan sesuatu dengan bantahan, tetapi
kemudian diberi penjelasan atau diakhiri dengan kesimpulan. Contoh :
merokok itu merusak kesehatan, tetapi si perokok tidak dapat menghentikan
kebiasaannya. Maka munculah pabrik-pabrik rokok karena untungnya banyak.
7) Oksimoron
Adalah Majas yang antar bagiannya
menyatakan sesuatu yang bertentangan. Contoh: Cinta membuatnya bahagia, tetapi
juga membuatnya menangis
8) Majas Kiasmus
Adalah Majas
yang berisi perulangan dan sekaligus mengandung inverse. Contoh : Mereka yang
kaya merasa miskin, dan yang miskin merasa kaya
9) Majas Antanaklasis
Adalah Majas
yang mengandung ulangan kata yang sama dengan makna yang berbeda. Contoh : Ibu
membawa buah tangan, yaitu buah apel merah
C. Majas Sindiran
Majas
Perbandingan ialah kata-kata berkias yang menyatakan sindiran untuk
meningkatkan kesan dan pengaruhnya terhadap pendengar atau pembaca”. Majas
sindirian dibagi menjadi:
1) Ironi
Ironi
adalah majas yang menyatakan hal yang bertentangan denganmaksud menyindir. Contoh:
v
Bagus sekali tulisanmu sampai tidak
dapat dibaca.
v Wah,
pemerintah kita yang sekarang sangat sukses ya. Mereka sukses dalam segala hal
termasuk menaikkan harga-harga dan menambah angka kemiskinan di Negara ini.”
v
Ini baru siswa teladan, setiap hari
pulang malam.
v
harum benar baumu sore ini!
v
“Suaramu saat bernyanyi sangat
merdu, seperti kaset kusut.”
v “Tubuhnya
indah, seperti jalanan yang nyaris tanpa lekukan.”
v “Indahnya
buku rapormu, dihiasi banyak angka berwarna merah yang memikat mata.”
v “Ini
masih pagi, baru jam 10. Kenapa kau sudah ada di kantor?”
v “Ia
seorang professor yang handal, saking pintarnya, aku sampai tidak mengerti satu
hal pun yang ia jelaskan di kelas tadi.”
v “Mukanya
cerah dan putih, sudah mirip mayat.”
v “Gaya
hidupmu royal sekali belanja sana sini, pasti tabunganmu penuh dengan digit
nominal uang ya.”
v “Makana
ini enak sekali, aku sampai eneg jadinya.”
v “Betismu
indah, seperti talas bogor.”
v “Rumahmu
bersih dan rapi sekali, sampai-sampai aku tak mendapatkan satu sudutpun untuk
duduk.”
v “Dia
itu cantik, persis seperti wajah pembantuku yang dungu itu.”
v “Duh
manisnya kopi ini, gula sedang mahal ya?”
v “Wajahmu
tampak berkarakter dengan make-up, aku sampai ngeri melihatnya.”
v “Kamu
ini siswa paling teladan, pulangnya malam terus!”
v “Tulisanmu
ini sangat bagus dan tidak ada duanya, mirip cakar ayam.”
2)
Sinisme
Sinisme adalah majas yang menyatakan sindiran secara langsung. Contoh :
Sinisme adalah majas yang menyatakan sindiran secara langsung. Contoh :
v Perkataanmu
tadi sangat menyebalkan, tidak pantas diucapkan oleh orang terpelajar
sepertimu.
v Muntah
aku melihat perangaimu yang tak pernah berubah!
v Lama-lama
aku bisa jadi gila melihat tingkah lakumu itu.
3)
Sarkasme
Sarkasme adalah majas sindiran yang paling kasar. Majas ini biasanya diucapkan oleh orang yang sedang marah. Contoh:
Sarkasme adalah majas sindiran yang paling kasar. Majas ini biasanya diucapkan oleh orang yang sedang marah. Contoh:
v Mau
muntah aku melihat wajahmu, pergi kamu!
v Dasar
kerbau dungu, kerja begini saja tidak becus!
v otakmu
memang otak udang!
D. Majas Penegasan
Majas
Perbandingan ialah kata-kata berkias yang menyatakan penegasan untuk
meningkatkan kesan dan pengaruhnya terhadap pendengar atau pembaca”. Majas
penegasan terdiri atas tujuh bentuk berikut.
1)
Pleonasme
Pleonasme adalah majas yang
menggunakan kata-kata secara berlebihan dengan maksud menegaskan arti suatu
kata. Contoh:
v Semua
siswa yang di atas agar segera turun ke bawah.
v Mari naik ke
atas agar dapat meliahat pemandangan
v Mereka
mendongak ke atas menyaksikan pertunjukan pesawat tempur.
2)
Repetisi
Repetisi adalah majas perulangan kata-kata sebagai penegasan. Contoh:
Repetisi adalah majas perulangan kata-kata sebagai penegasan. Contoh:
v Dialah
yang kutunggu, dialah yang kunanti, dialah yang kuharap.
v Selamat tinggal
pacarku, selamat tinggal kekasihku
v Marilah
kita sambut pahlawan kita, marilah kita sambut idola kita, marilah kita sambut
putra bangsa.
3)
Paralelisme
Paralelisme adalah majas perulangan yang biasanya ada di dalam puisi. Contoh:
Paralelisme adalah majas perulangan yang biasanya ada di dalam puisi. Contoh:
v
Cinta adalah pengertian
Cinta adalah kesetiaan
Cinta adalah rela berkorban
Cinta adalah kesetiaan
Cinta adalah rela berkorban
v
Hati ini biru
Hati
ini lagu
Hati
ini debu
4)
Tautologi
Tautologi adalah majas penegasan dengan mengulang beberapa kali sebuah kata dalam sebuah kalimat dengan maksud menegaskan. Kadang pengulangan itu menggunakan kata bersinonim. Contoh:
Tautologi adalah majas penegasan dengan mengulang beberapa kali sebuah kata dalam sebuah kalimat dengan maksud menegaskan. Kadang pengulangan itu menggunakan kata bersinonim. Contoh:
v Bukan, bukan, bukan itu maksudku. Aku
hanya ingin bertukar pikiran saja.
v Seharusnya sebagai sahabat kita hidup
rukun, akur, dan bersaudara.
v saya
khawatir dan was-was akan keselamatannya
5)
Klimaks
Klimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal berturutturut dan makin lama makin meningkat. Contoh:
Klimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal berturutturut dan makin lama makin meningkat. Contoh:
v Semua
orang dari anak-anak, remaja, hingga orang tua ikut antri minyak.
v Ketua
Rt, Rw, kepala desa, gubernur, bahkan presiden sekalipun tak berhak mencampuri
urusan pribadi seseorang.
v Kesengsaraan
membuahkan kesabaran, kesabaran pengalaman, dan pengalaman harapan.
6)
Antiklimaks
Antiklimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal berturutturut yang makin lama menurun.
Antiklimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal berturutturut yang makin lama menurun.
v Kepala sekolah, guru, dan siswa juga
hadir dalam acara syukuran itu.
v Para bupati,
para camat, dan para kepala desa
v
Ketua pengadilan negeri itu adalah
orang yang kaya, pendiam, dan tidak terkenal namanya.
v Di kota dan desa hingga pelosok kampung
semua orang merayakan HUT RI ke -62.
7)
Retorik
Retorik adalah majas yang berupa kalimat tanya namun tak memerlukan jawaban. Tujuannya memberikan penegasan, sindiran, atau menggugah. Contoh:
Retorik adalah majas yang berupa kalimat tanya namun tak memerlukan jawaban. Tujuannya memberikan penegasan, sindiran, atau menggugah. Contoh:
v Kata
siapa cita-cita bisa didapat cukup dengan sekolah formal saja?
v Apakah
ini orang yang selama ini kamu bangga-banggakan ?
v
mana mungkin orang mati hidup
kembali?
8)
Simetri
Majas Simetri adalah majas penegasan yang melukiskan sesuatu dengan
mempergunakan 1 kata, kelompok kata atau kalimat yang diikuti oleh kata,
kelompok kata atau kalimat yang seimbang artinya dengan yang pertama. Contoh: ayah diam serta tak suka
berkata-kata
9)
koreksio
Majas
Koreksio adalah gaya bahasa yang mula-mula menegaskan sesuatu, tetapi kemudian
memperbaikinya. Contoh
: Silakan pulang saudara-saudara, eh maaf, silakan makan.
10) asindeton
Majas
Asindeton adalah gaya bahasa yang menyebutkan secara berturut-turut tanpa
menggunakan kata penghubung agar perhatian pembaca beralih pada hal yang
disebutkan. Contoh
: Dan kesesakan, kesedihan, kesakitan, seribu derita detik-detik penghabisan
orang melepaskan nyawa.
11)
Interupsi
Adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata atau bagian
kalimat yang disisipkan di dalam kalimat pokok untuk lebih menjelaskan sesuatu
dalam kalimat. Contoh : Tiba-tiba ia-suami itu
direbut oleh perempuan lain.
12)
Aliterasi
Adalah majas yang memanfaatkan
kata-kata yang bunyi awalnya sama. Contoh:
v Inikah
indahnya impian?
v Apakah
akan akrab?
13)
Eufimisme
Adalah majas yang menyatakan sesuatu
dengan ungkapan yang lebih halus. Contoh:
v Untuk
mengatasi masalah keuangan, perusahaan itu merumahkan sebagaian karyawannya
(mem-PHK)
v Untuk
menjaga kestabilan ekonomi, pemerintah menetapkan kebijakan penyesuaian harga
BBM (Kenaikan harga)
14)
Silepsis dan
Zeugma
Adalah gaya bahasa dimana orang mempergunakan dua
konstruksi rapatan dengan menghubungkan sebuah kata dengan dua kata yang lain
sebenarnya hanya salah satunya mempunyai hubungan sebuah kata dengan dua kata
yang lain sebenarnya hanya salah satunya mempunyai hubungan dengan kata
pertama. Contoh :
Ia menundukkan kepala dan badannya untuk memberi hormat kepada kami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar