Kamis, 09 Juli 2015

Macam-macam majas

MAJAS

A.  Pengertian Majas
Majas ialah gaya bahasa dalam bentuk tulisan maupun lisan yang dipergunakan dalam suatu karya sastra dengan tujuan untuk mewakili perasaan dan pikiran penulis. Menurut Prof. Dr. H. G. Tarigan majas ialah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis. Sedangkan menurut Goris Keraf, suatu majas dikatakan baik bila mengandung tiga dasar, yaitu kejujuran, sopan-santun dan menarik. Majas juga diartikan sebagai bahasa kias, bahasa yang dipakai untuk menciptakan suatu efek tertentu. Majas nerupakan bentuk retoris yang penggunaanya untuk memunculkan kesan imajinatif dari pendengar maupun pembaca.
Majas adalah sebuah karya sastra yang memiliki nilai tinggi. Pengertian Majas adalah Gaya Bahasa dalam bentuk tulisan maupun lisan yang dipakai dalam suatu karangan yang bertujuan untuk mewakili perasaan dan pikiran si pengarang. Majas adalah bahasa indah yang digunakan untuk mempercantik susunan kalimat yang tujuan akhirnya ialah untuk memperoleh efek tertentu agar tercipta sebuah kesan imajinatif bagi penyimak atau pendengarnya, baik secara lisan maupun tertulis. Perihal istilah majas dalam pelajaran Bahasa Indonesia memang cukup banyak, seperti yang terdapat dalam puisi, pantun, dan karya seni lainnya.
Selain itu, ada pengertian lain yang menggambarkan tentang majas, yakni pemanfaatan gaya bahasa untuk memperoleh nuansa tertentu sehingga menciptakan kesan kata kata yang lebih imajinatif. Berbicara tentang contoh macam-macam majas seperti, Metafora, Personifikasi, Hiperbola, Alegori dan lain-lain adalah hal penting bagi Anda yang ingin mempelajari lebih jauh salah satu materi dari mata pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah ini. Gaya bahasa yang baik dan menarik tentunya akan membuat setiap pembacanya merasa tertarik. Jadi, dalam membuat sebuah puisi ataupun cerita. salah satu hal utama yang menjadi faktor penilaian pembaca adalah gaya bahasanya alias majas nya. Oleh karena itu juga, kemampuan yang baik dalam berbahasa mutlak diperlukan bagi Anda yang ingin mendalami dunia penulisan, entah itu novel, puisi, ataupun pantun. Jadi perbanyaklah merangkai beragam susunan bahasa dalam pikiran dan tulisan Anda di buku setiap harinya supaya otak Anda semakin terlatih untuk membuat majas dengan gaya yang menarik. Sesuai dengan tema pada kesempatan kali ini, berikut Espilen Blog sampaikan contoh majas, dan macam-macamnya beserta pengertiannya.

B.   Macam-Macam Majas
1.    Majas Perbandingan
Majas Perbandingan ialah kata-kata berkias yang menyatakan perbandingan untuk meningkatkan kesan dan pengaruhnya terhadap pendengar atau pembaca”. Ditinjau dari cara pengambilan perbandingannya, Majas Perbandingan dibagi menjadi:
a)   Asosiasi atau Perumpamaan
Majas asosiasi atau perumpamaan adalah perbandingan dua hal yang pada hakikatnya berbeda, tetapi sengaja dianggap sama. Majas ini ditandai oleh penggunaan kata bagai, bagaikan, seumpama, seperti, dan laksana. Contoh :
v Semangatnya keras bagaikan baja,
v Bagaikan harimau pulang kelaparan
v Mukanya pucat bagai mayat,
v Seperti menyulam di kain yang lapuk
v Wajahnya kuning bersinar bagai bulan purnama
b)   Metafora
Metafora adalah majas yang membandingkan dua hal secara langsung, tetapi dalam bentuk yang singkat atau merupakan Gabungan dua hal yang berbeda yang dapat membentuk suatu pengertian baru. Contoh:
v Engkau belahan jantung hatiku sayangku. (sangat penting)
v Raja siang keluar dari ufuk timur
v Jonathan adalah bintang kelas dunia.
v Harta karunku (sangat berharga)
v Dia dianggap anak emas majikannya.
v Perpustakaan adalah gudang ilmu.
v Perahu itu menggergaji ombak.
v Dewi malam telah keluar dari balik awan (dewi malam = bulan)
c)    Personifikasi
Personifikasi adalah majas yang membandingkan benda-benda tak bernyawa seolah-olah mempunyai sifat seperti manusia. Contoh:
v Badai mengamuk dan merobohkan rumah penduduk.
v Ombak berkejar-kejaran ke tepi pantai.
v Awan menari-nari di angkasa, baru saja berjalan 8 km mobilnya sudah batuk –batuk
v Peluit wasit menjerit panjang menandai akhir dari pertandingan tersebut.
d)   Alegori
Alegori adalah Menyatakan dengan cara lain, melalui kiasan atau penggambaran. Contoh:
v Cerita Kancil dengan Buaya
v Kancil dengan Burung Gagak.
v Perjalanan hidup manusia seperti sungai yang mengalir menyusuri tebing-tebing, yang kadang-kadang sulit ditebak kedalamannya, yang rela menerima segala sampah, dan yang pada akhirnya berhenti ketika bertemu dengan laut.
v hidup ini dibandingkan dengan perahu yang tengah berlayar di lautan (suami : nahkoda istri : juru mudi gelombang : cobaan dalam kehidupan tanah seberang : cita-cita)
e)    Simbolik
Simbolik adalah majas yang melukiskan sesuatu dengan mempergunakan benda, binatang, atau tumbuhan sebagai simbol atau lambang. Contoh:
v Ia terkenal sebagai buaya darat.
v Rumah itu hangus dilalap si jago merah.
v Bunglon, lambang orang yang tak berpendirian
v Melati, lambang kesucian
v Teratai, lambang pengabdian
v ia adalah seorang lintah darat (lintah darat: pemeras, pemakan riba)
f)     Metonimia
Metonimia adalah majas yang menggunakan ciri atau lebel dari sebuah benda untuk menggantikan benda tersebut.Pengungkapan tersebut berupa penggunaan nama untuk benda lain yang menjadi merek, ciri khas, atau atribut. Contoh:
v Di kantongnya selalu terselib gudang garam. (maksudnya rokok gudang garam
v Setiap pagi Ayah selalu menghirup kapal api. (maksudnya kopi kapal api)
v Ayah pulang dari luar negeri naik garuda (maksudnya pesawat)
v Budi sedang menikmati gudang garam di depan rumahnya(Rokok)
v Ina meminta aqua pada ibunya karena haus(air)
v Budi setiap malam menggunakan pepsodent(pasta gigi)
v Kami pergi ke gunung menggunakan kijang (mobil)
v Ia sedang membuatkan ibu segelas kapal api(kopi)
v Ia kesini dengan menggunakan honda(motor)
v Ia tergesa gesa menuju pertamina(pom bensin)
g)   Sinekdok
Sinekdok adalah majas yang menyebutkan bagian untuk menggantikan benda secara keseluruhan atau sebaliknya. Majas sinekdokhe terdiri atas dua bentuk berikut.
1)   Pars pro toto, yaitu menyebutkan sebagian untuk keseluruhan. Contoh:
v Hingga detik ini ia belum kelihatan batang hidungnya.
v Per kepala mendapat Rp. 300.000.
2)   Totem pro parte, yaitu menyebutkan keseluruhan untuk sebagian. Contoh:
v Dalam pertandingan final bulu tangkis Rt.03 melawan Rt. 07.
v Indonesia akan memilih idolanya malam nanti
h)   Simile
Majas ini mengandung perbandingan yang bersifat eksplisit. Yang dimaksud dengan perbandingan yang bersifat eksplisit adalah langsung menyatakan sesuatu sama dengan hal yang lain. Untuk itu, ia memerlukan upaya yang secara eksplisit menunjukkan kesamaan itu, yaitu kata-kata: seperti, sama, sebagai, bagaikan, laksana, dan sebagainya. Contoh:
v Kau umpama air aku bagai minyaknya,
v Mukanya merah laksana kepiting rebus
v Kikirnya seperti kepiting batu
v bagaikan Qais dan Laila yang dimabuk cinta berkorban apa saja.
i)     Majas Alusio
Adalah majas yang mempergunakan peribahasa/kata-kata yang artinya diketahui umum. Contoh; upacara itu mengingatkan aku pada proklamasi kemerdekaan tahun 1945
j)     Majas Antonomasia
Adalah majas yang menyebutkan nama lain terhadap seseorang yang berdasarkan cirri/sifat menonjol yang dimilikinya. Contoh:
v Si pincang
v Si jangkung
v Si kribo
k)   Majas Eufimisme
Majas Eufimisme adalah majas perbandingsn yang melukiskan sesuatu dengan kata-kata yang lebih lembut untuk meggantikan kata-kata lain untuk sopan santun atau tabu bahasa (pantang). Contoh : Para tuna karya perlu perhatin yang serius dari pemerintah-orang ini berubah akal

B. Majas Pertentangan 
Majas Pertentangan adalah “Kata-kata berkias yang menyatakan pertentangan dengan yang dimaksudkan sebenarnya oleh pembicara atau penulis dengan maksud untuk memperhebat atau meningkatkan kesan dan pengaruhnya kepada pembaca atau pendengar”. Jenis-jenis Majas Pertentangan dibedakan menjadi berikut.
1) Antitesis
Antitesis adalah majas yang mempergunakan pasangan kata yang berlawanan artinya. Contoh:
v Tua muda, besar kecil, ikut meramaikan festival itu.
v Miskin kaya, cantik buruk sama saja di mata Tuhan.
v Air susu dibalas air tuba
v hidup matinya manusia ada ditangan tuhan
2) Paradoks
Paradoks adalah majas yang mengandung pertentangan antara pernyataan dan fakta yang ada. Contoh;
v Aku merasa sendirian di tengah kota Jakarta yang ramai ini.
hatinya sunyi tinggal di kota jakarta yang ramai.
v Hatiku merintih di tengah hingar bingar pesta yang sedang berlangsung ini
3) Hiperbola
Majas hiperbola adalah majas yang berupa pernyataan berlebihan dari kenyataannya dengan maksud memberikan kesan mendalam atau meminta perhatian. Contoh:
v Suaranya menggelegar membelah angkasa.
v Ibu terkejut setengah mati, ketika mendengar anaknya kecelakaan
v Tubuhnya tinggal kulit pembalut tulang.
v harga bensin membumbung tinggi-kakak membanting tulang demi menghidupi keluarganya.
4) Litotes
Litotes adalah majas yang menyatakan sesuatu dengan cara yang berlawanan dari kenyataannya dengan mengecilkan atau menguranginya. Tujuannya untuk merendahkan diri. Contoh:
v Makanlah seadanya hanya dengan nasi dan air putih saja.
v Mampirlah ke gubuk saya
v Mengapa kamu bertanya pada orang yang bodoh seperti saya ini?
v Perjuangan kami hanyalah setitik air dalam samudera luas.
5) Kontradiksi Intermiris
Majas Kontradiksi Intermiris adalah majas pertentangan yang meperlibatkan pertentangan dengan penjelasan semula. Contoh : semua murid kelas ini hadir, kecuali Hasan yang sedang ikut olympiade
6) Okupasi
Majas Okupasi adalah majas pertetangan yang melukiskan sesuatu dengan bantahan, tetapi kemudian diberi penjelasan atau diakhiri dengan kesimpulan. Contoh : merokok itu merusak kesehatan, tetapi si perokok tidak dapat menghentikan kebiasaannya. Maka munculah pabrik-pabrik rokok karena untungnya banyak.
7) Oksimoron
Adalah Majas yang antar bagiannya menyatakan sesuatu yang bertentangan. Contoh: Cinta membuatnya bahagia, tetapi juga membuatnya menangis
8) Majas Kiasmus
Adalah Majas yang berisi perulangan dan sekaligus mengandung inverse. Contoh : Mereka yang kaya merasa miskin, dan yang miskin merasa kaya
9) Majas Antanaklasis
Adalah Majas yang mengandung ulangan kata yang sama dengan makna yang berbeda. Contoh : Ibu membawa buah tangan, yaitu buah apel merah

C. Majas Sindiran
Majas Perbandingan ialah kata-kata berkias yang menyatakan sindiran untuk meningkatkan kesan dan pengaruhnya terhadap pendengar atau pembaca”. Majas sindirian dibagi menjadi:
1) Ironi
Ironi adalah majas yang menyatakan hal yang bertentangan denganmaksud menyindir. Contoh:
v Bagus sekali tulisanmu sampai tidak dapat dibaca.
v Wah, pemerintah kita yang sekarang sangat sukses ya. Mereka sukses dalam segala hal termasuk menaikkan harga-harga dan menambah angka kemiskinan di Negara ini.”
v Ini baru siswa teladan, setiap hari pulang malam.
v harum benar baumu sore ini!
v “Suaramu saat bernyanyi sangat merdu, seperti kaset kusut.”
v “Tubuhnya indah, seperti jalanan yang nyaris tanpa lekukan.”
v “Indahnya buku rapormu, dihiasi banyak angka berwarna merah yang memikat mata.”
v “Ini masih pagi, baru jam 10. Kenapa kau sudah ada di kantor?”
v “Ia seorang professor yang handal, saking pintarnya, aku sampai tidak mengerti satu hal pun yang ia jelaskan di kelas tadi.”
v “Mukanya cerah dan putih, sudah mirip mayat.”
v “Gaya hidupmu royal sekali belanja sana sini, pasti tabunganmu penuh dengan digit nominal uang ya.”
v “Makana ini enak sekali, aku sampai eneg jadinya.”
v “Betismu indah, seperti talas bogor.”
v “Rumahmu bersih dan rapi sekali, sampai-sampai aku tak mendapatkan satu sudutpun untuk duduk.”
v “Dia itu cantik, persis seperti wajah pembantuku yang dungu itu.”
v “Duh manisnya kopi ini, gula sedang mahal ya?”
v “Wajahmu tampak berkarakter dengan make-up, aku sampai ngeri melihatnya.”
v “Kamu ini siswa paling teladan, pulangnya malam terus!”
v “Tulisanmu ini sangat bagus dan tidak ada duanya, mirip cakar ayam.”
2) Sinisme
Sinisme adalah majas yang menyatakan sindiran secara langsung. Contoh :
v Perkataanmu tadi sangat menyebalkan, tidak pantas diucapkan oleh orang terpelajar sepertimu.
v Muntah aku melihat perangaimu yang tak pernah berubah!
v Lama-lama aku bisa jadi gila melihat tingkah lakumu itu.
3) Sarkasme
Sarkasme adalah majas sindiran yang paling kasar. Majas ini biasanya diucapkan oleh orang yang sedang marah. Contoh:
v Mau muntah aku melihat wajahmu, pergi kamu!
v Dasar kerbau dungu, kerja begini saja tidak becus!
v otakmu memang otak udang!

D. Majas Penegasan
Majas Perbandingan ialah kata-kata berkias yang menyatakan penegasan untuk meningkatkan kesan dan pengaruhnya terhadap pendengar atau pembaca”. Majas penegasan terdiri atas tujuh bentuk berikut.
1)        Pleonasme
Pleonasme adalah majas yang menggunakan kata-kata secara berlebihan dengan maksud menegaskan arti suatu kata. Contoh:
v Semua siswa yang di atas agar segera turun ke bawah.
v Mari naik ke atas agar dapat meliahat pemandangan
v Mereka mendongak ke atas menyaksikan pertunjukan pesawat tempur.
2)        Repetisi
Repetisi adalah majas perulangan kata-kata sebagai penegasan. Contoh:
v Dialah yang kutunggu, dialah yang kunanti, dialah yang kuharap.
v Selamat tinggal pacarku, selamat tinggal kekasihku
v Marilah kita sambut pahlawan kita, marilah kita sambut idola kita, marilah kita sambut putra bangsa.
3)        Paralelisme
Paralelisme adalah majas perulangan yang biasanya ada di dalam puisi. Contoh:
v Cinta adalah pengertian
Cinta adalah kesetiaan
Cinta adalah rela berkorban
v Hati ini biru
Hati ini lagu
Hati ini debu
4)        Tautologi
Tautologi adalah majas penegasan dengan mengulang beberapa kali sebuah kata dalam sebuah kalimat dengan maksud menegaskan. Kadang pengulangan itu menggunakan kata bersinonim. Contoh:
v Bukan, bukan, bukan itu maksudku. Aku hanya ingin bertukar pikiran saja.
v Seharusnya sebagai sahabat kita hidup rukun, akur, dan bersaudara.
v saya khawatir dan was-was akan keselamatannya
5)        Klimaks
Klimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal berturutturut dan makin lama makin meningkat. Contoh:
v Semua orang dari anak-anak, remaja, hingga orang tua ikut antri minyak.
v Ketua Rt, Rw, kepala desa, gubernur, bahkan presiden sekalipun tak berhak mencampuri urusan pribadi seseorang.
v Kesengsaraan membuahkan kesabaran, kesabaran pengalaman, dan pengalaman harapan.
6)        Antiklimaks
Antiklimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal berturutturut yang makin lama menurun.
v Kepala sekolah, guru, dan siswa juga hadir dalam acara syukuran itu.
v Para bupati, para camat, dan para kepala desa
v Ketua pengadilan negeri itu adalah orang yang kaya, pendiam, dan tidak terkenal namanya.
v Di kota dan desa hingga pelosok kampung semua orang merayakan HUT RI ke -62.
7)        Retorik
Retorik adalah majas yang berupa kalimat tanya namun tak memerlukan jawaban. Tujuannya memberikan penegasan, sindiran, atau menggugah. Contoh:
v Kata siapa cita-cita bisa didapat cukup dengan sekolah formal saja?
v Apakah ini orang yang selama ini kamu bangga-banggakan ?
v mana mungkin orang mati hidup kembali?
8)        Simetri
Majas Simetri adalah majas penegasan yang melukiskan sesuatu dengan mempergunakan 1 kata, kelompok kata atau kalimat yang diikuti oleh kata, kelompok kata atau kalimat yang seimbang artinya dengan yang pertama. Contoh: ayah diam serta tak suka berkata-kata
9)        koreksio
Majas Koreksio adalah gaya bahasa yang mula-mula menegaskan sesuatu, tetapi kemudian memperbaikinya. Contoh : Silakan pulang saudara-saudara, eh maaf, silakan makan.
10)    asindeton
Majas Asindeton adalah gaya bahasa yang menyebutkan secara berturut-turut tanpa menggunakan kata penghubung agar perhatian pembaca beralih pada hal yang disebutkan. Contoh : Dan kesesakan, kesedihan, kesakitan, seribu derita detik-detik penghabisan orang melepaskan nyawa.
11)    Interupsi
Adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata atau bagian kalimat yang disisipkan di dalam kalimat pokok untuk lebih menjelaskan sesuatu dalam kalimat.  Contoh : Tiba-tiba ia-suami itu direbut oleh perempuan lain.
12)    Aliterasi
Adalah majas yang memanfaatkan kata-kata yang bunyi awalnya sama. Contoh:
v Inikah indahnya impian?
v Apakah akan akrab?
13)    Eufimisme
Adalah majas yang menyatakan sesuatu dengan ungkapan yang lebih halus. Contoh:
v Untuk mengatasi masalah keuangan, perusahaan itu merumahkan sebagaian karyawannya (mem-PHK)
v Untuk menjaga kestabilan ekonomi, pemerintah menetapkan kebijakan penyesuaian harga BBM (Kenaikan harga)
14)    Silepsis dan Zeugma
Adalah gaya bahasa dimana orang mempergunakan dua konstruksi rapatan dengan menghubungkan sebuah kata dengan dua kata yang lain sebenarnya hanya salah satunya mempunyai hubungan sebuah kata dengan dua kata yang lain sebenarnya hanya salah satunya mempunyai hubungan dengan kata pertama. Contoh : Ia menundukkan kepala dan badannya untuk memberi hormat kepada kami.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar